Engsel Pintu | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Yosua memberkati Kaleb anak Yefune. Yosua memberikan kepadanya kota Hebron sebagai miliknya. Dan kota itu masih milik Kaleb anak Yefune, orang Kenas itu. Tanah itu masih milik umatnya karena dia tetap setia dan patuh kepada TUHAN, Allah Israel.  Sebelumnya Hebron bernama Kiryat-Arba.Kota itu disebut menurut nama orang terbesar di antara orang Enak  —  orang yang bernama Arba. Setelah itu amanlah negeri itu.
(Yosua 14:13-15)

Kemajuan dan peningkatan (ADVANCING) yang dialami Kaleb terjadi di dalam semua aspek kehidupannya, baik itu kerohanian, kesehatan fisik, keuangan, karir, keluarga, karakter, dan komunitas. Aspek-aspek kehidupan dapat digambarkan seperti engsel pintu. Pintu kemajuan hidup kita harus terbuka dan terus terbuka. Bagaikan sebuah pintu yang besar dan berat, yang membutuhkan beberapa engsel untuk menahan agar pintu tersebut tidak jatuh, sehingga dapat terbuka dan memberikan kemajuan dalam hidup kita. Sebagaimana Kaleb terus maju dan memperoleh kota Hebron di masa tuanya, maka kitapun harus terus bergerak maju mencapai destiny kita.

4 ENGSEL yang perlu kita hidupi agar hidup kita mengalami ADVANCING:

INISIATIF

Pada suatu hari beberapa orang dari suku Yehuda pergi kepada Yosua di Gilgal. Salah seorang di antaranya ialah Kaleb anak Yefune, orang Kenas. Kaleb berkata kepadanya, “Engkau ingat yang dikatakan TUHAN di Kadesy-Barnea. Tuhan berkata kepada Musa, hamba-Nya. Tuhan berkata tentang engkau dan aku. (Yosua 14:6).

Orang yang berinisiatif memiliki gaya hidup meminta arahan, mendengar nasihat dan petunjuk. Orang biasa yang hidup di luar Tuhan hanya bicara tentang masalah dan masalah. Orang yang luar biasa akan hidup mengatasi masalah-masalah yang ada. Orang luar biasa yang berinisiatif akan melihat peluang di tengah masalah. Sebagaimana Kaleb yang tidak hanya diam, acuh tak acuh, maka kitapun harus berinisiatif, meminta arahan dan belajar dalam hal kerohanian, kesehatan fisik, keuangan, karir, keluarga, karakter, dan komunitas.

INTEGRITAS

Musa, hamba TUHAN, menyuruh aku memata-matai negeri yang akan kita masuki. Aku berumur 40 tahun waktu itu. Ketika aku kembali, aku mengatakan pendapatku kepada Musa tentang negeri itu. (Yosua 14:7)

Orang yang berintegritas bertanggung jawab menjaga hati, perkataan dan responsenya untuk sejalan dengan Firman Tuhan. Integritas dibutuhkan untuk hidup kita memuliakan Tuhan, sehingga kita menghasilkan buah yang lebat dan tinggal tetap. Kebesaran seseorang tidak didasarkan atas kekayaan yang diraih, namun didasarkan pada integritas orang tersebut. Orang yang berintegritas tidak takut pada apapun, karena tidak ada hal-hal yang ia sembunyikan.

PERSPEKTIF YANG BENAR

Orang lain yang berangkat bersama aku mengatakan kepada umat yang membuat mereka takut, tetapi aku sesungguhnya percaya bahwa TUHAN akan mengizinkan kita mengambil negeri itu.  Jadi, pada hari itu Musa berjanji kepadaku, katanya, ‘Tanah yang engkau kunjungi akan menjadi milikmu. Anak-anakmu memilikinya selamanya Aku memberikan negeri itu kepadamu karena engkau sungguh-sungguh percaya kepada TUHAN Allahku. (Yosua 14:8-9)

Orang yang memiliki perspektif yang benar akan dengan segenap hati fokus kepada Tuhan. Dia melihat Tuhan itu sangat besar dan masalah-masalah sangat kecil. Dia berfokus pada apa yang dimiliki dan bukan pada apa yang tidak dimiliki. Cara pandang yang seperti ini akan membuat kita mudah untuk  bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Iman dan imun kita akan meningkat. Jadi, janganlah fokus pada benang yang kusut, tetapi kepada tangan Tuhan yang sedang menenun karya yang indah.

RAJIN

Sekarang TUHAN memberi hidup kepadaku 45 tahun  —  sebagaimana telah dikatakan-Nya. Selama masa itu kita semuanya mengembara di padang gurun. Dan sekarang aku ada di sini, berumur 85 tahun.  Aku masih tetap kuat seperti pada hari Musa mengutus aku. Aku siap untuk berperang sama seperti semula. (Yosua 14:10-11).

Ini adalah sikap yang mau terus mencoba dan giat. Sekalipun sempat membuat kesalahan, akan tetap bangkit dan mencoba hal-hal baru, dan siap untuk terus dilatih oleh Tuhan serta mampu melihat pencapaian akhir dari sebuah permulaan. Tidak akan pernah ada kemajuan jika kita terus berdiri dalam kemalasan. Tidak ada orang malas yang bisa mengubah dunia dan melahirkan new emerging leaders dalam Kerajaan Allah.

Miliki INISIATIF, INTEGRITAS, PERSPEKTIF YANG BENAR dan KERAJINAN, maka kita akan mengalami kemajuan (advancing) untuk hidup yang berkembang dan berbuah, sehingga tidak hanya hidup kita yang terus mengalami kemajuan, namun dari generasi kita lahir generasi berikutnya yang terus bergerak maju. Amin. (VW)