EMPOWERED BY GRACE TO SERVE | Pdt. Eluzai Frengky Utana

10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. 
(1 PETRUS 4:10)

Kita masuk di dalam tahun yang baru The Year of Empowering Grace. Kata empowering memiliki beberapa pengertian, yaitu memberdayakan, memberi kuasa, memberi wewenang, mendukung atau juga mempercayakan. Empowering Grace bukan saja memberdayakan kasih karunia, tetapi juga anugerah yang dimampukan. Kita semua dimampukan oleh anugerah Tuhan. Kasih karunia yang Tuhan percayakan yaitu kita dimampukan untuk melakukan semua yang sudah Tuhan percayakan.

Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 TIMOTIUS 1:6-7)

Kita diperintahkan secara aktif untuk mengobarkan kasih karunia yang ada pada kita, tentunya dengan pimpinan Roh Kudus. Kasih karunia itu disalurkan oleh hamba-hambaNya melalui penumpangan tangan, sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Kita sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah dipercayakan untuk mengelola dan melaksanakannya sehingga kuasa Tuhan dinyatakan, yang sakit disembuhkan dan yang terikat dibebaskan. Jadi kita semua dimampukan oleh kasih karunia untuk melayani Tuhan, pekerjaanNya dan sesama.

Kita akan belajar dari kisah-kisah di dalam Matius 2:13-23. Dalam Alkitab terjemahan baru, ada 3 perikop dalam ayat-ayat ini. Judul perikop dalam Matius 2:13-15 adalah Penyingkiran ke Mesir, Matius 2:16-18 adalah pembunuhan anak-anak di Bethlehem dan dalam Matius 2:19-23 adalah kembali dari Mesir. Bagaimana agar karunia yang sudah Tuhan percayakan dapat kita gunakan dengan seijinNya semakin tajam dan maksimal? Kita harus terus berlatih bersama Roh Kudus. Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari agar kita dimampukan oleh kasih karunia untuk melayani:

(13) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” (14) Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, (15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
(MATIUS 2:13-15)

BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN

Ketika terjadi pembunuhan anak berusia 2 tahun ke bawah oleh Herodes, Tuhan memerintahkan kepada Yusuf dan Maria agar mereka menyingkir ke Mesir. Dengan penuh ketaatan mereka melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Tentunya mereka telah mendengar bahwa didalam Perjanjian Lama sudah pernah terjadi pembunuhan bayi laki-laki di Mesir oleh Firaun. Yusuf dan Maria tidak gentar dan takut terhadap berita-berita yang sudah mereka dengar. Yusuf dan Maria bergaul karib dengan Tuhan. Orang yang bergaul karib dengan Tuhan, selalu ada solusi dalam hidupnya, sebab mereka senantiasa berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa. Orang yang bergaul karib dengan Tuhan akan memiliki rasa lapar dan haus untuk mengalami Tuhan. Bahkan di tengah-tengah masalah dan ketakutan mereka akan tetap sadar bahwa Tuhan ada di dalam hidupnya sehingga mereka menjadi taat dan setia sampai akhir. Orang yang bergaul karib dengan Tuhan apa yang dikerjakannya seturut dengan kehendak Tuhan dan FirmanNya. Untuk bergaul karib dengan Tuhan, kita harus memiliki pengalaman-pengalaman bersama Tuhan melalui karunia-karunia yang sudah Tuhan percayakan dan kita latih serta aktifkan di dalam hidup kita.

TINGGALKAN SEJARAH MASA LALU

Yusuf dan Maria tidak terpengaruh dengan kisah sejarah yang sudah mereka dengar mengenai pembunuhan anak laki-laki yang pernah terjadi di Mesir. Sejarah masa lalu apa yang pernah kita alami di tahun-tahun yang lalu? Mungkin di dalam kerohanian, karakter, kesehatan, keluarga, karier, komunitas atau keuangan, janganlah kita terpengaruh. Jangan pernah berfikir tentang kekalahan, tetapi pikirkanlah mengenai tujuan akhir hidup kita yaitu mewujudkan gambar Tuhan dan semakin serupa dengan Kristus. Seburuk apapun yang akan terjadi, hidup kita juga akan terus berlanjut dan akan lebih baik lagi jika kita mengandalkan Tuhan, karena kreativitas, hikmat dan kemampuan berasal dari Tuhan sendiri. Itulah yang memampukan kita melewati saat-saat sulit dan mampu memandang bahwa setiap masalah selalu ada solusinya.

