Discipline Your Mind | Pdt. Dr. Christy Indra Tjiptamulya

SENJATA ROHANI RASUL-RASUL

Di akhir zaman ini ada hamba-hamba Tuhan yang mulai menyimpang dari firman Tuhan. Mungkin hanya menyimpang sedikit, tetapi jika dibiarkan akan semakin jauh dari firman Tuhan. Apalagi dengan adanya filsafat-filsafat yang bertentangan dengan firman Tuhan, maupun Artificial Intelligence (AI) yang bisa disalahgunakan untuk menciptakan Alkitab baru. Karena itu kita perlu meminta hikmat Tuhan, agar bisa mendisiplin pikiran kita sesuai dengan firman Tuhan. Pikiran-pikiran yang salah harus diperangi. Tuhan telah menyediakan senjata-senjata rohani yang diperlengkapi dengan kuasa-Nya.

 

Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, (2 Korintus 10:4-5).

 

Berikut adalah senjata-senjata rohani, pikiran-pikiran si jahat dan pikiran-pikiran Kristus yang harus kita kenali:

 

PERISAI ROHANI

Kita memiliki perisai rohani yaitu iman. Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Kita harus peka untuk menyadari, apakah ada iri hati dan perselisihan, karena hal-hal itu adalah bagian dari tipu muslihat Iblis. Ingatlah bahwa dunia roh jahat pun memiliki tingkatan-tingkatan pemerintahan (Efesus 6:11-13). Pastikan Roh Kudus menuntun dan kita peka harus akan suara-Nya sert mendisiplin pikiran kita.

 

Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!  Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.  Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. (Roma 13:12-14a)

 

SENJATA ROHANI

Dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.
(Ibrani 4:12-13)

 

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12)

 

Firman Tuhan adalah senjata rohani kita, yaitu sebagai pedang Roh. Firman Tuhan hidup dan kuat. Sebuah ayat yang sudah pernah kita baca berkali-kali, suatu saat dapat memunculkan pengertian baru sesuai dengan tuntunan yang kita perlukan untuk mengatasi persoalan hidup kita.

 

PERANG ROHANI

Kita hidup di dunia yang semakin jahat. Kita berperang bukan dengan manusia yang kelihatan, tetapi dengan kuasa dan pemerintahan roh-roh jahat di udara. Peperangan ini adalah bagian dari mengerjakan keselamatan yang sudah diberikan Tuhan. Rebutlah hidup yang kekal, dan ingatlah bahwa saat dibaptis, maka hidup lama kita telah mati dan kita dibangkitkan dengan Kristus untuk bertanding dalam pertandingan iman yang benar.

 

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12)

 

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. (1 Timotius 6:12)

 

KEMENANGAN ROHANI  

Tuhan pembela kita, jadi tidak perlu takut menghadapi apapun. Aniaya ada di depan mata, tetapi saat mengalaminya kita tidak boleh membalas, karena pembalasan adalah haknya Tuhan. Yang perlu dilakukan adalah kita tetap hidup melekat, mendisiplin pikiran, dan melakukan setiap firman-Nya dalam hidup kita. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat dan Dia menyertai kita senantiasa untuk memberikan kemenangan. (1 Yohanes 5:3-5).

 

Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Roma 8:34-35, 37)

 

PEMIKIRAN YANG JAHAT

Setelah mengalami kemenangan, janganlah kita punya pemikiran yang jahat. Sekalipun tidak ada orang yang melihat, Tuhan tetap melihat ketika kita punya pemikiran yang jahat. Demikian juga godaan pikiran untuk menyembah ilah-ilah lain yang bukan Tuhan. (Roma 1:21-23). Kita harus mendisiplin pikiran agar memikirkan hal-hal yang berkenan di hadapan Tuhan.

 

Firman-Nya kepadaku: “Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini.” (Yehezkiel 8:12)

 

MENINGGIKAN DIRI SENDIRI

Ancaman selanjutnya adalah kesombongan. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa jalan untuk menuju yang terbesar adalah justru dengan menjadi pelayan. Tidak ada seorang pun bisa menyombongkan diri di hadapan Tuhan, karena tak seorangpun bisa menanggung penderitaan yang sama seperti yang dialami-Nya. Kita tidak dapat meminum cawan penderitaan yang harus diminum Tuhan Yesus. (Markus 10:37-38)

 

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Matius 23:11-12)

 

KESOMBONGAN ROHANI

Seseorang yang terlibat dalam pelayanan, kemudian dipercaya berkhotbah dan mulai terkenal, lalu ia meminta imbalan yang tinggi. Ini adalah contoh kesombongan rohani yang dibenci Tuhan. Saat dipercaya menjadi pemimpin, kita seharusnya menjadi pelayan.

 

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
(Lukas 18:11-12)

Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu. (1 Korintus 4:18)

 

KESADARAN ROHANI

Bapa Surgawi memiliki langit dan bumi. Semuanya sudah disediakan bagi kita anak-anak-Nya. Tapi kadang muncul pikiran serakah dan kita ingin mengambil kepunyaan orang lain. Seharusnya kita memelihara apa yang Tuhan sudah berikan, sekalipun itu sedikit, dan kita harus setia. Saat setia akan perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan perkara besar.

 

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (Lukas 15:17-19)

 

PEMIKIRAN ROHANI

Saat kita memikirkan hal-hal rohani dari Roh Kudus, maka kita bisa menilai segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan. Kita adalah perwakilan Kerajaan Allah (Representative of Christ’ Kingdom), karena itu disiplinkanlah pikiran kita seturut dengan pikiran-Nya.

 

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(Roma 8:5-6)

 

 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. (1 Korintus 2:15-16)

 

TAAT KEPADA KRISTUS

Kita semua mempunyai tugas menjala jiwa-jiwa yang ada dalam kegelapan, agar mereka mengenal Tuhan yang benar. Ini adalah ketaatan melakukan amanat agung Tuhan Yesus. Untuk memiliki ketaatan yang benar kita perlu mendengarkan suara Tuhan. Marta sibuk melayani. Bukannya tidak boleh melayani, tetapi kita perlu duduk manis seperti Maria, mengambil waktu untuk mendengar firman dan kemudian melakukannya. (VW).