TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”
(Ulangan 28:13-14)
Tema tahun ini adalah tahun kemunculan pemimpin-pemimpin baru dan tema bulan ini URGENCY, yaitu keharusan yang sangat mendesak untuk memunculkan pemimpin-pemimpin baru. Kepemimpinan bukanlah soal posisi atau jabatan, tapi berbicara tentang pengaruh. Tuhan menghendaki kita menjadi kepala dan tetap naik, sehingga kita bisa memberi pengaruh kepada dunia di sekitar kita. Tuhan akan mengangkat dan membentuk kita menjadi pemimpin selama kita tidak menyimpang dari janji Tuhan dan perintah Tuhan.
HAMBATAN-HAMBATAN YANG BISA MENGHALANGI KITA UNTUK MENJADI PEMIMPIN:
TIDAK PERCAYA DIRI
Kita tidak percaya diri karena tidak mengenal Tuhan secara benar dan tidak percaya sepenuhnya kepada-Nya. Percaya diri hanya bisa didapatkan dari pengalaman pribadi dengan Tuhan. Ketika kita memegang janji Tuhan, maka akan terjadi pembalikan keadaan. Sebagaimana Yosua dan Kaleb (Bilangan 13:30-33), maka kita harus belajar bagaimana cara memandang Tuhan, memandang diri sendiri dan memandang persoalan yang dihadapi dengan benar. Kita harus melihat Tuhan lebih besar dari musuh dan persoalan kita, dan bahwa kita tidak berjalan sendiri, karena itu tidak ada alasan untuk tidak percaya diri.
KEMALASAN
Malas artinya kesempatannya ada tetapi tidak dimanfaatkan. Seperti seorang murid, gurunya ada, bukunya ada, pelajarannya ada, tapi karena malas belajar maka ia tidak mencapai prestasi yang diharapkan. Respon kita akan sangat menentukan apakah janji Tuhan digenapi dalam hidup kita.
Dengan bermalas-malas takkan tercapai yang diidamkan; dengan bekerja keras orang mendapat kekayaan. (Amsal 12:27 BIS)
BATASAN YANG SEMU
Saat kita berkata “Biarlah, keadaan saya memang begini”, ini adalah sebuah batasan yang semu, yaitu kubu yang dibangun di pikiran kita. Kita tidak bisa hanya berdoa saja, tetapi ada bagian yang harus kita lakukan, yaitu menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. Pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa (1 Korintus 10:13), namun seringkali kita gembar-gemborkan sebagai persoalan yang berat. Hal ini tidak akan memperbaiki keadaan, justru menjadikannya benteng/batasan yang semu. Mari belajar untuk memperkatakan bahwa Tuhan lebih besar dari persoalan kita.
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Korintus 10:5).
TIDAK SETIA
Semua hal besar dimulai dari perkara, tugas atau jabatan kecil. Jika kita merasa tidak mampu, janganlah berkecil hati. Hambatan bukan untuk ditakuti, tapi untuk menjadi sebuah batu lompatan untuk melakukan perkara yang besar. Asalkan kita mau diperlengkapi oleh Tuhan, maka tetap ada kesempatan untuk melihat hal yang luar biasa. Modalnya adalah kesetiaan dan Tuhan menghendaki agar kita selalu siap sedia (Matius 24:44-46). Banyak yang dipanggil, lebih sedikit yang dipilih, dan lebih sedikit lagi yang setia.
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (Lukas 16:10)
BEBAN YANG TERLALU BERAT
Kita seringkali berlindung di balik alasan beban yang terlalu berat. Kadangkala Tuhan izinkan orang-orang menyalahkan apa yang kita lakukan, dan ini menjadi beban yang berat dalam hidup kita. Namun kita bisa berespon dengan benar, untuk menjaga hati agar tetap mengarah kepada Tuhan dan bergerak maju. Sebagaimana sebuah perahu tidak dirancang untuk diletakkan di atas pasir, tapi untuk diletakkan di samudera untuk menghadapi berbagai gelombang. Asalkan kita berserah dan mengandalkan Tuhan, maka kita akan bisa menghadapi segala tantangan dalam hidup kita.
Beban yang berat dapat terjadi ketika kita mempercayai orang yang salah. Jika kita merasa beban kita terlalu berat, jangan-jangan kita memikul beban yang bukan dari Tuhan, sebab beban yang daripada Tuhan mudah dan ringan. (Matius 11:28-30). Asalkan kita mau belajar untuk datang dengan hati yang lemah lembut, yaitu mudah dibentuk oleh firman Tuhan serta rendah hati. Ijinkan Tuhan dan orang-orang disekitar dipakai membentuk kita dan Tuhan akan meninggikan kita pada waktunya.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
(1 Petrus 5:6-7)
Hidup ini penuh tantangan dan rintangan. Namun jika kita tetap mengarahkan pandangan kepada Yesus, menyingkirkan penghalang-penghalang di atas, maka tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita. Ketika kita tetap setia, ia sanggup membuat kita naik dan tidak turun, menjadi kepala dan bukan ekor, menjadi pemimpin-pemimpin yang memberikan pengaruh yang positif bagi dunia ini. AMIN. (VW)