Dua Sisi Iman | Ps. Daniel Ong

Kenyataan bahwa dunia ini penuh dengan kebaikan dan kejahatan, kesenangan dan penderitaan serta damai dan peperangan, telah membuat sebagian orang meninggalkan iman mereka, sebagian lagi ragu-ragu untuk datang kepada Tuhan, dan sebagian lagi kehilangan semangat untuk bertumbuh dalam perjalanan mereka mengikut Tuhan. Karena itu kita harus memahami tentang dua sisi iman.

FAITH IN PROSPERITY

Sebagai warga Kerajaan Allah kita percaya bahwa hidup kita dipelihara oleh Tuhan dan Tuhan sanggup memberkati kita dengan limpah, sehingga kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Sebagaimana dialami Ayub, ketika kita hidup berkenan di hadapan Tuhan maka Ia akan memberkati kita dengan limpah.

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
(Ayub 1:1-3)

FAITH IN PERSECUTION

Namun di sisi lain, ada masa-masa di mana Tuhan izinkan masalah-masalah dan kesukaran terjadi dalam hidup kita. Sebagaimana dialami Ayub, ada masa ia diberkati dengan limpahnya, tapi ada masa di mana ia merasakan tantangan hidup yang begitu berat.

Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya. (Ayub 3:1)

Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka. (Ayub 21:7-9)

BAGAIMANA IMAN DI HANCURKAN!
Sebagai warga Kerajaan Allah, kita menghadapi peperangan rohani, di mana iblis ingin menghancurkan iman kita, sebagaimana dialami oleh Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego saat mengalami pembuangan di Babel. Ada beberapa cara yang dipakai iblis untuk menghancurkan iman mereka:

3.1. Mengganti nama mereka

“Nama-nama Ibrani yang mereka terima pada saat penyunatan, mengandung suatu arti yang illahi. Daniel – Allah adalah Hakimku; Hananya – Rahmat Tuhan; Misael – Dia adalah Allah yang kuat; Azarya – Tuhan adalah pertolongan. Namun raja Babel mengganti nama mereka untuk membuat mereka lupa akan Allah nenek moyang mereka. Orang Babel itu memberi mereka nama yang berhubungan dengan pemujaan berhala orang Kasdim. Beltsazar – penjaga harta tersembunyi di Babel; Sadrakh – inspirasi dewa matahari, yang dipuja oleh orang Kasdim; Mesakh – asal dewa Shach, di bawah nama ini mereka mamuja Venus; Abednego – hamba perapian yang menyala, yang juga mereka puja” (Daniel 1:1-7).

3.2. Diberi makanan raja yang enak-enak

Daniel dan ketiga sahabatnya diberi makanan raja yang enak-enak, namun mereka berani menolak dan tampil berbeda. Meskipun Daniel adalah orang pertama yang berbicara dan menolak makanan dan minuman raja itu (ayat 8), Hananya, Misael dan Azarya juga mengikuti cara pikir Daniel dan menolak santapan raja itu. 

3.3. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata

Iblis mencoba menghancurkan iman Daniel dan teman-temannya, namun karena mereka memiliki iman yang teguh kepada Allah Israel, maka Allah memberikan hikmat yang luar biasa kepada mereka.

 

Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. (Daniel 1:20)

IMAN YANG MENYELAMATKAN

Daniel dan teman-temannya memiliki iman yang hidup, artinya mereka tahu bahwa Allah sanggup menolong dan memberkati mereka dengan limpah. Namun iman yang hidup juga tahu bahwa mereka menyembah Allah yang hidup, yang memakai berbagai cara untuk menyatakan kuasanya, kadang memakai tantangan, kesulitan bahkan aniaya. Dengan demikian Daniel dan teman-temannya siap menghadapi situasi apapun.

Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17-18)

ADA 3 JENIS IMAN

Dead Faith (Iman yang Mati)

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17)

Demonic Faith (Iman Setan)

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.  (Yakobus 2:19)

Living Faith (Iman yang Hidup)

Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” (Yakobus 2:23)

 

PERHATIKAN

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. (Lukas 21:29)

Di sepanjang uraian Alkitab, pohon Ara selalu dipakai untuk melambangkan bangsa Israel. Saat ini pohon Ara tersebut sudah mulai ‘bertunas’. Bangsa Israel telah kembali ke tanahnya dan bangsa tersebut dibangun kembali dan menjadi makmur. Tgl 14 Mei 1948 Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Tgl 6 Oktober 1973 terjadi perang Yom Kippur, Israel diserang oleh Mesir dan Siria. Tgl 7 Oktober 2023 Hamas menyerang Israel secara mendadak di hari raya  Simchat Torah, yaitu tepat satu hari setelah peringatan 50 tahun perang Yom Kippur.

Dengan ‘bertunasnya pohon Ara’ maka kita harus mengerti bahwa sekarang ini adalah masa yang sangat penting. Siapkan diri kita, miliki pemahaman ‘iman dua sisi’, yaitu siap untuk diberkati namun juga siap menghadapi tantangan bahkan aniaya. Dengan demikian iman kita tetap kuat, bisa bertahan menghadapi masalah, bahkan keluar sebagai pemenang. Amin. (VW).