DEVELOPMENT BARRIERS | Pdt. Eluzai Frengky Utana

“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. (Matius 25:14-15)

Satu talenta adalah ukuran uang yang sangat besar jumlahnya, yaitu setara dengan 34 kilogram emas. Dalam KBBI talenta disamakan dengan bakat. Talenta juga berbicara tentang semua kemampuan, waktu dan segala sumber daya yang diberikan Tuhan dalam hidup kita.

Talenta diberikan kepada kita sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing, karena itu tidak perlu iri atau bingung ketika melihat talenta yang diterima orang lain. Yang penting adalah bagaimana kita mengembangkan talenta itu, di masing-masing pilar di manapun Tuhan telah menempatkan kita. Untuk itu kita perlu belajar beberapa hal yang bisa menjadi penghalang, pada saat kita mengembangkan diri kita.

Tidak Mengerti Prinsip Kerajaan Allah.

Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. (Matius 25:18)

Prinsip pertama:

Bukan tentang jumlah, tapi tentang pengembangan, yaitu apakah yang kita lakukan menghasilkan buah atau tidak. Apakah dari hidup kita lahir orang-orang Kristen baru? Apakah orang lain bisa meneladani karakter kita dan menghasilkan karakter yang baik dalam hidup mereka? Tuhan tidak menuntut berapa jumlah talenta yang sudah kita kembangkan, tetapi Dia mengharapkan kita mengembangkan talenta itu.

Prinsip kedua:

Sedikit atau banyak yang dikembangkan, pujian yang diterima sama. Hamba yang menerima lima talenta dan dua talenta membawa talenta itu beserta labanya untuk menghadap tuannya dan Sang Tuan memuji kedua hamba itu. (Matius 25:20-23)

Prinsip ketiga:

Setia dalam perkara kecil akan dipercayakan hal yang besar.

Seringkali Tuhan menempatkan kita pada pelayanan-pelayanan yang tidak tampak dari luar, tidak bersifat kolosal atau yang tampil di panggung untuk dikagumi orang lain, namun pelayanan-pelayanan semacam ini justru berkenan di hadapan Tuhan. Misalnya pelayanan pemulihan orang-orang tertolak.

Prinsip keempat:

Bagi yang mengembangkan akan berkelimpahan, tetapi yang tidak mengembangkan maka apapun yang ada padanya akan diambil. Kita harus mengembangkan segala sesuatu dalam hidup kita secara seimbang. Jika kita makan dalam porsi yang banyak tanpa berolahraga, maka dapat menyebabkan obesitas secara fisik. Demikian halnya ketika kita banyak ‘memakan’ firman Tuhan tanpa berlatih menerapkannya, maka akan menyebabkan obesitas rohani. Oleh sebab itu kita harus mengembangkan setiap talenta yang dipercayakan agar Tuhan terus menambah-nambahkan dalam hidup kita.

Tidak Mengerti Maksud Tuhan

Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (Matius 25:24-25)

Hamba yang menerima satu talenta memiliki persepsi yang salah tentang Tuhan, maka reaksi yang ditimbulkan juga salah. Kita harus berlatih agar persepsi yang kita miliki sesuai dengan prinsip Firman Tuhan, sehingga reaksi yang muncul dari hidup kita juga benar. Kita harus kembangkan tidak saja hal-hal rohani, tapi juga hal-hal jiwani dan jasmani. Misalnya istirahat yang cukup, berolahraga yang cukup sambil tetap menjaga protokol kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Malas untuk Bertindak

Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. (Matius 25:26-27)

Kita harus bangkit. Jangan malas bertindak. Tuhan tidak memberi kemalasan, karena itu kita harus rajin. Ketika kita malas, ada konsekuensi yang akan kita terima, seperti yang disebutkan pada ayat 30:

“Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (Matius 25:30)

Konsekuensi atau hukuman yang mengerikan bisa dialami ketika kita malas, yaitu kita menjadi putus asa, bingung, menyalahkan orang lain dan pada akhirnya kita bisa menyalahkan Tuhan. Karena itu kita harus menyadari adanya penghalang-penghalang yang bisa menghambat terjadinya pengembangan dalam hidup kita. Kita harus memperbaikinya dan terus belajar mengembangkan diri sehingga bisa melihat hal-hal yang besar terjadi dalam hidup kita. Amin. (VW)