DALAM WADAH YANG SEDERHANA
Bacaan Setahun:
Mzm. 119:1-88
“TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.” (Mazmur 116:6)
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah cerita menarik tentang kebijaksanaan. William adalah seorang penasihat kerajaan yang disegani karena kebijaksanaannya, raja sangat memperhatikan perkataan dan nasihatnya. Tetapi wajah buruk dan tubuhnya yang bongkok membuat putri raja iri dan bertanya sambil mengejek, “Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang buruk rupa dan bongkok?” William balik bertanya, “Apakah ayahmu mempunyai anggur?” “Semua orang tahu ayahku mempunyai anggur terbaik, pertanyaan bodoh macam apa itu,” putri raja menyahut sinis. Kemudian William bertanya, “Di mana ia meletakkannya?”, “Yang pasti di dalam bejana tanah liat,” jawab sang Putri.
Mendengar itu William tertawa. “Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat?” Mendengar itu putri raja berlalu dan meninggalkannya dengan rasa malu, ia segera memerintahkan pelayan-pelayannya memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana dari emas dan perak.
Suatu hari raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan, alangkah kagetnya ia karena anggur yang diminumnya rasanya sangat asam. Lalu dengan geram ia memanggil semua pelayan istana yang kemudian menceritakan bahwa anggur yang disuguhkan tadi berasal dari bejana emas dan perak atas instruksi putri raja sendiri, lalu raja menegur keras perilaku putrinya itu.
Putri raja berkata kepada William, “Mengapa engkau menipu aku, aku memindahkan semua anggur ke bejana emas tapi hasilnya semua anggur jadi terasa asam.” Dengan ringan William menjawab, “Sekarang engkau tahu mengapa Tuhan suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana”
Seringkali kebijaksanaan kita dapatkan dari orang yang kita pandang rendah, walaupun bukan berarti setiap orang berhikmat pasti berpenampilan seadanya. Maksud cerita ini adalah jangan pernah menilai orang lain rendah karena penampilan fisiknya. Justru dalam kesederhanaan kita bisa lebih peka mendengar dan merenungkan hikmat dibandingkan dengan hidup penuh hal-hal yang bisa mengganggu pemahaman hikmat. Kekayaan, posisi jabatan, dan keterkenalan mampu membuat seseorang kehilangan damai sejahtera dan kemampuan untuk memahami hikmat yang diberikan Tuhan. Seringkali kesombongan membuat kita tidak jelas dalam mendengar masukan orang lain, dan kehilangan kepekaan pada hikmat Tuhan. (JB)
Questions:
1. Apakah Anda adalah orang yang bijaksana dalam wadah yang sederhana?
2. Menurut Anda apakah bijaksana namun sombong disukai oleh Allah?
Values:
“Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.” Amsal 21:4
Kebijaksanaan dalam kesombongan hanya akan menurunkan nilai dari kebijaksanaan yang dimiliki.