BIJI YANG MANDUL

BIJI YANG MANDUL 

Bacaan Setahun: 
Hak. 3-4 , Mzm. 20 

“Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12:23-24)

Saat Yesus menceritakan bahwa sudah saatnya Ia akan ditangkap dan disalibkan, Ia mengatakan diri-Nya akan dimuliakan. Lalu Ia mengibaratkan diri-Nya sebagai benih gandum yang mati dan ditanam yang akan menghasilkan banyak buah. Yang menjadi pertanyaan adalah kalau Yesus adalah benih gandum yang mati dan ditanam, siapakah biji gandum yang banyak yang dihasilkan dari benih Yesus ini? Ya tentu saja para murid-Nya, dan juga murid dari para murid demikian seterusnya.

Nah kalau begitu apakah kita sebagai orang percaya termasuk murid dari para murid Yesus adalah bulir gandum yang banyak itu? Kalau iya, yang menjadi pertanyaan berikutnya apakah kualitas kita sama dengan kualitas benih gandum yang mula-mula? Kalau kualitas para murid, Alkitab mencatatnya memang mirip atau sama dengan Yesus, terutama dalam semangat mengabarkan berita Injil dan mengadakan mujizat. Demikian juga kualitas para murid dari para murid pertama, Alkitab dan sejarah Gereja mula-mula masih mencatat nama-nama, Timotius, Titus, Stefanus, Kornelius, Lidia, Tabita dan lain- lain. Yang menjadi bahan renungan kita hari ini sebagai orang percaya bisakah kita masih mempunyai DNA yang sama dengan benih mula-mula itu?

Teknologi pertanian hari ini mengenal teknologi untuk menciptakan bibit yang unggul. Seperti halnya jagung Hibrida. Jagung ini bijinya besar-besar dan padat. Jagung hibrida adalah hasil teknologi kawin silang. Namun ironisnya biji dari jagung hibrida tak mungkin bisa ditanam lagi. Petani harus beli bibit jagung hibrida yang telah dibuat secara industri, kalau mau menanam. Hal ini sama dengan ayam petelur, telur dari ayam petelur tak bisa ditetaskan. Karena ayam petelur adalah hasil dari rekayasa genetik

Apa yang hendak saya sampaikan adalah apakah Gereja Kristus dan jemaat-Nya hari ini hasil dari galurmurni benih Kristus yang mewarisi DNA Kristus? Atau hasil dari kawin silang? Atau rekayasa genetik, yang semua bisa direkayasa secara industri? Bukankah kalau demikian ini, buahnya kelihatan indah bahkan melebihi keindahan Kristus namun sebenarnya mandul?

Hari ini kita sebagai seorang yang menyebut diri murid Kristus perlu instropeksi apakah kita mempunyai DNA yang sama dengan Kristus yang seharusnya melahirkan murid kualitas Kristus atau kita sejenis dengan jagung hibrida, kelihatan berkualitas tetapi mandul, dan tak menghasilkan murid, tak menghasilkan buah yang banyak. Jangan-jangan fenomena maraknya ‘Mega Church’ dengan penekanan pengajaran kemakmurannya hanya berumur semusim, karena DNA-nya tidak mirip benih awal yaitu Kristus. Semoga kita tercerahkan dan bertobat untuk berbuah lebat, dengan buah sekualitas Kristus. Amin (DD)

Questions:
1. Siapakah yang diumpamakan biji gandum yang mati dan ditanam?
2. Benarkah kita adalah juga seumpama biji gandum? Lalu bagaimana seharusnya kualitas kita?
Values:
Sang Raja adalah benih gandum yang ditanam dan kita seharusnya benih gandum yang sekualitas sang raja.

Kingdom’s Quotes:
Setiap murid Kristus seharusnya sekualitas Kristus, bukan seperti jagung hibrida bagus dan indah namun tak bisa ditanam ulang, karena mandul.