(1) Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.(2) Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. (2 Timotius 2:1-2)
Tema kita bulan ini adalah EMPOWER yaitu diberdayakan, diberi otoritas, diperlengkapi untuk diberikan suatu kepercayaan yang baru. Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu mempersiapkan penerus, oleh sebab itu kita akan belajar bersama-sama bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan Rasul Paulus dalam mempersiapkan Timotius sebagai penerusnya.
Rasul Paulus menyebut Timotius sebagai anak rohaninya, ada suatu hubungan antara bapak dan anak yang merupakan dasar dari sebuah empower (pemberdayaan). Rasul Paulus berpesan kepada Timotius untuk menjadi kuat, karena pengaruh, tekanan dan aniaya yang ada di dunia ini cenderung membuat kita menjadi kuatir dan tawar hati. Kita mejadi kuat karena kasih karunia yaitu kemampuan yang diberikan oleh Allah karena kasihNya. Jadi, kita menjadi kuat karena kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam hidup kita.
Rasul Paulus juga berpesan kepada Timotius agar apa yang telah diajarkan kepadanya dapat diajarkan juga kepada orang-orang yang dapat dipercayai. Setiap orang percaya harus memiliki pertumbuhan rohani dari orang percaya menjadi orang yang dapat dipercayai dan terus bertumbuh menjadi orang kepercayaan atau sering disebut sebagai perwakilan kerajaan Allah di bumi. Seorang kepercayaan tidak hanya cakap mengajar orang lain, tetapi dapat menjadi teladan dan contoh hidup kepada orang yang sedang di – empower.
Sebagaimana Yesus mengajar murid-muridNya dengan berbagai perumpamaan, Rasul Paulus juga memaparkan beberapa sikap yang menjadi contoh atau teladan untuk memudahkan pemahaman Timotius dan juga kita semua ketika sedang di – empower, yaitu:
Sikap Seorang Prajurit Yang Baik
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (2 Timotius 2:3)
Rasul Paulus menggunakan contoh sikap seorang prajurit yang baik yang selalu siap sedia berada dalam peperangan untuk memperjuangkan apa yang dipercayakan kepadanya. Kita harus sadar bahwa hidup kita berada dalam medan peperangan. Bukan peperangan secara fisik tetapi peperangan rohani melalui pikiran kita karena musuh yaitu iblis akan selalu mengintimidasi dan membawa kita kepada kehidupan yang lama. Seorang prajurit yang baik akan senantiasa waspada dan berjaga-jaga. Ia tidak kuatir dan memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang prajurit yang sedang berada dalam medan pertempuran juga bersedia menanggalkan kenyamanan hidupnya. Jadi pelajaran yang bisa kita petik dari sikap seorang prajurit yang baik ini adalah kita harus sadar bahwa hidup kita ada dalam pertempuran rohani, karenanya kita harus senantiasa berjaga-jaga dan berdoa.
Sikap Seorang Olahragawan Yang Bertanding
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. (2 Timotius 2:5)
Kita harus memiliki sikap sebagai seorang olahragawan yang sedang bertanding sebab seorang olahragawan yang tidak sedang bertanding tidak akan memenangkan sebuah pertandingan. Seorang olahragawan yang sedang bertanding akan senantiasa menjaga stamina dan kesehatan tubuhnya. Demikian juga dengan kesehatan rohani dan jiwani harus senantiasa kita jaga agar kita dapat melihat suatu kemenangan yang luar biasa. Sebagai manusia rohani yang memiliki jiwa dan tinggal di dalam tubuh kita harus senantiasa menjaga kesehatan rohani, jiwani dan tubuh kita dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengisi pikiran kita dengan kebenaran Firman Tuhan serta berolahraga, menjaga pola makan dan pola istirahat kita.
Dalam pertandingan, lawan tanding kita adalah diri kita sendiri, sebab jika kita membandingkan dengan orang lain maka kita akan merasa puas diri jika melihat kekalahan orang lain dan merasa kurang jika melihat keberhasilan orang lain. Ketika kita bertanding dengan diri sendiri maka kita bisa menyimpulkan apakah hidup kita hari ini lebih berkenan kepada Tuhan dibandingkan hari kemarin. Kita juga bisa mengukur apakah ada progres untuk pertumbuhan kerohanian kita.
Sikap Seorang Petani Yang Bekerja Keras
Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
(2 Timotius 2:6)
Seorang petani yang bekerja keras memiliki sudut pandang bahwa apa yang ia tanam akan menghasilkan pelipat gandaan. Seorang petani akan berpikir bahwa apa yang dia tuai jauh lebih besar dari apa yang telah ditanamnya. Cara berpikir ini yang dipakai Rasul Paulus untuk menjelaskan kepada Timotius bahwa apa yang dilakukannya hari ini sekalipun tidak segera menuai, ada kerja keras yang harus dilakukan untuk bisa menikmati hasil tuaian. Seorang petani yang bekerja keras memiliki keyakinan bahwa suatu saat akan tiba waktu menuai sekalipun belum melihat tuaian.
Jika hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk menabur, persiapkan dan berikan yang terbaik untuk Tuhan, sebab apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. 3 Hal yang harus kita perhatikan sebagai seorang penabur adalah:
Kualitas penabur, yaitu karakter kita sebagai seorang penabur harus berkenan kepada Tuhan
Lahan, yaitu hati kita harus menjadi lahan yang subur agar benih Firman yang ditabur dapat bertumbuh dan berbuah beripat kali ganda.
Benih yang terbaik, jika kita ingin menuai yang terbaik kita pun harus menabur benih yang terbaik.
Ketika ketiga hal ini diterapkan dalam hidup kita maka kita akan kuat dalam kasih karunia di dalam Kristus Yesus. Apapun tantangan yang kita hadapi, maka kitapun akan tetap bertahan hingga kemuliaan Tuhan yang besar dinyatakan melalui hidup kita. Amin. (RCH).