MENJADI PENGARUH BUKAN DIPENGARUHI.

Yusuf dan Maria tidak dipengaruhi oleh sejarah-sejarah yang pernah mereka dengar, apapun yang pernah terjadi di zaman Firaun. Mereka bergerak menurut apa kata Tuhan. Apapun yang Tuhan perintahkan, mereka taat. Tidak selalu Tuhan berkata sesuatu itu menjadi akhir hidup kita, tetapi Tuhan juga bisa mengubah arah hidup kita secara tiba-tiba. Perubahan ini tidak membuat kita hancur, melainkan kita beroleh pelajaran yang lebih besar. Iman adalah karunia yang Tuhan berikan kepada kita, bagian kita adalah melatih otot iman supaya semakin kuat. Iman tidak dipakai untuk mengatasi masalah sesekali saja, tetapi seseorang yang memiliki iman memiliki gaya hidup berjalan bersama Tuhan menangani tugas yang semakin besar sepanjang hidup mereka. Sekalipun tidak ada masalah dan tantangan kita tetap melatih iman menghadapi segala situasi sehingga apapun yang terjadi kita tidak kaget dan tetap bersyukur bahwa Tuhan itu baik. Hidup kita harus menjadi pengaruh bukan dipengaruhi. Kekristenan bukan berbicara atribut tetapi pengaruh dan dampak bagi orang di sekitar kita sehingga kita dikenal sebagai murid-murid Yesus. Seorang murid harus menjadi pengaruh.

(19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” (21) Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. (22) Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (23) Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
(MATIUS 2:19-23)

MEMILIKI ROH TAKUT AKAN TUHAN SENANTIASA.

Tuhan menuntun Yusuf dan Maria untuk kembali ke Israel, namun setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Injil Yohanes menuliskan bahwa salah seorang murid Yesus yang bernama Natanael berkata: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Yusuf dan Maria tidak terpengaruh  dengan segala kondisi di Nazaret. Mereka selalu dengan taat mengikuti tuntunan dan arahan Tuhan dalam hidupnya karena mereka memiliki Roh takut akan Tuhan senantiasa. Takut akan Tuhan berhubungan dengan kepercayaan, yaitu kita menghormati Tuhan dan membiarkan Tuhan menggendalikan hidup kita. Sehingga masalah apapun yang terjadi, kita percaya bahwa Tuhan ada di tengah-tengah kita. Jika dunia berkata bahwa di tahun 2023 adalah tahun yang sulit, bagi kita ini adalah kesempatan untuk melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Takut akan Tuhan juga berhubungan dengan kerendahan hati, yaitu bukan mengakui seberapa besar pentingnya kita di dunia, tetapi seberapa besar perbedaan yang bisa kita buat dalam kehidupan orang lain sehingga orang lain mengalami Tuhan seperti yang kita alami. Orang yang memiliki Roh takut akan Tuhan senantiasa mau diajar, dikoreksi, mau melayani dan selalu bersyukur serta senantiasa bergantung kepada Tuhan.

SEBUTAN TIDAK PENTING YANG TERPENTING ADALAH MENJADI BERKAT.

Orang mungkin tidak terlalu memperhitungkan Nazaret, bahkan memandang sebelah mata kota kecil Nazaret tetapi sebutan tidak penting yang terpenting adalah menjadi berkat. Siapapun latar belakang kita, jika saat ini kita masih hidup, berarti ada rencana besar Tuhan di dalam hidup kita untuk menjadi berkat. Tanda dari berkat adalah apa yang kita berikan bukan apa yang kita simpan. Karunia-karunia Roh, keuangan, talenta dan kepandaian yang Tuhan percayakan baiklah kita pakai untuk melayani Tuhan, pekerjaan Tuhan dan orang lain sehingga menjadi berkat. Kita mungkin tidak menyadari bahwa hidup kita sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Jangan kubur dan matikan setiap potensi yang ada dalam hidup kita. Dimana saja kita berada, kita menjadi berkat bagi banyak orang dan nama Tuhan dipermuliakan. Amin.  (RSN)