DAMPAK MUJIZAT

Bacaan Setahun:
Yeh. 23-24
1 Tim. 2

DAMPAK MUJIZAT
“Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untukdisembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi la mengundurkan diri ketempat-tempat yang sunyi dan berdoa.”Lukas 5:15-16

Kita sering mendengar KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) kesembuhan rohani oleh hamba Tuhan yang tersohor dan diiklankan di media dengan kata-kata yang bombastis. “Hadirilah, banjirilah, datanglah berbondong-bondong”, dan seterusnya. Harapan dari KKR ini adalah menarik sebanyak mungkin orang mengalami mujizat Tuhan. Ketika mereka mengalami pemulihan jasmani secara mujizat diberharapkan mereka “bertobat” dan datang ke gereja. Pertanyaannya, benarkah dengan mengalami mujizat mereka akan bertobat? Mereka akan mengalami perubahan cara berpikir (metanoia)?
Mari kita melihat apa yang dialami murid-murid Yesus setelah melihat Yesus melakukan mujizat, apakah mereka mengalami “metanoia”-perubahan cara berpikir dari cara dunia ke cara berpikir Sorgawi, dari cara berpikir kedagingan ke cara berpikir rohani. Kalau kita baca di kitab Injil, kita bisa pelajari murid-murid Yesus justru tidak menjadi rohani ketika mereka melihat bagaimana Guru-Nya melakukan pelayanan dan banyak melakukan mujizat. Yang terjadi adalah mereka saling bersaing untuk siapa yang akan menjadi murid yang terbesar, siapa yang akan menjadi tangan kanan Yesus. “Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesustentang siapakah yang terbesar di antara mereka.” (Lu kas 6:46)
Bahkan ketika mereka masuk daerah Samaria dan orang Samaria menolak kehadiran mereka, mereka marah. Mereka ingin melakukan mujizat dengan menurunkan api dari langit untuk membinasakan orang Samaria. Betapa tidak rohaninya mereka. “Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Akan tetapi la berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.” (Lu kas 9:53 – 56)
Itu sebabnya gereja seharusnya tidak hanya mengajarkan mujizat tetapi juga mengajarkan perubahan cara berpikir dari cara berpikir duniawi ke cara berpikir rohani. Karena tujuan Kristus datang ke dunia adalah terjadi transformasi nilai Kerajaan Sorga di muka bumi. Jadi jangan sampai Anda sering mengalami pertolongan Tuhan secara ajaib (mujizat) namun karakter Anda semakin seperti dunia. Anda semakin bersifat duniawi dan bukan rohani. Anda mengerti? (DD)

Questions :
1. Apakah anda pernah mengalami mujizat dari Tuhan?
2. Benarkah mengalami mujizat menjadikan kita lebih “rohani”?

Values :
Syarat menjadi warga Kerajaan bukan mengalami mujizat dari Sang Raja, tetapi menjadikan Sang Raja pusat kehidupannya.

Mujizat terbesar bukan orang buta dapat melihat, tetapi orang yang kesadarannya berubah dari duniawi menjadi rohani.