BERHENTI SEJENAK

Bacaan Setahun: 
Neh. 1-2 
Kis. 16 
Mzm. 66 

BERHENTI SEJENAK 

“Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga.”Keluaran 34:21

Segala sesuatu ada waktunya masing-masing. Ada waktu sibuk ada juga waktu istirahat. Saya ingat ketika masih bersekolah, di antara dua atau tiga mata pelajaran yang diajarkan dalam satu hari, pasti ada jeda rehat yang disebut “istirahat”, durasinya hanya lima belas menit. Istirahat adalah waktu di mana siswa dan guru dapat beristirahat sejenak sebelum masuk pelajaran berikutnya. Saat kuliah juga pasti ada waktu-waktu sibuk ujian, ada waktunya libur panjang. Ada minggu-minggu normal, yang tidak ada tugas atau ujian, ada juga minggu-minggu sibuk yang selalu dipenuhi tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Begitu juga bagi yang sudah bekerja, para pedagang biasanya sibuk saat menjelang Lebaran atau Natal. Pegawai bank pastinya semakin banyak lembur ketika hampir tutup buku, biasanya pada akhir tahun. Saat itu jadwal serasa sangat padat, orang bekerja ekstra keras, akibatnya tidak sedikit yang mengabaikan kebutuhan untuk istirahat secukupnya. Bukan hanya waktu istirahat pribadi yang berkurang, kesempatan menikmati hari Sabat Tuhan juga dinomor- sekian-kan.
Pada jaman Alkitab, bangsa Israel hidup dalam budaya pertanian. Mereka juga mengenal musim normal dan musim sibuk. Masa yang paling sibuk tentu saja musim membajak dan musim menuai. Pada musim membajak, mereka harus memanfaatkan cuaca yang baik agar dapat menabur pada waktunya. Musim menuai adalah musim yang ditunggu-tunggu, mendatangkan sukacita, tetapi sekaligus masa bekerja keras. Apabila melewatkannya, berarti tuaian rusak dan sia-sialah jerih payah mereka. Namun Firman Tuhan memerintahkan mereka untuk tetap memelihara hari sabat, baik dalam musim membajak maupun musim menuai! Mereka didorong untuk lebih mengutamakan persekutuan dengan Tuhan daripada kesibukan kerja ataupun sukacita karena tuaian yang melimpah.
Pada masa normal, kita harus memiliki istirahat secara cukup dan teratur, demi kesehatan tubuh. Terlebih lagi pada masa sibuk, justru harus lebih memperhatikan waktu istirahat. Bukan hanya berhenti sejenak dalam arti jasmani, melainkan juga secara rohani, yaitu menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Dengan itu, kita menyadari kita tidak makan dari roti jasmani saja, tetapi juga dari Firman Tuhan. Istirahat menjadi masa pemulihan tenaga dan penyegaran jiwa. Hal itu sangat penting baik bagi tubuh maupun jiwa dan roh. Bagaimana dengan Anda? (JB)

Questions :
1. Menurut Anda seberapa seringkah kita harus beristirahat? Apakah bedanya dengan bermalas-malasan?Jelaskan!
2. Sudahkah Anda memiliki cukup waktu beristirahat?

Values :
Keadaan tubuh yang lelah justru akan mengakibatkan hasil pekerjaan tidak maksimal. Hal itu justru membuat hidup jadi tidak produktif.

Istirahat yang cukup membuat kita bekerja maksimal, namun terlalu banyak istirahat artinya pemalas.