BRINGING PEACE in THE FAMILY

BRINGING PEACE in THE FAMILY 

Bacaan Setahun:
Matius 20:17-34, Bilangan 15-16, Pengkhotbah. 9:13-10:20

Sungguh diberkati Allah orang yang berusaha mendatangkan damai! Dia itulah yang betul-betul berhikmat, dan hasil hikmat itu pasti terwujud dalam cara hidup yang benar.” (Yakobus 3:18 – TSI)

Keluarga merupakan tempat pertama di mana kita belajar tentang kasih, penerimaan, pengampunan, perdamaian, dan pemulihan. Keluarga yang hidup dalam kasih Kristus adalah keluarga yang layak kita teladani. Namun, iblis tidak tinggal diam. Ia berusaha mengacaukan keluarga yang hidup dalam kasih Kristus. Sesungguhnya, setiap keluarga tidak luput dari perbedaan pendapat yang dapat mengakibatkan konflik dalam keluarga, sesuatu yang sering kali tidak dapat dihindarkan. Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, keegoisan, atau masalah pribadi dapat merusak keharmonisan rumah tangga. Oleh sebab itu, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dalam keluarga agar kasih Kristus dinyatakan di dalamnya. Mari kita belajar tiga hal tentang Bringing Peace in The Family

Pertama, Usahakanlah Perdamaian. Perdamaian dalam keluarga tidak akan terjadi secara otomatis. Kita harus mengupayakannya dengan sikap sabar, rendah hati, serta kemauan untuk saling menerima dan mengampuni satu sama lain (Roma 14:19). Terkadang, mengalah bukan berarti kalah, tetapi menunjukkan kedewasaan rohani. Hanya orang yang sombong dan egois yang tidak mau mengalah serta memberi kesempatan kepada yang lain untuk berubah. Tuhan memberkati mereka yang memilih untuk membawa damai daripada memperbesar masalah. Orang yang mengusahakan perdamaian selalu berpikir panjang dan mengandalkan hikmat Tuhan agar perdamaian dapat terwujud dalam keluarga. Tanpa hikmat Tuhan, setiap usaha perdamaian akan gagal, dan percekcokan akan terus terjadi karena pasti ada banyak ketidakcocokan antara satu dengan yang lain.

Kedua, Selalu Andalkan Hikmat Tuhan. Setiap keluarga menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Setiap tantangan selalu membutuhkan jawaban khusus sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Itulah sebabnya kita perlu meminta hikmat Tuhan dalam menyikapi setiap situasi dan kondisi yang terjadi (Yakobus 1:5). Hikmat dari Tuhan menuntun kita untuk berbicara dengan lemah lembut, bertindak dengan kasih, dan mengambil keputusan yang membawa kedamaian, bukan perpecahan. Oleh sebab itu, marilah kita belajar untuk mendengar sebelum memberikan jawaban, sehingga setiap kata yang kita ucapkan penuh dengan kasih dan hikmat Tuhan dalam kelembutan.

Ketiga, Perdamaian dalam Keluarga Membawa Berkat. Ketika sebuah keluarga hidup dalam kasih, damai, dan sukacita, maka berkat Tuhan akan melimpah dalam rumah tangga tersebut (Mazmur 133:1-3). Anak-anak akan bertumbuh dalam kasih, pasangan suami istri akan semakin erat hubungannya, dan keluarga akan menjadi saksi bagi dunia tentang kasih Kristus. Perhatikanlah bahwa esensi Kerajaan Allah adalah KDS—Kebenaran, Damai Sejahtera, dan Sukacita (Roma 14:17). Orang yang hidup dalam kebenaran akan menikmati damai sejahtera, sehingga sukacita pun akan memenuhi kehidupannya.

Mari kita menjadi pembawa damai dalam keluarga kita, karena dalam perdamaian ada kasih Tuhan yang nyata! (DW)

Questions:
1. Mengapa iblis sangat berusaha menghancurkan kehidupan keluarga yang penuh kasih dan perdamaian?
2. Bagaimana cara kita memperlakukan setiap orang sehingga kita dapat hidup dalam kasih dan perdamaian?

Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau membawa suasana surga tinggal di dalam keluarganya.

Kingdom’s Quotes:
Esensi Kerajaan Allah adalah KDS, yaitu Kebenaran, Damai Sejahtera dan Sukacita dalam Roh Kudus.