DI BALIK ISTRI YANG GLOWING
Bacaan Setahun:
Kis. 7:23-8:1a, Ul. 31-32, Ayub 19
“Suami adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.” (Efesus 5:23)
Bulan lalu, saya menerima pesan WhatsApp dari seorang teman, kurang lebih begini: “Makanya, bro, perawatan sana, biar nggak dikira sopir istri dan anakmu!” Rupanya, ia baru saja membaca renungan King’s Sword yang berjudul “Driver Online” di edisi Maret lalu yang saya tulis. Saya pun berusaha membela diri dengan berbagai alasan, hingga akhirnya mengetik pesan hiburan: “Di balik istri yang glowing, ada kerja keras suami yang berjuang membahagiakan keluarga—meskipun akhirnya dia sendiri tampak ‘dekil’.”
Sebagai seorang pria, khususnya suami, kita memiliki peran besar dalam kehidupan keluarga. Efesus 5:23 mengatakan, “Suami adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.” Namun, ini bukan berarti suami berkuasa secara otoriter, melainkan dipanggil untuk memimpin dengan kasih, pengorbanan, dan tanggung jawab—seperti Kristus memimpin jemaat-Nya. Efesus 5:25 menegaskan, “Hai suami, kasihilah istrimu, sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya baginya.” Kasih seorang suami bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata—perhatian, kesetiaan, dan pengorbanan. Salah satu kunci keharmonisan rumah tangga adalah ketika suami dan istri saling memahami dan mengutamakan satu sama lain, bukan hanya menuntut tetapi juga memberi.
Seorang suami yang baik akan berusaha menciptakan suasana rumah yang penuh damai dan sukacita. Komunikasi yang baik, kesediaan mendengar, dan tidak segan mengungkapkan apresiasi terhadap istri akan memperkuat hubungan. Keharmonisan dalam keluarga juga dipelihara dengan waktu berkualitas bersama, baik dalam ibadah keluarga, percakapan ringan, maupun kegiatan bersama yang menyenangkan.
Selain sebagai pemimpin, suami juga berperan sebagai pelindung keluarga, baik secara fisik, spiritual, maupun emosional. Lebih dari itu, suami juga adalah teladan iman bagi keluarganya. Efesus 6:4 menekankan pentingnya membimbing anak-anak dalam pengajaran dan disiplin firman Tuhan. Rumah tangga yang harmonis adalah rumah tangga yang menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan.
Menjadi suami bukan hanya soal bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga tentang kepemimpinan yang penuh kasih, pengorbanan, dan keteladanan. Suami yang mampu menciptakan keharmonisan dengan kasih dan komunikasi yang baik akan melihat keluarganya bertumbuh dalam kebahagiaan. Jadi, para suami, sudahkah Anda memaksimalkan seluruh potensi yang ada untuk membahagiakan istri? Kalaupun tidak membuatnya lebih glowing, setidaknya kebahagiaan yang terpancar dari dirinya akan menjadi bukti kasih dan pengorbanan Anda! (HB)
Questions:
1. Bagaimana seorang suami dapat menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga?
2. Mengapa kepemimpinan suami dalam keluarga harus didasarkan pada kasih dan pengorbanan seperti Kristus kepada jemaat? Diskusikan!
Values:
Seorang suami harus mencintai istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat, dengan sikap rela berkorban dan penuh perhatian.
Kingdom’s Quotes:
Seorang suami harus mencintai istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat, dengan sikap rela berkorban dan penuh perhatian.