BLIND SPOT
Bacaan Setahun:
Daniel 9-10, 2 Tes. 3
“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat. Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.” (Amsal 24:5, 6)
Semua petinju profesional memerlukan pelatih, bahkan petinju sehebat Muhammad Ali yang legendaris, yang menjadi juara dunia tinju kelas berat beberapa kali, mempunyai seorang pelatih hebat yang bertubuh mungil yaitu Angelo Dundee. Pelatih ini bukan hanya melatih saat sebelum bertanding tapi juga mendampingi di pinggir ring saat pertandingan, sambil terus berteriak memberikan aba-aba dan perintah, seolah-olah Muhammad Ali petinju yang baru bertinju kemarin sore. Saat jedah istirahat sambil memberi minum, Angelo Dundee menyemangati dan memberikan arahan bagaimana taktik yang harus dijalankan di ronde selanjutnya. Mengapa ini dilakukan?
Bukankah Angelo Dundee sendiri bukan apa-apa dan tak punya prestasi hebat dalam dunia petandingan tinju? Kita tahu bahwa setiap olahragawan butuh pelatih, bukan karena dia kurang hebat dibanding pelatihnya, namun karena setiap orang tidak pernah melihat dengan jelas semua hal, dibutuhkan seseorang yang bisa melihat ‘hal yang tak bisa dilihat’ oleh seseorang. Hal yang tak bisa dilihat ini disebut titik buta atau Blind Spot.
Secara umum dalam hidup, yang sering diibaratkan sebagai pertandingan, kita membutuhkan seorang teman yang bertindak seperti pelatih, yaitu orang-orang yang bisa menasihati kita tentang hal-hal yang adalah titik lemah kita. Bukan hanya menasihati, tetapi yang bisa menegur dan mengingatkan kita jika ada langkah kita yang salah arah karena ‘Blind Spot’. Sama halnya saat kita memarkirkan mobil pada area parkir yang sempit padahal mobil kita besar dan tak ada kamera mundurnya. Bantuan seorang juru parkir untuk memberi arahan sangatlah diperlukan.
Beberapa orang mungkin terlalu percaya diri, karena hidupnya yang berhasil dan berprestasi. Biasanya ini seorang pemimpin yang terlalu percaya diri sehingga merasa tidak perlu seorang yang bisa menasihati. Perlu diingatkan bahwa kekalahan seorang juara seringkali terjadi karena ia sombong, terlalu percaya diri sehingga meremehkan lawannya yang belum berpengalaman. Ketika ia tidak rendah hati, ia akan cenderung mengabaikan nasihat pelatihnya. Kekalahannya bukan karena ia lemah, tapi karena ia tak bisa menyadari ada celah ‘Blind Spot’ nya yang bisa dimanfaatkan lawan.
Kekuatan teknologi persenjataan dan keahlian Pertahanan Tentara Israel kemarin gagal mendeteksi serangan mendadak Tentara Hamas di hari Sabat, yang bersamaan juga saat orang Israel merayakan Hari Raya Turunnya Torah (Kitab Taurat). Bukti sekuat dan secanggih apapun teknologi tetap ada titik lemahnya, ada area Blind Spot. Kabarnya beberapa hari sebelumnya badan intelijen Mesir sudah memberi informasi kepada negara Israel tentang adanya serangan pasukan Hamas.
Kerendahan hati menerima kritikan, saran, dan teguran akan menyelamatkan kita dari arah jalan yang salah. Keberhasilan sempurna perlu saran dan kritik dari seorang teman. Dan dibutuhkan seorang pelatih atau teman baik yang walaupun ia itu bukan seorang yang hebat, namun ia bisa melihat area Blind Spot kita. Karena kita bukan manusia sempurna, maka ijinkan seseorang menolong kita melihat di area Blind Spot kita. Walau ibaratnya ia hanya berprofesi juru parkir ataupun hanya seorang Asisten Rumah Tangga Anda. (DD)
Questions:
1. Mengapa selalu ada Blind Spot yang tidak bisa kita lihat?
2. Pernahkah Anda mengalami masalah fatal garagara hal sepele di mana Anda lengah? Apa yang seharusnya Anda lakukan?
Values:
Kesempurnaan hanya milik Sang Raja, kita perlu seseorang yang bisa mengawasi dan memberi saran kepada kita.
Kingdom’s Quotes:
Kita memakai ilustrasi ‘Gajah kalah dengan semut’ untuk menggambarkan seberapa kuat seseorang, pasti ada kelemahan yang bisa mengalahkannya.