BUDAYA MALU
Bacaan Setahun:
Ul. 24-26
Gal. 5
“Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung jatuh pada waktu Aku menghukum mereka, firman TUHAN” (Yeremia 6:15).
Apa yang di hati kita terpancar lewat pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Kumpulan pemikiran, perkataan dan perbuatan kita menghasilkan kebiasaan. Karakter adalah kumpulan kebiasaan yang kita lakukan setiap hari. Sedangkan budaya adalah kumpulan karakter. Setiap orang memang memiliki isi hati, pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, karakter dan budaya yang berbeda, namun perbedaan itu seharusnya tidaklah memisahkan kita melainkan menyatukan kita dalam membangun komunitas dan membangun bangsa. Salah satu budaya kehidupan yang harus kita kembangkan adalah budaya malu. Di beberapa negara, para pemimpin negara memiliki budaya malu saat mereka melakukan kesalahan. Mereka memilih mengundurkan diri. Tentu tidak semua orang harus mengundurkan diri sekalipun ia telah melakukan kesalahan apabila ia telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi dan akan bekerja dengan lebih baik lagi. Mari kita belajar budaya malu yang benar.
Yang pertama, jangan takut berkata, ‘saya salah’. Setiap orang tak luput dari kesalahan. Jika Anda tak ingin melakukan kesalahan, maka jangan lakukan apa-apa sehingga Anda tidak akan terlihat melakukan satu kesalahan pun. Namun itu pun sebenarnya juga merupakan kesalahan. Dalam pekerjaan kita sering berinteraksi dengan orang lain, terkadang perkataan dan sikap kita membuat orang lain tersinggung dan marah. Jika kita menyadari hal itu, jangan menunda untuk berkata, ‘maafkan saya salah dalam berkata dan bersikap’. Harga diri Anda tidak akan jatuh apabila Anda mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang lain. Yang terpenting adalah sesudah Anda melakukan kesalahan, Anda berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama lagi dan mau memperbaiki kesalahan Anda. Jadilah diri Anda sendiri seturut kehendak TUHAN dan kembangkan diri Anda semaksimal mungkin dalam tuntunan TUHAN setiap hari.
Yang kedua, hiduplah dalam kebenaran. Setelah kita melakukan kesalahan, janganlah hanyut dalam kesalahan, namun cepatlah sadar diri lalu menyesal dan bertobat, kemudian hiduplah dalam kebenaran. Jika kita hidup bergaul dengan Sang Kebenaran maka kita akan banyak menerima dan menikmati kebenaran dari Sang Kebenaran itu sendiri. Memiliki budaya malu tidaklah harus diakhiri dengan pengunduran diri dari pekerjaan yang sudah dipercayakan kepada kita. Memiliki budaya malu seharusnya adalah malu jika kita melakukan kesalahan dan mempermalukan TUHAN namun kita pura-pura tidak pernah melakukan kesalahan itu bahkan mencari kambing hitam kesalahan itu pada orang lain. Apakah Anda sudah mulai memahami arti budaya malu?(DW)
Questions:
1. Apakah arti budaya malu bagi Anda?
2. Mengapa kita harus cepat mengakui kesalahan kita dan segera bertobat dari kesalahan kita?
Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang memiliki tujuan hidup mempermuliakan Sang Raja.
Lebih baik malu sesaat di bumi daripada malu selamanya di kekekalan.