City Of God | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.

Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. (Mazmur 46:4-5).

Hidup ini adalah peperangan, dan hanya Dia yang mampu menghentikan peperangan dari ujung ke ujung bumi. Ada sebuah lagu yang dinyanyikan ketika menghadapi peperangan yaitu di dalam kitab Mazmur 46. Latar belakang dari kitab ini adalah ketika Kerajaan Yehuda dikepung oleh Kerajaan Asyur sebagai kerajaan yang super power pada saat itu. Kerajaan Israel yang terbagi dua, dimana kerajaan utara yang terdiri dari 10 suku sudah diluluh lantakkan oleh Asyur. Kemudian mereka mengepung Yerusalem sebagai ibukota kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan). Kerajaan Asyur mengirimkan utusan untuk mengintimidasi penduduk Yehuda dengan pesan untuk tidak lagi percaya kepada raja dan kepada Allah Israel, sebab tidak ada kuasa manapun yang mampu melepaskan mereka dari kuasa Sanherib raja Asyur sehingga penduduk Yehuda merasa terjepit dan ketakutan.

Kerajaan Asyur merupakan kerajaan yang sangat kejam. Ketika mereka menghancurkan Kerajaan Israel Utara, dengan kejam mereka memperkosa dan membunuh wanita dan anak-anak. Pria-pria dipenggal dan dijadikan budak sehingga kesepuluh suku tersebut tersebar ke seluruh dunia. Melihat kekejaman Asyur seluruh penduduk Yehuda merasa sangat ketakutan. Kerajaan Yehuda percaya kepada Allah Israel yang hidup. Mereka menaikkan Mazmur 46 ini sebagai kekuatan mereka. Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya bahwa Tuhan akan mengirim Sanherib ke negerinya dan membuat dia mati oleh pedang di negerinya sendiri. Dan malam itu Tuhan mengirimkan satu malaikat untuk menghabisi tentara Asyur sehingga Kerajaan Yehuda terluput.

Mereka percaya bahwa Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat terbukti. Mazmur ini di tulis oleh bani Korah. Jika kita membaca di dalam Bilangan 16 kita tahu bahwa Korah sebagai keturunan suku Lewi mengajak Datan dan Abiram dari keturunan suku Ruben untuk memberontak kepada Musa. Sehingga didalam Bilangan 26:10  kita melihat akhir hidup mereka dimana bumi membuka mulutnya dan menelan mereka bersama-sama dengan Korah, ketika kumpulan itu mati, ketika kedua ratus lima puluh orang itu dimakan api, sehingga mereka menjadi peringatan. Halmenarik di ayat yang ke-11 di katakan bahwa: Tetapi anak-anak Korah tidaklah mati.Anak-anak Korah  memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan ketika mereka melihat orang tua dan kumpulan orang yang memberontak kepada Tuhan mengalami hukuman. Bumi menelan mereka hidup-hidup. Roh yang sedang bekerjadi dunia ini adalah roh pemberontakan. Bani Korah berkata: “Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” (Mazmur 46:2-3)

Kunci kemenangan di dalam peperangan adalah kita tahu siapa Allah kita (Know your God), tahu siapa diri kita dihadapan Tuhan (Know Yourself) dan tahu siapa musuh kita (Know your enemy). Semuanya terlalu kecil jika dibandingkan dengan kuasa Tuhan. Tidak ada tempat teraman di dunia ini kecuali di kota Allah. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. (Mazmur 46:4-5).  Syarat untuk tinggal di Kota Allah adalah Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin. (Yesaya 33:15-16).

Kota Allah ada di dalam Kristus, yaitu Kerajaan Allah. Tidak semua orang tinggal dalam Kerajaan Allah.  Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. (Mazmur 46:6-7)  Sekalipun semuanya tergoncang supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Mari tinggal di Kota Allah ada aliran sungai Roh Kudus dimana hadiratNya membuat kita tidak lagi takut menghadapi hal-haldi luar kemampuan kita. Bukan seberapa besar masalah kita tetapi betapa besarnya Allah kita yang akan menolong kita menghadapi setiap masalah dan persoalan dalam hidup kita. Tuhan berfirman: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:10). Dialah TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.

Jika hari ini kita belum tinggal di kota Allah, mari datang kepada Yesus, terima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup kita serta bertobatlah dari cara hidupkita yang lama maka kita akan diangkat menjadi anak-anakNya dan kita tinggal di kota Allah. Hidup adalah pilihan. Pilihan ada di hadapan kita, Kristus atau Antikristus (The Christ or Antichrist), Firman Tuhan atau dunia (The Word or The World) dan kebenaran atau hak asasi (Righteousness or Human Rights). Amin. (RCH)