DOA YANG BERKUASA
Bacaan Setahun:
Kel. 16-18 , 1Pet. 1
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16)
Suatu saat saya diundang menjadi pembicara di sebuah acara kebaktian doa tengah minggu. Yang menarik adalah acara kebaktian doa itu diberi nama PUSH yang adalah akronim dari Pray Until Something Happens (Berdoa sampai sesuatu terjadi). Namun Anda mungkin juga pernah mendengar sebuah ungkapan bahwa ‘berdoa itu tidak selalu mengubah keadaan tetapi menyanggupkan kita untuk menghadapi keadaan’.
Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita berdoa? Artinya harapan apa yang kita inginkan terjadi dengan sebuah doa? Apakah kita berharap doa dapat membantu terkabulnya harapan kita dengan segera? Yaitu terjadi mujizat atau jalan keluar selesainya masalah dengan cepat, karena ada campur tangan Tuhan? Atau berharap Tuhan hanya menguatkan hati kita menghadapi proses dan masalah yang terjadi dalam hidup kita?
Kalau kita membaca ayat bacaan di atas tentang kuasa doa yang ditulis oleh Rasul Yakobus, kita bisa melihat dalam berdoa yang benar diperlukan sikap hati yang tulus dan yang benar. Disana ditulis ‘saling mengaku dosa’, ini bisa diartikan bahwa dosa atau hati yang marah adalah penghalang dari terkabulnya doa. Sikap hati yang tulus dan benar akan berakibat doa kita adalah doa yang tidak egois, doa yang berharap yang terbaik menurut kehendak Tuhan terjadi.
Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa ‘kita tidak tahu bagaimana sebenarnya kita harus berdoa’. Itu sebabnya ketika kita berdoa kita harus minta Roh Kudus memimpin doa kita, Roh Kuduslah yang juga bisa memberikan pemahaman apakah doa kita sesuai kehendak Allah.
“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” (Roma 8:26-27)
Ternyata hati nurani yang bersih yang tulus akan membuat kehendak kita selaras dengan kehendak Tuhan dan ini bisa berakibat doa kita akan persis dan sesuai kehendak Tuhan. Dengan demikian kunci doa yang berkuasa adalah berdoa dengan sikap hati yang tulus dan dengan meminta Roh Kudus mengilhami doa yang kita minta dalam nama-Nya. (DD)
Questions:
1. Mengapa kita berdoa? Apa yang kita harapkan dengan doa?
2. Bagaimana sikap hati yang bisa menyebabkan doa berkuasa?
Values:
“Warga Kerajaan diajarkan berdoa dengan sikap hati yang tidak egois.
Kingdom’s Quotes:
Orang yang memiliki hati yang tulus dan yakin membuat doanya sangat berkuasa.