BUKAN ORANG YANG BERSERU: TUHAN TUHAN!

BUKAN ORANG YANG BERSERU: TUHAN TUHAN! 

Bacaan Setahun: 
Im. 8-10 , 2 Kor. 10 

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)

Hidup Kristen itu berat. Tuhan memperhadapkan para pengikut-Nya kepada fakta hidup Kristen yang berat. Harus Memilih jalan hidup yang sempit, bukan yang lebar dan populer, dan yang diinginkan banyak orang. Membangun di atas dasar batu karang ketaatan yang kokoh, bukan di atas sikap kerohanian yang santai. Berjaga-jaga bukan saja terhadap para pengajar sesat yang berbulu domba tapi bersifat srigala. Sikap gereja masa kini cenderung mementingkan jumlah dari pada mutu/kualitas, dan tidak segan mengorbankan prinsip firman Tuhan dengan cara duniawi.

Hukum Kristus menetapkan: bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Anugerah dan kemuliaan. Ini adalah jawaban atas pertanyaan dalam Mazmur 15:1, “Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?”

Di sini Kristus menunjukkan bahwa tidaklah cukup untuk sekadar berkata ”Tuhan, Tuhan”. Kita bisa mengakui Kristus sebagai Guru dengan kata-kata semata, berseru kepada-Nya, mengakui Dia dalam doa maupun ketika bercakap-cakap dengan sesama. Kita berkata, itu tepat, sebab memang Dialah Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13). Namun, apakah ini saja cukup untuk membawa kita ke sorga? Bahwa sepenggal basa-basi seperti ini akan diberi imbalan sebesar itu, atau bahwa Dia yang mengenal dan menghendaki hati akan bisa diperdaya dengan hal-hal lahiriah seperti ini? Namun jika kesan batiniah tidak sesuai dengan ungkapan lahiriah, kita tak lebih dari pada ”gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”.

Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melakukan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga. Sekalipun demikian, ini tak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Ketaatan pada kehendak Allah memang merupakan syarat yang tetap berlaku untuk keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam Kerajaan Allah.

Mana yang Anda pilih dalam menjalani kehidupan di dunia ini? Jalan sempit atau lebar? Melakukan kehendak Bapa atau tidak? Namun sesungguhnya ini bukan pilihan, sebab selain masing-masing mempunyai konsekuensi dalam kekekalan, melakukan apa yang Kristus ajarkan adalah satu-satunya batu karang yang teguh dan merupakan satu-satunya cara membangun fondasi yang akan menopang dan memampukan kita untuk tetap bertahan hingga akhir zaman. (AU)

Questions:
1. Apakah Anda menyadari pilihan Anda untuk hidup dalam kekekalan? Apa yang Anda lakukan?
2. Apakah Anda sudah mempersiapkan diri dengan pilihan Anda? Dengan cara bagaimana? Jelaskan!

Values:
Jadilah pelaku firman Tuhan yaitu melakukan kehendak Bapa, sekalipun hal itu sulit bagi manusia daging kita, tetapi itu akan memuaskan jiwa roh kita.

Kingdom’s Quotes:
Setiap orang memiliki pilihan! Pilihlah Kristus dan engkau akan selamat dalam kekekalan!