Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. (Kisah Para Rasul 3:13)
Saat ini seluruh penduduk bumi sedang dilanda kekuatiran akan wabah penyakit maupun kekuatiran akan guncangan ekonomi. Namun sebagai warga Kerajaan Allah kita tidak perlu kuatir, karena di tengah wabah Covid-19 ini yang melindungi kita bukanlah APD atau masker, tetapi darah Tuhan Yesus. Demikian pula Yesus sebagai Hamba Allah yang sejati sanggup mengadakan mujizat untuk memenuhi segala kebutuhan kita.
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. (Kisah Para Rasul 3:1)
Untuk terjadi mukjizat harus ada kesatuan hati. Petrus dan Yohanes pernah bersaing memperebutkan posisi, namun ketika mereka melayani bersama dalam kesatuan hati, maka kuasa Tuhan dinyatakan. Di saat seperti ini, di mana semua orang harus tinggal di rumah, merupakan kesempatan untuk terjadinya rekonsiliasi dalam rumah tangga dan juga kesempatan memperbaharui hubungan dengan Tuhan.
Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus,
(Kisah Para Rasul 3:12-13a)
Mujizat terjadi bukan karena kuasa atau kesalehan kita, tetapi oleh Allah yang memberikan kekuatan kepada hamba-Nya. Kitab Yesaya pasal 52-53 adalah nyanyian seorang hamba. Di dalamnya dijelaskan tentang seorang hamba Allah yang menderita. Orang-orang Israel tidak bisa mengerti tentang hal ini, bahkan ahli-ahli agama mereka menolak Dia.
Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (Kisah Para Rasul 3:14)
Dalam Matius 20:28 Yesus datang sebagai hamba untuk melayani, disebut the servant of Yahwe. Hal ini adalah untuk menggenapi Daniel 9 tentang tujuan Mesias.
Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus. (Daniel 9:24)
Nabi Daniel menuliskan bahwa 70 x 7 masa atas bangsamu (Israel) dan kotamu (Yerusalem) untuk menghentikan dosa, dan ini terjadi tepat 490 tahun sejak raja Artahsasta memerintahkan pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem, dan digenapi tahun 33 Masehi ketika Yesus menebus dosa umat manusia.
Kitab Yesaya 52:12,13,14 tidak bisa dimengerti oleh orang Yahudi. Mereka tidak bisa mengerti mengapa seorang Raja harus menderita dan mati.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia — begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi — demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.
(Yesaya 52:13-15)
Dalam ayat di atas dikatakan ‘Hamba-Ku akan berhasil’. Jika kita mau berhasil, maka ikutilah teladan Yesus. He is a man of sorrow. Yesus datang kepada milik kepunyaannya, tapi ditolak. Orang-orang Israel gagal paham, karena mereka mengharapkan Mesias yang datang menaiki kuda untuk memimpin peperangan, namun Ia datang naik keledai untuk menderita dan menyerahkan nyawa-Nya. Hamba yang menderita itu akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain.
Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (Roma 5:17)
Yesus mengidentifikasi diri-Nya dalam Wahyu 22-13 sebagai Alfa dan Omega huruf pertama dan terakhir dari alfabet Yunani, dalam penulisan bahasa Ibrani Alfa dan Omega diwakili dengan abjad Aleph dan Tav. Dalam persiapan untuk Paskah pertama di Mesir, Allah memberi tahu Musa bahwa darah domba-domba kurban, yang akan ditumpahkan pada tanggal 14 Nisan, “akan menjadi tanda bagimu di rumah-rumah di mana kamu berada (Keluaran 12:13).”
Kata Ibrani untuk tanda, owth, juga bisa berarti sinyal, suar atau tanda ditulis dengan abjad (baca dari kanan ke kiri Alef, Vav, Tav). Apa yang Tuhan coba berikan pada Paskah? Kita mencari tahu ketika kita melihat teks piktograf Ibrani yang digunakan pada zaman Musa yaitu . Lambang Alef yang menyerupai lembu juga memiliki arti lembu, pemimpin yang kuat, serta menggambarkan Tuhan. Sedangkan Tav yang digambarkan dengan tanda salib artinya perjanjian. Abjad Vav sering digunakan sebagai awalan kata-kata yang berarti “dan” dalam arti menambahkan hal-hal bersama,
Jadi melalui tanda Paskah dan merujuk kepada nama Tuhan sebagai Alef dan Tav kita dapat belajar suatu pengertian bahwa lembu yang mengokohkan Perjanjian akan menjadi korban penebus dosa yang disembelih pada hari Paskah. Seorang pemimpin yang kuat harus mau menderita dan melayani sebagai hamba. Jalan menuju kemuliaan adalah melalui penderitaan, bahkan kesediaan untuk mati atas kedagingan kita. Mari kita mengikuti teladan Yesus, sehingga kita menjadi terang di tengah kegelapan yang sedang melanda dunia. Amin. (VW)