BABI DAN KACANG

BABI DAN KACANG 

Bacaan Setahun: 
1 Sam. 9-10 
Ams. 6 

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu”
(1 Korintus 15:33-34)

Suatu hari pendeta T.L Osborne, sedang menunggu kapal laut untuk bepergian ke luar negeri. Karena masih banyak waktu, maka ia berjalan di sekitar daerah pelabuhan. Kemudian ia melihat hal yang menarik, yaitu segerombolan babi berjalan mengikuti gembalanya. Ia heran karena tidak biasanya babi bisa berjalan teratur di belakang gembalanya. Karena penasaran ia melihat ke arah mana babi-babi itu berjalan. Ternyata babi-babi itu sedang berjalan ke arah sebuah pintu gerbang yang bertuliskan: RUMAH PEMBANTAIAN. Pendeta Osborne terheran-heran dan kasihan melihat babi-babi yang lucu itu dengan tertib masuk gerbang rumah pembantaian. Dengan sengaja pendeta Osborne menunggu gembalanya keluar. Ketika bertemu dengan gembalanya, pendeta Osborne bertanya rahasia kemampuannya menggiring babi yang pada dasarnya sukar diatur.

Lalu gembala babi ini mengungkapkan rahasianya, “Gampang sekali. Babi suka kacang. Pada waktu berjalan saya jatuhkan kacang segenggam demi segenggam dari tangan saya dan mereka mengikuti kacang sambil memakannya. Pada dasarnya mereka bukan ingin mengikuti saya. Mereka sangat ingin makan kacang sampai mereka tidak menyadari bahwa mereka berjalan masuk rumah pembantaian.”

Pendeta Osborne mendapatkan sebuah pemahaman melalui kejadian yang baru dilihatnya. Kacang yang disukai babi, ibarat perbuatan dosa atau kebiasaan buruk yang sangat disukai manusia dan iblis yang terus memberikan kacang-kacang kepada manusia yang ditipunya, sehingga tanpa sadar sedang digiring ke pintu neraka.

Melalui ilustrasi cerita tersebut, kiranya kita mendapatkan pelajaran supaya kita tidak terkecoh oleh kesenangan yang sebenarnya sedang membawa kita ke neraka. Cepat buang kebiasaan buruk yang lama! Kadang-kadang “keterikatan kecil” bisa membawa kita ke arah yang salah. Iblis dengan “kacangnya” ingin mencuri, membunuh, dan membinasakan kita. Jadi waspadalah jangan terpedaya seperti babi-babi yang lucu. Mereka hanya mengarahkan diri kepada “kesenangannya” yang sesaat, tetapi akhirnya membawa kepada kebinasaan selamanya. (DD)

Question:
1. Apakah Anda mendapat pelajaran yang baik dari cerita babi yang lucu di atas?
2. Apa yang seharusnya dilakukan supaya Anda tidak terpedaya dan menuju ke pintu pembantaian?

Values:
Mendisiplinkan diri dengan menyangkal diri dan memikul salib harus menjadi gaya hidup warga Kerajaan.

Kingdom Quote:
Yang membuat seorang terjatuh bukan pagar tembok, tapi kerikil kecil yang tak terlihat.