EMPOWER | Pdt. Daniel Pingardi Yoewono

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun  ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)

Siapakah yang perlu kita berdayakan? Anak-anak kita, orang-orang yang dipercayakan Tuhan di bawah kita, dan juga murid-murid kita. Memberdayakan merupakan perintah yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai orang tua, atasan, pendidik atau pembina. Sehingga kelak kita tidak menyesal, sebaliknya kita akan menuai apa yang telah kita tabur dalam diri orang-orang yang dipercayakan kepada kita.

Dua unsur yang perlu kita lakukan untuk bisa memberdayakan:

EDUCATING (MENDIDIK)

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)

Hari-hari ini, pikiran kita dibuat takut oleh situasi dunia. Seringkali kita takut kepada virus yang mendatangkan kematian, padahal seharusnya kita lebih takut kepada Tuhan yang bisa mendatangkan kehidupan. Kita harus mendidik orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk tidak takut kepada situasi dunia, tapi untuk takut kepada Tuhan.

Jack Ma berkata: “Seseorang yang tidak bisa mengubah pola pikirnya, maka ia  tidak akan dapat mengubah apapun juga.” Oleh sebab itu kita harus mengijinkan firman Tuhan mengubah pikiran kita.

Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. (2 Korintus 11:3)

Kejatuhan Adam diawali dengan peristiwa ketika pikirannya diracuni oleh iblis. Kenapa yang diserang adalah pikiran? Karena pikiran bisa diberdayakan, dan juga sebaliknya bisa dirusak. Dalam situasi pandemi Covid-19 ini kita seharusnya menjadi lebih produktif. Kesetiaan kita sedang diuji, untuk setia dalam ibadah, berdoa dan memberi.

Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. (2 Korintus 10:5)

Saat ini kita harus terus mendisiplin hidup kita, dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan. Hal mendasar untuk kita lakukan adalah dengan mendisiplin pikiran kita. Peran orangtua sangat penting dalam mendidik anak-anaknya. Ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah maupun gereja, karena sebagian besar waktu anak-anak adalah bersama dengan orangtuanya.

 ENCOURAGING (MENDORONG)

Encoranging adalah memotivasi. Ini erat hubungannya dengan sisi emosi seseorang.  Orangtua berperan untuk memotivasi anak-anaknya agar berani tampil, berani bertemu orang lain, dan hal-hal baik lainnya. Orangtua seharusnya berkata kepada anak-anaknya seperti perkataan rasul Paulus kepada Timotius:

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (1 Timotius 4:12)

Kenapa kita seringkali gagal dalam memberdayakan? Karena kita tidak mau menjadi teladan. Kata teladan dalam bahasa Yunani ‘tupos’ artinya menjadi model, gambar, ideal atau pola. Contohnya ketika seorang ayah merokok, maka ia tidak mungkin bisa melarang anaknya untuk tidak merokok. Ini berbicara tentang integritas, yaitu perkataan dan tingkah laku yang harus sama dan selaras. Teladan dalam hal apa saja? Dalam hal kasih, jangan ada sekat-sekat yang membedakan anak yang satu dengan yang lain. Dalam hal kesetiaan, jangan sampai kalah dengan anjing yang setia mengantar dan menjemput tuannya. Dalam hal kesucian, jangan mengejar berkat, tapi kejarlah kekudusan. Menjadi teladan dalam segala sesuatu yang baik sehingga tidak ada orang yang bisa menuduh kita, dan kita bisa berkata seperti rasul Paulus:

Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. (1 Korintus 11:1)

Ketika orangtua menempatkan  prioritas yang benar dan hidup sebagai teladan kekudusan bagi anak-anaknya, maka mereka bisa mengajar firman Tuhan kepada anak-anaknya dan menceritakan kesaksian bagaimana penyertaan dan pertolongan Tuhan bagi mereka. Ini menjadi kisah yang akan diturunkan dari generasi kepada generasi, yang akan memuliakan nama Tuhan.

Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan biarlah anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka kepada angkatan yang kemudian.(Yoel 1:3)

Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.(Mazmur 145:4)

Ketika orangtua mau menjadi teladan, maka sekalipun tidak mudah maka mereka akan bisa membesarkan anak-anaknya sesuai dengan Firman Tuhan. Membesarkan anak-anak itu sulit, sangat merepotkan, namun ketika orangtua setia memberi contoh hidup yang berintegritas, maka mereka akan menuai ketika anak-anaknya dewasa. Mereka akan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan, perkasa dan membanggakan hati Tuhan dan orangtua mereka. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (VW).