BERBAHAGIALAH JIKA JATUH DALAM PENCOBAAN

BERBAHAGIALAH JIKA JATUH DALAM PENCOBAAN 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 27 , Daniel 3-4 

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1: 2-4)

Menjadi bahagia adalah keputusan, kita berbahagia bukan karena keadaan tetapi karena keputusan. Namun, sangat ekstrim rasul Yakobus menyarankan bahwa justru ketika kita mengalami pencobaan seharusnya itu adalah alasan untuk kita berbahagia, karena itu adalah ujian iman kita. Dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari juga dituliskan justru dalam bermacam-macam cobaan, hendaklah kita merasa beruntung.

“Saudara-saudara, kalau kalian mengalami bermacam-macam cobaan, hendaklah kamu merasa beruntung. Karena kalau kalian tetap percaya, akibatnya kalian akan menjadi tabah. Ketabahan akan berkembang sampai kalian menjadi sungguh-sungguh sempurna serta tidak berkekurangan dalam hal apapun.” (Yakobus 1: 2-4)

Sekarang yang harus kita mengerti adalah mengapa dalam keadaan mengalami pencobaan kita harus merasa beruntung dan bahagia? Cara pandang yang bagaimana ini sebenarnya? Lalu, apa tujuan yang terpenting dari setiap kehidupan kita di dunia? Apakah hidup nyaman tanpa masalah dan tanpa penderitaan? Bukankah masalah dan penderitaan tak pernah bisa kita hindari walau kita sudah berusaha hidup benar dan bertanggung jawab? Lalu, apa sebenarnya tujuan hidup kita? Apa yang dimaksud supaya kita menjadi tabah dan berkembang menjadi sempurna dan tidak kekurangan dalam hal apapun?

“Selanjutnya, dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian, bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” (Ibrani 2: 9-10)

Digambarkan dalam kitab Ibrani, kita harus taat kepada bapak kita di dunia walaupun kita sering didisiplin karena kita tahu maksudnya adalah demi kebaikan kita, apalagi jika kita yang menerima ‘hajaran’ dari Bapa sorgawi. Karena Bapa sorgawi juga berharap kita memperoleh bagian dalam kekudusan-Nya. Jelas disini maksudnya adalah supaya semakin hari kita memiliki karakter sempurna seperti Kristus. Itulah tujuan sejati dari hidup kita. Jadi, Anda harusnya beruntung dan berbahagia, karena Tuhan mengijinkan pencobaan atau ujian justru kepada putra/putri yang dikasihi-Nya dengan tujuan yang jelas, yaitu mendidik kita untuk semakin sempurna dalam segala hal, serupa dengan karakter-Nya. Anda setuju? (DD)

Questions:
1. Mengapa saat pencobaan dan ujian datang kita diminta tetap berbahagia?
2. Apa maksud ujian diijinkan terjadi dalam hidup kita?

Values:
Warga Kerajaan dapat melihat rencana Sang Raja dalam setiap keadaan dalam hidupnya.

Kingdom’s Quotes:
Perubahan karakter terjadi saat seseorang dalam tekanan, bukan dalam keadaan nyaman dan aman.