DEWI FORTUNA
Bacaan Setahun:
1 Sam. 17, Roma 12
“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” (Mazmur 127:2)
Pernahkah Anda menjumpai seorang teman Anda yang tidak pandai di sekolah, namun dikemudian hari hidupnya lebih beruntung daripada Anda? Pernahkah Anda mengalami atau menjumpai seseorang yang dengan cermat merencanakan dan berusaha, namun Anda melihat bahwa ia kurang berhasil? Secara mudah, Anda kemudian menyimpulkan bahwa orang ini beruntung dan yang lainnya tidak. Benarkah demikian? Jika kita membaca ayat di atas, sepertinya susah payah manusia sia-sia jika tidak dicintai/diberkati oleh Tuhan
Benarkah riset, perencanaan, dan usaha manusia sia-sia jika Tuhan tidak berkenan? Kalau begitu, mengapa di beberapa negara, misalnya Jepang, yang nota bene tidak mengenal Tuhan, mereka justru lebih berhasil dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta mencapai kesejahteraan dan kemakmuran? Apakah itu berarti orang Jepang, meskipun tidak beriman, lebih dicintai oleh Tuhan?
Jika Anda pergi ke Jepang, Anda akan kaget dengan etos kerja orang Jepang. Selain etos kerja yang luar biasa, mereka sangat menjaga kebersihan lingkungan. Mereka juga sangat malu jika terbukti melanggar aturan, itulah sebabnya jika diindikasikan melanggar aturan, seorang pejabat publik di Jepang akan mengundurkan diri. Cara hidup yang tertib dan tidak merugikan orang lain inilah yang menurut saya membuat orang Jepang “dicintai oleh Tuhan”
Anda mungkin bertanya, bagaimana dengan “Dewi Fortuna” (Dewi keberuntungan)? Oh, tentu saja saya percaya. Seorang teman saya yang pemain golf pemula memenangkan “Hole in One” (masuk sekali pukul), tetapi setelah itu ratusan kali pukul, ia tidak pernah berhasil “Hole in One” lagi. Artinya, Dewi Fortuna hanya terjadi sesekali. Namun, Anda akan sering beruntung jika sering melakukan persiapan dan berlatih dengan baik. Ketika Anda banyak menabur, maka akan banyak menuai.
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126:5-6).
Itulah sebabnya bagi Anda yang percaya kepada Tuhan, seharusnya Anda tidak bergantung kepada nasib buruk atau Dewi Fortuna, karena hal itu berarti Anda menuduh Tuhan tidak adil. Yang seharusnya Anda lakukan adalah bagaimana “dicintai oleh Tuhan” dengan memiliki motif hati yang baik, yaitu tidak ingin curang dan tidak ingin merugikan orang lain. Selain itu, Anda harus memiliki etos kerja yang baik, yaitu dengan merencanakan dengan baik dan bekerja keras serta cerdas.(DD)
Questions:
1. Percayakah Anda dengan ‘keberuntungan’ Atau ‘kesialan’ ?
2. Apakah yang harus Anda usahakan supaya Anda sering mengalami keberuntungan?
Values:
Sang Raja pasti sangat berharap Warganya berusaha dengan giat dan rajin.
Kingdom Quotes:
Kasih dan berkat Tuhan pasti memihak kepada orang yang berusaha dengan rajin.