AWAN BERSUARA

AWAN BERSUARA 

Bacaan Setahun: 
Daniel 7-8 , 2 Tes. 2 

“Ketika Petrus masih bicara, sebuah awan yang terang menaungi mereka, dan lihat, ada suara dari dalam awan itu yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan. Dengarkanlah Dia.” Ketika murid-murid mendengar ini, mereka tersungkur dengan wajah sampai ke tanah dan sangat ketakutan. Namun, Yesus datang dan menyentuh mereka, kata-Nya, “Bangunlah dan jangan takut” (Matius 17:5-7)

Kisah transfigurasi dalam Kitab Matius adalah momen yang sangat istimewa dalam Kperjalanan Yesus dan para murid-Nya. Transfigurasi ini adalah saat ketika Yesus mengalami kemuliaan ilahi di hadapan tiga murid-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes.

Saat itu ketika Petrus masih berbicara, sebuah awan yang terang menaungi mereka. Awan ini bukan sembarang awan, tetapi awan kemuliaan Tuhan. Dalam sejarah Perjanjian Lama, kita sering melihat kemunculan awan kemuliaan sebagai tanda kehadiran dan keberadaan Tuhan. Sebagai contoh, ketika bangsa Israel dipimpin Tuhan di padang gurun, ada tiang awan kemuliaan yang menuntun mereka di siang hari. Saat Musa menerima Taurat di gunung Sinai, gunung itu diselimuti oleh awan kemuliaan. Dan kemah suci seringkali diselimuti oleh awan kemuliaan Tuhan.

Namun, dalam transfigurasi Yesus ini, awan kemuliaan memiliki makna yang lebih dahsyat. Selain menampilkan kemuliaan fisik, awan ini juga mengandung pesan ilahi. Suara dari dalam awan itu berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan. Dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5). Ini adalah suara Bapa surgawi yang mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Anak yang dikasihi dan satu-satunya yang layak untuk didengarkan.

Reaksi murid-murid terhadap pengalaman ini adalah campuran antara takjub, ketakutan, dan penghormatan. Mereka terpesona oleh kemuliaan Yesus yang terungkap di depan mata mereka. Namun, mereka juga sangat ketakutan karena mereka menyadari bahwa mereka berdiri di hadapan Pribadi yang ilahi dan suci. Mereka bahkan tersungkur dengan wajah sampai ke tanah.

Namun, Yesus datang dan menyentuh mereka. Dia memberikan kata-kata penguatan, “Bangunlah dan jangan takut.” Kata-kata ini menunjukkan kasih dan belas kasihan Yesus kepada mereka. Yesus memberikan mereka penghiburan dan keberanian untuk berdiri kembali.

Kisah transfigurasi ini mengingatkan kita akan kemuliaan dan keilahian Yesus. Ini adalah pengingat bahwa Yesus adalah Anak Allah yang memiliki kuasa atas alam semesta dan juga pengingat bahwa kita sebagai umat-Nya harus mendengarkan dan mengikuti-Nya. Suara Bapa dari dalam awan menyatakan hal ini dengan jelas.

Kita juga wajib menyuarakan kebenaran. Karena gereja menjadi representasi kemuliaan Tuhan di bumi, maka kita harus menyatakan Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Marilah kita bersatu dengan satu suara dalam menyatakan kebenaran ini kepada dunia, sehingga bumi ini dipenuhi dengan kemuliaan-Nya. (DH)

Questions:
1. Bagaimana pengalaman transfigurasi Yesus dan kemuliaan-Nya memengaruhi pemahaman kita tentang siapa Dia dan bagaimana kita harus merespons-Nya dalam kehidupan kita?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi para murid terhadap pengalaman transfigurasi, terutama dalam hal takjub dan ketakutan mereka?

Values:
Transfigurasi mengingatkan kita akan kemuliaan Kristus dan pentingnya mendengarkan-Nya dalam hidup kita.”

Kingdom’s Quotes:
Dalam ketakutan dan kekaguman kita akan kemuliaan Tuhan, kita menemukan keberanian dan penyertaan-Nya.