DUSTA MENDAHULUI KEHANCURAN

DUSTA MENDAHULUI KEHANCURAN 

Bacaan Setahun: 

Rat. 3 
Mzm. 70 

“Berpikirlah Gehazi, bujang Elisa, abdi Allah: “Sesungguhnya tuanku terlalu menyegani Naaman, orang Aram ini, dengan tidak menerima persembahan yang dibawanya. Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya aku akan berlari mengejar dia dan akan menerima sesuatu dari padanya.” Baru saja Gehazi masuk dan tampil ke depan tuannya, berkatalah Elisa kepadanya: “Dari mana, Gehazi?” Jawabnya: “Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana”
2 Raja-raja 5:20,25

Sangat disayangkan apa yang dilakukan oleh Gehazi. Ibarat peribahasa katakan, “Nila setitik, rusak susu sebelanga”. Gara-gara mendustai nabi Elia, ia harus mengalami kusta Naaman. Kepercayaan sebagai abdi Elia, dirusak karena dusta. Untuk mengejar ‘sesuatu’ orang kadang rela melakukan apa pun. Rela menghalalkan segala cara, dan tidak berpikir panjang akibat yang ditimbulkan. Alkitab mencatat bahwa Gehazi berlari dan mengejar, berharap menerima sesuatu dari Naaman. Apa yang seharusnya menjadi hak Nabi Elia, diinginkan oleh Gehazi. Sangat ironis dengan sikap Nabi Elia, yang notabene menolak segala bentuk persembahan kasih dari Naaman.

Apa yang kita pelajari dari kisah ini?
– Hati yang tidak lurus akan tercermin dari perbuatan/tindakan.
– Hati yang tidak lurus, perkataannya pun tidak lurus, cenderung berdusta.
– Jika dipercaya melayani Tuhan, melayanilah dengan motivasi yang benar tanpa ada embel-embel yang lain.
– Jangan silau dengan ‘persembahan kasih’ dan merusak motivasi kita yang benar untuk melayani Tuhan.
– Jangan mendustai Tuhan dalam perkara apa pun, akibatnya adalah kehancuran.

Dusta kecil, akan diikuti dusta yang lainnya, dan akan menjadi dusta yang besar. Dan, tidak ada saksi dusta yang tenang hidupnya. Tidak ada orang yang berbohong damai hatinya. Ia akan dikejar-kejar rasa bersalah, dan tidak akan luput dari yang namanya kehancuran, cepat atau lambat. Amsal 19:9 katakan, ”Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.”

Di dalam keluarga, antara suami dan istri, orang tua dan anak, saudara bersaudara, hendaknya hidup di dalam keterbukaan, jangan ada yang tersembunyi. Sebab, apabila sudah ada dusta menyelinap, maka hanya tinggal menunggu waktu saja kehancuran sudah di depan mata. Seperti apa yang dialami Gehazi, dia berpikir Elia tidak tahu apa yang ia perbuat, namun nyatanya Elia tahu dengan sangat detail setiap kebohongan Gehazi, dan akhirnya Gehazi membayar harga dari kebohongannya tersebut.

Mari hari ini minta Tuhan menyelidiki setiap hati kita, adakah yang tidak lurus di hati kita? Bereskan! Biarlah hidup kita benar-benar mempermuliakan nama Tuhan, melalui pekerjaan, pelayanan, bahkan keluarga kita, dalam hal kejujuran. Setialah di dalam perkara yang kecil, dapat dipercaya, dan tidak mudah kompromi. (LA)

Questions:
1. Dalam renungan hari ini, apa yang dapat kita pelajari dari kesalahan Gehazi?
2. Mengapa dusta bisa membawa kehancuran?

Kingdom Values:
Integritas adalah karakter yang mahal, namun tidak semahal kita membayar harga ketika berdusta.

Kingdom Quote:
Dusta serapi apa pun dikemas, akan tercium dan dinyatakan di dalam terang. Kehancuran sudah menantinya!