DOA SALOMO
Bacaan Setahun:
1 Raj. 2-3 , 1 Kor. 5
“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” (1Raja-raja 3:9 – TB)
Selamat, Anda telah mencapat bacaan tahunan kita di 1Raja-raja 2-3 dan 1Korintus 15. Hari ini kita akan membahas salah satu kisah menarik dalam sejarah raja-raja Israel, yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, yaitu ketika Salomo berdoa mempersembahkan korban kepada Allah di awal masa pemerintahannya sebagai raja Israel. Ia pergi ke Gibeon karena di sanalah terletak Kemah Pertemuan dan mezbah tembaga.
Jika kita membaca secara teliti, mulai dari ayat 4, maka nampak jelas bahwa Salomo membawa banyak korban bakaran dan mempersembahkannya kepada Tuhan sampai ia tertidur di sana pada malam hari. Kemudian Tuhan menampakkan diri-Nya dalam mimpi Salomo dan memberikan kesempatan kepada Salomo untuk meminta apa saja. Salomo menjawab Tuhan dengan penuh kerendahan, dengan mengakui segala kebaikan Allah yang sangat besar bagi ayahnya, Daud. Bahkan di ayat ke-7 Salomo mengakui bahwa Tuhan sendiri yang memberikan kedudukan dan jabatan kepadanya sebagai raja Israel. Dan kembali lagi dengan kerendahan hati ia menyebut dirinya di hadapan Tuhan sebagai orang masih sangat muda dan belum berpengalaman. Bahkan dalam terjemahan Versi Mudah Dibaca (VMD) disebutkan “… seperti seorang anak kecil yang belum mempunyai hikmat…” Ia secara terus terang mengakui ketidakmampuan dan keterbatasannya di hadapan Tuhan, khususnya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai seorang raja. Ia sadar bahwa karena ia anak dari Daud, sekalipun masih muda dan belum berpengalaman, namun ada tanggung jawab yang harus ia laksanakan.
Di ayat ke-9, dalam posisi yang sangat merendah dan dengan penuh kejujuran itulah akhirnya Salomo menyadari bahwa ia membutuhkan hati yang faham menimbang perkara untuk memimpin bangsa Israel dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Dan sekalipun ia meminta hal tersebut kepada Tuhan, ia sekali lagi tetap memposisikan dirinya bukan sebagai raja Israel, melainkan sebagai seorang hamba Tuhan. Inilah permintaan yang menyenangkan hati Tuhan (ayat 10), karena apa yang Salomo minta dan bagaimana ia memintanya kepada Tuhan.
Sungguh menarik bukan kisah ini? Namun hal ini sering terjadi juga dalam hidup kita, khususnya ketika harus menghadapi banyak pilihan di depan kita. Acapkali kita lebih memilih pilihan-pilihan yang menyenangkan dan sesuai dengan keinginan kita. Seringkali juga kita lupa bahwa sehebat apapun pendidikan, pengalaman, koneksi, ketenaran atau kekayaan kita, kita ini tetap seorang hamba Tuhan yang penuh dengan segala keterbatasan dan ketidakmampuan. Belajarlah dari Salomo muda, yang datang menemui Tuhan membawa korban persembahan, dan dengan keredahan hati dan kejujuran mengakui segala keterbatasan dan ketidakmampuannya di hadapan Tuhan, sehingga nampak bahwa hanya Tuhan yang berdaulat penuh dalam hidupnya. Mari, tanggalkan segala keangkuhan kita dan akui kedaulatan Tuhan di dalam hidup kita. (YMH)
Questions:
1. Menurut Anda, mengapa Tuhan menganggap permintaan Salomo itu sangat baik?
2. Sebutkan hal-hal apa saja yang menurut Anda sebagai bukti bahwa Tuhanlah yang berdaulat dalam hidup Anda!
Values:
Ketika kita datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati, mengakui segala keterbatasan dan ketidakmampuan kita, maka Tuhan akan menjawab dan mengabulkan doa kita jauh melebihi dari apa yang kita minta.
Kingdom’s Quotes:
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. (Yakobus 4:10)