DEMOKRASI ILAHI

DEMOKRASI ILAHI 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 14 ,Yer. 5-6, 1 Tes. 3 

“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sedangkan ayat dari Roma 11:36 juga menerangkan dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah, sehingga saya memberikan ibarat ayat Roma tersebut adalah “Demokrasi Illahi”.Kata “dari Allah“ menyatakan sumber pemberian. Kita harus menyadari semua berkat yang telah diberikan Allah kepada kita, bukan bersandar dari kekuatan atau kehebatan kita. Penyertaan dari Allah sepanjang hidup kita, berkat kesembuhan ketika kita sedang sakit, berkat penghiburan ketika kita sedang berduka, berkat pengampunan ketika kita sedang berdosa, semuanya diberikan “dari Allah” kepada kita.

Kata “oleh Allah“ menyatakan bahwa Allah yang melakukan. Banyak pekerjaan Allah yang akan kita temukan di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kisah Penciptaan alam semesta dimulai “oleh” Allah. Bahkan Allah juga pernah marah, kota Sodom dan Gomora dihancurkan “oleh“ Allah. Apa yang bisa dimulai oleh Allah juga bisa dihancurkan oleh-Nya. Sesuatu yang besar pun diberikan “oleh“ Allah kepada manusia ketika Dia mengutus putera-Nya Yesus Kristus untuk mati disalib demi menebus semua dosa manusia.

Kata “kepada Allah“ menyatakan tujuan. Kita yang sudah menerima kebaikan Allah, sepantasnya hormat dan tunduk kepada-Nya, dan jangan lupa bersyukur selalu kepada-Nya. Pakailah apa yang diberikan Allah kepada kita untuk melakukan kebaikan, barbagi dengan sesama untuk memberikan kemuliaan kepada Allah sepanjang hidup kita.

Jadi, Inti dari “Demokrasi Illahi” adalah semuanya terpusat kepada Allah. Segala yang kita lakukan di hidup ini adalah yang sesuai dengan kehendak Allah, hidup yang menyenangkan Allah Bapa kita, dan janganlah sedikitpun hidup kita menyimpang dari kehendak Allah Bapa kita. Kita sebagai anak pasti tidak ingin mengecewakan dan membuat sedih orang tua kita, dan ketika kita yang sudah menjadi orang tua, pasti ingin memberikan segala yang terbaik untuk anak kita. Sama seperti dengan hubungan kita dengan Allah Bapa kita. Allah Bapa kita adalah penyayang dan setia kepada kita, seperti yang tertulis: “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.” (Ulangan 4:31 TB ).

Jangan lupa untuk bersyukur setiap hari, setiap waktu kepada Allah, dengan mengucapkan “Terima Kasih Bapa“, itu sudah pasti akan menyentuh hati-Nya, karena Allah Bapa kita akan melihat bahwa kita sadar bahwa kita sudah menerima berkat dari-Nya dan tidak melupakan-Nya. (AS)

Questions:
1. Apakah kita sudah bersyukur setiap saat, setiap waktu kepada Allah?
2. Apakah kita sudah membawa hidup kita untuk hormat dan melakukan kehendak Allah ?

Values:
Allah kita adalah Allah penyayang yang setia dan tidak akan meninggalkan kita.

Kingdom’s Quotes:
Ketika kita menyadari bahwa semuanya dari Allah, oleh Allah, dan kepada Allah, kita akan menemukan arti hidup ini sesungguhnya.