AUTHORITY OF INFLUENCE

AUTHORITY OF INFLUENCE 

Bacaan Setahun: 
Ul. 11-12, Ams. 4 

“Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi.” (Matius 28:18)

Kita tentunya sepakat bahwa orang yang memiliki kuasa atau otoritas pasti berpengaruh. Ayat pembuka dalam renungan hari ini jelas sekali Yesus berkata; “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Hal ini seharusnya sudah menegaskan dan membuktikan betapa sangat berpengaruhnya Yesus ketika Ia di dalam ‘kemanusiaan-Nya’ selama 33 tahun di muka bumi ini, dan juga di dalam ke-ALLAHan-Nya Ia melakukan banyak tanda-tanda heran dan ajaib, menjamah dan menjawab kebutuhan spiritual setiap pendosa yang berjumpa dengan-Nya, termasuk para murid-murid-Nya.

Kalau Yesus yang berkata seperti itu seharusnya sudah tidak ada lagi keraguan di dalam diri kita tentang DIA. Seharusnya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan mengenai identitas ke-Allahan-Nya. Mengapa? karena kuasa atau otoritas yang Yesus miliki sudah pasti berpengaruh besar di dalam kehidupan spiritual kita sebagai orang-orang percaya. Tidak ada pendosa yang bisa mengalami perubahan hidup bila ia belum mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus. Contoh yang paling riil adalah Zakheus si Pemungut Cukai. Hidup Zakheus berubah 180 derajat setelah ia mengalami perjumpaan dengan Yesus, yang mau singgah makan bersamasama dengan dia di rumahnya. Zakheus yang penuh perhitungan, yang suka merampas hak orang lain, yang kikir, yang angkuh, berubah menjadi Zakehus yang murah hati, dan juga rendah hati. Ia tidak malu mengakui dosa-dosanya, bahkan mengembalikan apa yang telah ia ‘curi’ dari hak orang-orang sebanyak 4 kali lipat. Luar biasa, bukan? Itulah yang dinamakan authority of influence (Lukas 19:1-10).

Apakah kuasa yang Tuhan sudah berikan kepada kita sebagai anak-anak Allah sudah berdampak bagi orang-orang yang ada di sekitar kita? Apakah ada jiwa-jiwa dimenangkan melalui kehidupan spiritual kita yang berotoritas? Tuhan memberi kita kuasa di dalam perkataan kita, di telapak tangan kita, di bawah kaki kita, apakah sudah kita implementasikan? Perkataan kita yang penuh kuasa memberi pengaruh bagi orang-orang yang mendengarkannya. Telapak tangan kita yang penuh kuasa mengempartasikan kesembuhan dan pemulihan jiwa bagi jiwa-jiwa yang kita doakan. Di mana kaki kita berpijak, roh-roh jahat dan penguasa teritorial gemetar karena kita berpijak di atas dasar yang teguh yaitu Firman Allah. Jadi, jangan heran bila sesuatu dapat terjadi, karena kuasa yang ada pada kita begitu berpengaruh. (LA)

Questions:
1. Bagaimana seharusnya kehidupan anak-anak Tuhan yang memiliki kuasa/otoritas yang berdampak?
2. Apa akibat yang dapat ditimbulkan bila sebagai warga Kerajaan kita memanifestasikan kuasa/otoritas yang diberikan Tuhan kepada kita dengan benar?
Values:
Bila seorang raja memiliki otoritas di dalam pemerintahan dan kerajaannya, maka demikian berlaku kepada anak-anak raja tersebut.

Kingdom’s Quotes:
Otoritas diberikan bukan untuk bertindak semena-mena, melainkan untuk memberi pengaruh dan keteladanan.