DISIPLIN ROHANI

DISIPLIN ROHANI 

Bacaan Setahun: 
Kel. 23-24,  1Pet. 4 

“Sahabat-sahabat yang saya kasihi, sambil menantikan kejadian-kejadian ini dan kedatangan Tuhan, berusahalah hidup tanpa dosa; dan berdamailah dengan setiap orang, supaya Saudara menyenangkan hati-Nya pada waktu Ia datang lagi” (2 Petrus 3:14 (FAYH)

Keselamatan di dalam Kristus secara posisi sudah sempurna dan tidak ada lagi yang lebih sempurna dari korban Kristus. Dialah Sang Anak Domba Allah yang kudus tak bercacat dan menyempurnakan semua kurban yang ada di dalam Perjanjian Lama sehingga kurban Kristus hanya satu kali terjadi dan tidak perlu ada korban lagi. Jadi kita sudah meyakini akan karya penebusan Kristus yang sempurna.

Namun mengapa Rasul Petrus memberikan nasihat yang kelihatannya aneh? Dan sepertinya sekilas seolah-olah masih ada yang kurang pada kurban Kristus? Karena ia mendorong Jemaat sambil menantikan kedatangan Tuhan untuk berusaha hidup tanpa dosa dan berdamai dengan setiap orang supaya Jemaat dapat menyenangkan hati Tuhan. Apakah masih diperlukan usaha kita untuk dapat diselamatkan? ini kelihatannya kontradiktif tapi justru melengkapi kebenaran yang sudah ada karena keselamatan tidak hanya memiliki konteks masa lalu, tetapi juga masa sekarang yang sedang terjadi, dan masa yang akan datang.

Dan apa yang dimaksud oleh Petrus ini merupakan bagian tanggung jawab setiap orang percaya untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar pada masa kini, yakni saat kita menjalani kehidupan sekarang ini. Ini berbicara tentang kedisiplinan kerohanian yang harus kita lakukan, seperti membangun keintiman dengan Tuhan di dalam doa dan termasuk memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah. Dan jangan lupa ada ketekunan yang harus kita kerjakan karena tanpa bertekun kita akan mudah berhenti dan menyerah di tengah jalan.

Jadi prinsip keselamatan “sekali selamat tetap selamat”, jika tidak dibarengi dengan disiplin rohani maka akan menjadi pemahaman yang berbahaya. Orang Kristen akan cenderung sembrono karena menganggap pemilihan Tuhan itu merupakan tanggung jawab penuh dari Tuhan itu sendiri tanpa keaktifan dari diri kita. Ini sangat berbahaya. Ini dapat menjauhkan kita dari keselamatan yang pemenuhannya terjadi pada saat glorification tiba yaitu saat Yesus datang yang kedua kali. Kelak pada perjumpaan itulah kita akan mengalami pemuliaan bersama dengan Kristus.

Namun kita bersyukur karena Roh Kudus memampukan kita untuk mengerjakan kedisiplinan itu bukan dengan kekuatan kita tapi karena anugerah-Nya semata. (DH)

Questions:
1. Bagaimana kita bisa menjalani hidup tanpa dosa sebagai respons atas kasih karunia Tuhan, sementara keselamatan kita di dalam Kristus sudah sempurna secara posisi?
2. Mengapa, meskipun keselamatan di dalam Kristus sudah sempurna, Petrus mendorong Jemaat untuk berusaha hidup tanpa dosa dan berdamai dengan sesama sebagai persiapan menyambut kedatangan Tuhan?

Values:
Keselamatan di dalam Kristus secara posisi sudah sempurna dan tidak ada lagi yang lebih sempurna dari korban Kristus.

Kingdom’s Quotes:
Hidup tanpa dosa bukanlah upaya untuk mendapatkan keselamatan, tetapi merupakan bukti cinta kita kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita.