ETIKA HATI

ETIKA HATI 

Bacaan Setahun: 
1 Taw. 12-14, Yoh. 15 

“TUHAN, Engkau mendengar doa orang hina dan menguatkan hati mereka” (BIMK – Mazmur 10:17)

Doa adalah panggilan jiwa yang menghubungkan kita dengan Bapa kita di surga. Ada dinamika yang unik antara kita sebagai anak-anak dengan Bapa yang Mahabesar. Hubungan kita dengan Allah dapat beragam.

Sebagai seorang anak, kita datang kepada Bapa dengan kerindungan sebagaimana soerang anak datang kepada ayahnya. Sebagai anak, kita diberi keleluasaan untuk mengungkapkan kebutuhan dan kerinduan kita kepada-Nya. Di sini doa menjadi kesempatan bagi kita untuk berbicara dengan bebas, tanpa rasa cemas, dan merasakan kebebasan yang mengalir dari kasih Bapa.

Namun, hubungan kita dengan Bapa juga bisa sebagai hamba dan pelayan yang tunduk serta penuh rasa hormat. Bukankah kita semua adalah hamba-hamba kebenaran? Seperti hamba yang tahu diri, kita menghadap Bapa dengan hati yang penuh ketaatan dan ketakutan akan keagungan-Nya.

Dalam perjanjian baru, kita diberikan hak istimewa sebagai anak-anak Allah, yang memungkinkan kita untuk menghadap Bapa dengan keberanian dan keintiman (Ibrani 4:16). Namun, ada etika hati yang perlu dijaga. Itulah kerendahan hati. Sikap ini membuat kita menyadari akan keterbatasan kita sebagai manusia yang rentan dan membutuhkan kasih karunia Bapa untuk menopang hidup kita.

Seorang anak yang memiliki etika hati akan selalu merindukan untuk datang menyembah Bapa yang Agung dan Mulia. Kerendahan hati bukanlah merendahkan diri alias minder, tetapi tentang mengakui keagungan Bapa dan menghormati-Nya dalam segala hal, dan keberanian kita menghampiri-Nya. Bapa Surgawi mencari anak-anak yang memiliki hati yang rendah dan tunduk, siap membangun hubungan keintiman dengan-Nya. Anugerah dan kasih karunia-Nya tidak hanya membebaskan kita dari belenggu dosa, tetapi juga mengajarkan kita tentang cara menjaga hubungan dengan Dia

Jadi, apakah kita datang kepada Bapa sebagai anak yang penuh keberanian atau sebagai hamba yang tunduk, kerendahan hati tetap menjadi kunci. Menghormati Bapa dan mengakui ketergantungan kita adalah cara kita berdoa dengan benar. Jadi belajarlah untuk memiliki etika hati yang benar. Akuilah bahwa kita ini sebenarnya tidak layak untuk menerima kasih karunia-Nya, tetapi Bapa telah melayakkan kita oleh karena Anak-Nya

Saat datang kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati, kita akan menemukan bahwa Dia adalah Bapa yang mengasihi dan selalu siap untuk mendengar doa kita dan Ia pasti menjawabnya. (DH)

Questions:
1. Hati seperti apakah yang harus kita miliki saat berdoa?
2. Mengapa kerendahan hati adalah kunci untuk menerima jawaban doa?

Values:
Ibarat sebuah pintu, maka kerendahan hati adalah gagang pintunya.

Kingdom’s Quotes:
Allah tidak perlu mencari hormat, karena semua hormat dan kemuliaan adalah milik-Nya.