DIDIKAN YANG MAHA KUASA
Bacaan Setahun:
Bil. 8-10, Ibr. 1
“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa” (Ayub 5:17).
Apa sebenarnya arti kehidupan ini? Sebagian besar orang menjalani kehidupan dengan naluri untuk sekedar bisa bertahan hidup tanpa tujuan yang jelas. Artinya mereka menganggap kehidupan adalah sebuah kebetulan secara random alami. Jika kita mengalami kemalangan atau keberuntungan, maka itu hanyalah kebetulan atau random saja. Apakah benar demikian?
Setiap manusia dapat menjalani kehidupannya secara baik dan berkualitas ketika ia dapat memahami dengan baik arti dan tujuan dari hidup ini. Ayat di atas adalah nasihat dari Elifas, sahabat Ayub, atas kemalangan yang dialami Ayub. Elifas berpendapat, kemalangan Ayub adalah teguran dan pendisiplinan (didikan) dari Yang Mahakuasa. Di dalam nasihat ini tersirat arti bahwa hidup kita bukan kebetulan, tetapi ada di dalam rencana besar Allah Yang Mahakuasa. Kita bisa saja mempunyai kehendak bebas dan menentukan arah hidup kita, tetapi tetap saja ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
Menurut sahabatnya, kemalangan Ayub adalah bentuk teguran dan didikan dari Allah. Teguran mengandung arti bahwa ada yang salah dalam cara hidup Ayub dan ini diprotes oleh Ayub karena ia merasa tak bersalah. Namun, didikan atau pendisiplinan mengandung arti ada yang perlu diarahkan atau disempurnakan dari cara hidupnya atau karakternya. Penyempurnaan karakter tentu diperlukan oleh siapa pun karena semua kita tidak sempurna. Penyempurnaan karakter terjadi jika ada perubahan cara berpikir atau perubahan motivasi di hati Ayub.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:28-29)
Rasul Paulus, di dalam kitab Roma, menuliskan ayat yang sering menjadi ayat favorit, yang intinya adalah “Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan”. Namun, yang disebut mendatangkan kebaikan di sini adalah kebaikan menurut ukuran Allah, bukan kebaikan ukuran kehendak manusia. Dan kebaikan ukuran ALLAH adalah supaya kita ada di dalam rencana-Nya, yaitu menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, serupa dengan KRISTUS. Keserupaan dengan Kristus ini bersifat karakter atau cara berpikir.
Kesimpulannya, jika kita percaya dan mencintai-Nya maka hidup kita pasti diarahkan di dalam rencana-Nya, yaitu serupa dengan Kristus. Ketika hidup kita terasa berat menurut ukuran kita karena kita sedang diarahkan dan masuk di dalam didikan-Nya, maka itu tidak menjadi masalah karena tujuan akhirnya sudah jelas, yaitu menjadi serupa dengan Kristus. (DD)
Questions:
1. Benarkah di dalam kehidupan ini ada campur tangan Tuhan?
2. Bagaimana Tuhan mendidik kita dan apakah tujuan Tuhan mendidik kita?
Values:
Warga Kerajaan seharusnya sadar bahwa didikan Sang Raja tidak selalu nyaman sesuai kehendak kita.
Kingdom Quotes:
Menyadari bahwa didalam kehidupan ada tujuan dan rencana Tuhan akan memberikan kita semangat dan kekuatan yang tak pernah pudar.