DALAM KELEMAHANLAH KUASA-KU MENJADI SEMPURNA

DALAM KELEMAHANLAH KUASA-KU MENJADI SEMPURNA 

Bacaan Setahun: 
Yes. 43-44 
Rm. 12 

“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9)

Prinsip Kerajaan Allah bertentangan dengan prinsip kerajaan dunia. Prinsip Kerajaan Allah identik dengan PROSES/SALIB, sedangkan prinsip kerajaan dunia identik dengan sukses. Mengapa dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah, kita tidak bisa lepas dari yang namanya proses atau salib? Karena Kristus telah lebih dulu menjadi teladan bagi kita. Jika DIA, Anak Allah, mau turun dari tahta kerajaan-Nya dan melepaskan hak-Nya sebagai anak Allah, mengambil rupa seorang hamba untuk menderita disalibkan maka kita pun haruslah demikian. Itulah sebabnya, Rasul Paulus bolak-balik menekankan bahwa ia terlebih suka di dalam penderitaan dan bermegah di dalam kelemahan karena melalui itu, ia bisa melihat kuasa salib Kristus memberinya anugerah untuk bertahan di dalamnya sehingga ia dapat bersaksi dan memuliakan Tuhan dengan cara itu.

Tidak ada salib yang tidak membawa kemuliaan. Salib membuat kita tidak bisa berhenti menceritakan bagaimana kuasa Tuhan dinyatakan. Salib membawa kemenangan di dalam kehidupan orang percaya yang mau memikulnya dengan kerelaan hati dan sukacita. Ingat, bagaimana Yesus di atas kayu salib saat ia berkata “Tetelestai?”. Langit menjadi gelap dan gempa bumi terjadi sehingga tabir bait suci terbelah dua. Pada saat yang bersamaan, tentara-tentara Romawi yang melihat hal itu menjadi takut dan percaya akan ke-Allah-an Yesus. Saya percaya, hal itu juga dialami oleh orang-orang yang ada di sekitar bukit Golgota. Luar biasa! Justru di dalam ‘kelemahan’ Kristus, yaitu salib yang tidak bisa DIA hindari, kuasa Allah menjadi sempurna dinyatakan dan membawa banyak orang menjadi percaya dan bertobat sungguh-sungguh. Bahkan, Rasul Paulus di dalam berbagai-bagai duka dan penderitaan, tak sedikit pun ia luput melihat bagaimana kuasa Tuhan sempurna dinyatakan dalam pelayanan kerasulannya. Dikatakan, ia disertai Roh Kudus dengan tanda-tanda heran dan ajaib. Di mana saja Rasul Paulus berada, ia tidak pernah menjadi beban jemaat yang ia layani. Justru sebaliknya, dia malah memberkati jemaat-jamaat yang ia kunjungi dalam pelayanannya.

Tuhan sangat mengasihi setiap kita. Kelemahan apa pun yang kita bawa saat datang pada-Nya, justru itulah bukti pengakuan iman kita bahwa tanpa Yesus kita bukanlah apa-apa dan siapa-siapa supaya hanya DIA-lah yang sempurna melalui kekuatan kuasa-Nya atas kita. (LA)

Questions:
1. Apa yang membedakan antara prinsip Kerajaan Allah dengan prinsip kerajaan dunia?
2. Dalam hal apakah Yesus menyatakan bahwa “di dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”?

Values:
Kelemahan bukanlah alasan untuk kita absen memanifestasikan pengakuan iman kita kepada-Nya. Justru ketika kita lemah dan bergantung sepenuhnya pada Kristus, kuasa-Nya bekerja di dalam kita.

Kingdom Quote:
Satu-satunya ‘kendaraan’ menuju kuasa Tuhan yang sempurna adalah salib Kristus.