EAT, PRAY, AND LOVE

Bacaan Setahun:
Dan. 3-4
Yak. 1

EAT, PRAY, AND LOVE
“Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?”Pengkotbah 1:3

Adakah yang pernah menonton serial movie: Eat, Pray, and Love, yang dibintangi Julia Roberts? Di sana dijelaskan tentang perempuan yang meninggalkan kehidupan metropolisnya. Dia menjual semua aset pribadinya lalu pergi berkelana. Dia kemudian pergi ke Italia, India, dan Bali untuk mencari esensi diri. Untuk apakah sebenarnya dia hidup? Mengapa segala hal yang awalnya terlihat membahagiakan bisa lenyap begitu saja? Mengapa setelah bersusah payah, dia akhirnya tidak memiliki apa-apa, termasuk kebahagiaan?
Banyak orang memang melarutkan diri dalam berbagai pekerjaan dan kesibukan karena menganggap uang dan kekayaan adalah kunci untuk hidup bahagia. Ada beberapa orang yang sangat mendewakan uang. Mereka memandang hidup adalah kerja keras. Bangun tengah malam untuk mulai bekerja, tidak mempekerjakan pegawai alias berusaha dikerjakan sendiri, mengharamkan makan enak dan istirahat pun dibatasi demi meraih impiannya. Menurut mereka, sangat penting bekerja supaya memperoleh harta yang banyak, sehingga bisa meninggalkan warisan harta kepada anak cucu kelak. Hanya dengan begitu, mereka bisa beristirahat dengan tenang di alam baka pikirnya. Tentu saja, hal ini adalah salah.
Di Pengkotbah 1:8 dikatakan: “Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia. Mata tak puas melihat, telinga tak puas mendengar”. Pada akhirnya, hidup bekerja keras mengandalkan kekuatan diri sendiri adalah sia-sia. Bahkan dikatakan ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan dirinya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan’. Usaha keras, mengirit mati-matian, menyimpan harta mati-matian, semua tidak menghasilkan apa-apa. Jiwa akan tetap gelisah tanpa Tuhan. Dan suatu hari, jika Tuhan menghendaki, maka semua itu akan menghilang begitu saja.
Karena itu, andalkanlah Tuhan dalam segala hal. Bekerja boleh saja (bahkan harus), tapi, ingatlah kalau kita hidup untuk melayani Tuhan, hidup bukan sekedar untuk urusan jasmani, melainkan juga perihal rohani. Tuhan yang kita layani bukan seperti Firaun yang gemar memperbudak. Tuhan sayang kepada kita dan pasti ingin kita hidup dalam sukacita dan damai sejahtera, bukan dalam kerja keras tanpa akhir. Hiduplah karena anugerah Tuhan, hiduplah untuk memuliakan Tuhan. Amin. (PF)

Questions :
1. Apakah kita harus bekerja keras seumur hidup kita?
2. Apa bedanya bekerja keras dan bekerja untuk memuliakan Tuhan?

Values :
Kerja keras bagai kuda hanya menghasilkan kehampaan dan kelelahan. Andalkanlah Tuhan dan tetap bersukacita di dalam-Nya.

Bekerja secukupnya, makan secukupnya, istirahat secukupnya, dan jangan lupa untuk bersyukur dan bersukacita. Sukacita Tuhan adalah kekuatan kita menjalani hidup.