Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
(LUKAS 5:3)
Murid-murid Tuhan Yesus dipanggil dari seorang penjala ikan dijadikan penjala manusia. Demikian juga hidup kita dipanggil untuk menjangkau jiwa-jiwa. Untuk itu murid-murid diperlengkapi agar mereka siap di ladang pelayanan. Tuhan tidak pernah mengirimkan kita ada di dunia ini dengan keadaan yang tidak berdaya. Oleh sebab itu kita tidak boleh mengatakan, kita tidak punya bakat untuk melakukan hal ini atau itu. Ketika Tuhan memanggil kita, Dia akan memperlengkapi kita untuk melakukannya. Tuhan juga akan memperlengkapi kita untuk melakukan apapun yang Dia minta kita capai.
Tidak mungkin kita bisa memperlengkapi orang lain tanpa kita diperlengkapi terlebih dahulu. Tentunya kita diperlengkapi untuk menjadi berkat. Yesus memperlengkapi murid-murid dan orang banyak dengan Firman Allah yaitu Pedang Roh (Efesus 6:17).
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12)
Firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua, dalam terjemahan lain juga diterjemahkan sebagai pedang bermulut dua, artinya ketika Allah mengucapkan Firman-Nya, kemudian kita dalam persetujuan juga mengucapkan Firman-Nya dan firman itu berkuasa menjadi pedang bermulut dua. Apa yang kita ucapkan memiliki kuasa. Firman yang kita sampaikan juga berlaku untuk diri kita.
Kita tidak benar-benar mengenal Tuhan kecuali kita berserah, percaya, dan sungguh-sungguh taat pada Firman Tuhan. Firman Tuhan tidak hanya menaruhkan iman di dalam hati kita, tetapi juga memberikan kepada kita harapan, atau visi menuju kepada iman. Dan tidak ada yang lebih penting dalam hidup kita selain Firman Tuhan. Mendengarkan dan membicarakan/ membagikan Firman Tuhan tidak akan pernah dapat menggantikan melakukan Firman Tuhan. Firman Tuhan yang benar-benar hidup di dalam kita bukanlah Firman Tuhan yang kita ketahui, tetapi Firman Tuhan yang kita lakukan. Firman-Nya itu kekal, jadi fokus kita adalah pada apa yang Tuhan katakan, bukan pada keadaan sekeliling kita yang senantiasa berubah-ubah. Ketika murid-murid sudah diperlengkapi dengan Firman Allah, maka Yesus mulai berbicara mengenai pelatihan dan pemuridan.
Dari kisah Yesus memanggil dan memperlengkapi murid-murid-Nya dari seorang penjala ikan menjadi penjala manusia kita akan belajar hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diperlengkapi untuk menjadi berkat:
MENURUTI KEMAUAN TUHAN
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (LUKAS 5:3-4)
Mujizat akan terjadi ketika kita menuruti kemauan Tuhan sepenuhnya. Sekalipun apa yang kita minta dan doakan sepanjang kita menuruti kemauan Tuhan itupun adalah mujizat dalam hidup kita. Bukti dari kita mengasihi Tuhan adalah menuruti segala perintah dan kemauan Tuhan dalam hidup kita.
JANGAN HIDUP DENGAN PENGALAMAN KEMARIN
Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (LUKAS 5:5-6)
Simon Petrus adalah seorang yang sangat berpengalaman dalam menangkap ikan, tetapi ia sadar dan tahu jika Yesus sudah memerintahkannya maka mujizat bisa terjadi. Oleh sebab itu janganlah kita hidup dengan pengalaman kemarin untuk menentukan masa depan kita. Berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita selalu baru setiap hari.
MEMELIHARA KESATUAN KOMUNITAS
Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (LUKAS 5:7)
Semalam-malaman Petrus menangkap ikan bersama-sana dengan nelayan yang lain tetapi mereka tidak menangkap seekor ikanpun. Namun, ketika bersama Yesus, Petrus mendapatkan mujizat besar dengan menangkap sejumlah besar ikan sehingga jalanya mulai koyak. Petrus mengerti betapa pentingnya memelihara kesatuan komunitas, lalu ia memanggil teman-temannya di perahu yang lain supaya datang membantunya.
JUJUR TERHADAP DIRI SENDIRI
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (LUKAS 5:8)
Hanya orang-orang yang kalah yang tidak bisa hidup dengan jujur. Kejujuran itu penting untuk hidup kita diberkati dan menjadi berkat. Kejujuran terhadap diri sendiri adalah bagian dari integritas rohani. Kejujuran lebih berharga daripada keuntungan apapun, seseorang yang telah kehilangan kejujuran berarti telah kehilangan segalanya dalam hidupnya.
HIDUP UNTUK KEPENTINGAN ORANG LAIN
demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (LUKAS 5:10-11)
Seorang nelayan menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi seorang penjala manusia melakukan tugasnya untuk kepentingan orang lain supaya melalui pemberitaannya banyak jiwa-jiwa datang kepada Yesus.
Taklukkan hidup kita pada kebenaran Firman Tuhan maka kita akan semakin bergairah melayani Tuhan dan terus diperlengkapi untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Jesus loves you abundantly. Amin. (RCH)