Boldness As A Disciples of Christ | Pdt. Thomas Tanudharma

Tiap orang tidak suka dikatakan sebagai penakut, sebaliknya orang merasa bangga jika disebut sebagai pemberani. Ada banyak motivasi yang membuat orang menjadi berani antara lain berani karena gengsi atau berani karena harga diri, lalu keberanian seperti apakah yang Tuhan mau di dalam diri kita? Keberanian adalah keyakinan yang disertai tindakan. Keberanian berbeda dengan nekad. Keberanian itu adalah iman yang disertai dengan perbuatan.

Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Perintah Tuhan Yesus di ayat ini sangat jelas yaitu, pergi! Artinya kita harus bergerak maju, karakter kita dibentuk makin serupa dengan Yesus dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Tuhan Yesus.

Mari kita akan belajar tentang keberanian yang harus dimiliki sebagai murid Yesus.

Keberanian untuk Menyangkal Diri Sendiri

Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 

Setiap orang yang mengaku sebagai murid Yesus maka dia harus, tidak boleh tidak, yaitu berani untuk mau belajar menyangkal dirinya sendiri. Secara naluri manusia selalu ingin menjadi “bos” tetapi ini bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Hidup kita adalah milik Kristus seperti tertulis dalam Galatia 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Bagaimana aplikasi menyangkal diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari?

Keberanian Mengalahkan Ego dengan Hidup dalam Perdamaian

Roma 12:17-18 “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Sebelum kita berdamai dengan diri kita sendiri, tidak mungkin kita bisa berdamai dengan orang lain. Mari undang Sang Raja Damai, Yesus Kristus dalam hidup kita.

Keberanian “Berkata Tidak” Atas Hal yang Dilarang Firman Tuhan

Kolose 3:5-6 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).” Jangan kompromi dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan! Berani berkata “Tidak” terhadap godaan dunia. Hiduplah dalam kebenaran.

Keberanian Utamakan Kepentingan Tuhan diatas Kepentingan Kita 

Filipi 3:7-8 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.

 

Keberanian untuk Memikul Salib Setiap Hari

Lukas 9:23  Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Luk 14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Jika kita hidup dalam kebenaran tetapi Tuhan ijinkan kita dalam masalah, inilah yang dimaksud memikul salib. Percayalah masalah ini akan membawa kita menjadi makin dewasa dalam Tuhan. Contoh tokoh di Alkitab yang berani memikul salib di dalam kitab Daniel 3:15-18   Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Keberanian untuk Mengikuti Yesus dengan Setia Sampai Akhir

Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

1 Pet. 2:21-23 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Jika kita diperlakukan tidak adil, percayalah Tuhan itu tetap adil. Dia adalah Hakim Yang Adil. Tetaplah setia sampai akhir!

Akhirnya saudara-saudara jadilah murid Tuhan Yesus yang setia sebab bersama dengan Tuhan masa depan kita penuh dengan pengharapan. (RJ)