DIDIKAN YANG SALAH
Bacaan Setahun:
2 Raj. 16, Mrk. 14 , Mzm. 88
“Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?” (1 Timotius 3:4-5)
Karakter yang terbangun pada Anak adalah cerminan pola asuh dari orang tuanya. Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini? Saya pribadi sangat setuju, mengapa? Karena saya sudah mengalami sendiri dengan kedua putri saya. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika saya melihat mereka, saya melihat diri saya sendiri. Mulai dari gaya bicara, attitude, kesukaan, dan apa yang saya tidak suka, saya melihat dengan gamblang itu juga ada di dalam diri kedua putri saya. Jadi, tidak heran orang yang mengenal kami akan bilang “mirip ya kalian”
Hari ini kita akan belajar dari pola asuh Daud kepada anak-anaknya. Amat sangat disayangkan bahwa kehidupan keluarga Daud harus diwarnai dengan tragedi dan skandal yang dibuat oleh anak-anaknya. Memiliki banyak istri, selir, dan gundik pada zaman itu bagi seorang raja adalah hal yang lumrah, namun tidak untuk diadaptasi di zaman sekarang ini. Tidak heran kalau Daud pun memiliki banyak anak dari istri, selir, dan gundiknya. Hal ini tentunya bukanlah contoh pernikahan yang sehat, keluarga yang sehat, apalagi sampai diidamkan, tentu tidak! Kalau Anda membaca bagaimana runutan kisah keluarga Daud, maka di situ Anda akan menemukan tragedi demi tragedi, dan itu terjadi tidak lepas dari didikan yang salah dari seorang raja bernama Daud.
Dalam 2 Samuel pasal 13 dan 14, Anda akan menemukan kisah anak-anak Daud yang boleh dibilang tidak beradab, melanggar norma susila (Amnon dan Tamar, Absaloim dan Amnon, Absalom dan Yoab). Apakah ini buah dari salah didikan? Ya! Kesalahan Daud sebagai seorang ayah di situ jelas; tidak tegas, mengikuti semua keinginan anaknya, tidak memberi efek jera kepada anak yang telah berbuat kesalahan fatal, sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh anakanaknya untuk bertindak semena-mena tanpa ada rasa takut akan Tuhan.
Ini menjadi pelajaran buat kita para orang tua. Jangan sampai kita terlihat begitu berkharisma di dalam kepemimpinan di luar rumah kita, namun ternyata di dalam keluarga terjadi kekacauan. Pastikan bahwa apa yang terjadi di dalam kepemimpinan Anda di rumah, itu sama dengan ketika Anda memimpin di luar rumah; entah di tempat kerja, entah di pelayanan, atau di dalam komunitas. Bangunlah pondasi yang benar, jangan salah mendidik. (LA)
Questions:
1. Bacalah 2 Samuel 13 dan 14. Bagaimana pola asuh Daud kepada anak-anaknya?
2. Bagaimana seharusnya pemimpin yang disegani dan dihormati?
Values:
Pemimpin komunitas Kerajaan Allah hendaknya membangun rumah tangganya di atas dasar yang benar, sehingga menghasilkan keluarga dan keturunan ilahi yang berkenan.
Kingdom’s Quotes:
Kepemimpinan yang sehat dimulai dari keluarga yang sehat.