Extravagant Love | Pdm. Stefanus Suheru

Tema pada bulan ini adalah mengenai “Living Selflessly”yang berarti hidup tidak mementingkan diri sendiri. Salah satu tokoh terkenal bernama Elie Wiesel pernah mengungkapkan demikian, “Lawan dari kasih bukan kebencian, melainkan ketidakpedulian; lawan dari seni bukan keburukan, melainkan ketidakpedulian; lawan dari iman bukan ajaran sesat, melainkan ketidakpedulian; lawan dari kehidupan bukan kematian, melainkan ketidakpedulian.”

Kepedulian yang melimpah dari kasih yang tanpa syarat merupakan pesan Yesus yang hendak Dia ajarkan. Kasih yang tanpa batas dan melampaui batas-batas norma yang diatur oleh masyarakat dan dunia. Tuhan Yesus hendak menunjukkan bentuk kasih yang nyata melalui perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati di dalam Lukas 10:25-37 dan bagaimana kita boleh menerapkannya dalam keseharian hidup kita.

IMAM DAN ORANG LEWI

Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (Lukas 10:30-32)

Seorang Imam dan orang Lewi turun melalui jalan itu, namun melewatinya dari seberang jalan tanpa menolong.

Berbicara tentang kebenaran tidak menjamin seseorang memiliki hati yang benar.

Imam dan Lewi sama-sama tidak menghendaki untuk mempraktikkan Firman Tuhan ketika di perhadapkan dengan situasi tersebut. Mereka mungkin terlalu takut mengambil resiko menolong orang yang tidak mereka kenal. Imam dan orang Lewi suka berbicara tentang kebenaran tetapi tidak memiliki hati yang benar. Sebagai orang percaya, kita harus berhati-hati akan sikap kita agar memiliki hati yang benar.

Khatam kitab suci tidak menjamin perubahan karakter.

Ahli Taurat memahami benar akan Kitab Suci secara tuntas. Orang percaya seringkali mendengar kebenaran tetapi terus mencari pembenaran diri sendiri untuk tidak melakukannya.

Aktif melayani tidak sama dengan menaati Firman Tuhan.

Ahli Taurat mengetahui secara persis akan hukum-hukum Allah bahkan selalu memperkatakan kebenaran di hadapan umat Allah. Sayangnya keterlibatan aktif dalam pelayanan, tidak berarti seseorang menaati Firman Tuhan.

ORANG SAMARIA

(33) Lalu datang seorang Samaria,  yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan (Lukas 10:33)

Orang Samaria adalah orang keturunan Yahudi yang dinikahkan oleh bangsa Asyur dengan suku-suku di luar Israel sehingga melahirkan keturunan berdarah campuran. Orang Samaria merupakan komunitas yang dihindari, dihina, dan diasingkan oleh orang Yahudi asli. Orang yang ditolongnya bukan hanya berasal dari kaum yang berbeda, tetapi yang selama ini juga menghina dan mengasingkan kaumnya! Tuhan menghendaki kita BERKEMURAHAN HATI, yang memancar dari EXTRAVAGANT LOVE kepada SESAMA MANUSIA, bukan manusia yang sama dengan kita.

Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana seharusnya orang percaya mempraktikkan Extravagant Love, yaitu kasih yang melampaui batas-batas yang dibentuk oleh agama dan dunia.

Extravagant Love Tidak Pilih Kasih

(24) Yesus berkata: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:24)

Kita lihat pada Pribadi Yesus ketika Ia tersalib di atas kayu salib, Dia mengucapkan kalimat yang sangat luhur, yakni melepaskan pengampunan kepada musuh-musuh-Nya yang menghina dan mengolok-olok Dia. Pada kayu Salib tersebut, Kristus mendemonstrasikan kasih-Nya pada musuh-musuh-Nya. Orang Samaria merupakan representasi daripada Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana seseorang hendaknya mengasihi sesama dan menjadi saudara baginya. Kasih yang melampaui batas-batas perbedaan. Kasih bukan tentang menilai siapa orang itu. Kasih adalah tentang memberi kepada mereka yang membutuhkan, tanpa membedakan.

Extravagant Love Itu Berani

 You never will know who is your neighbor unless you dare to come close and became a neighbor to others (Anda tidak akan pernah tahu siapa sesama anda kecuali anda berani mendekat dan menjadi sesama bagi orang lain)

Extravagant Love menuntut keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Extravagant Love melampaui norma-norma sosial yang dapat bersikap tidak peduli. Berbeda dengan Imam yang merasa takut apabila menyentuh mayat, Extravagant Love justru menghargai manusia lebih dari tradisi-tradisi agamawi. Orang Samaria berani mengambil resiko dengan berhenti di tengah jalan yang berbahaya untuk menolong orang yang terluka tersebut.

Extravagant Love Bersedia Direpotkan

 You never will know who is your neighbor unless you dare to come close and became a neighbor to others (Anda tidak akan pernah tahu siapa sesama anda kecuali anda berani mendekat dan menjadi sesama bagi orang lain)

Imam dan orang Lewi melihat tetapi melewatinya dari sisi yang lain sedangkan orang Samaria memiliki Extravagant Love. Dia turun dari keledai, mengangkat si korban ke atas keledainya dan dia berjalan disampingnya. Orang Samaria mau turun dari keledainya yang berarti siap untuk terlibat sepenuhnya dalam kehidupan orang lain, yang membutuhkan pertolongan.

Extravagant Love Menanggung Resiko

Orang yang terluka tersebut bisa saja menjadi pancingan dari sekelompok penyamun yang dengan sengaja menjebak siapapun yang akan memberikan pertolongan. Di samping itu, kita memerlukan hikmat untuk memastikan apakah hal tersebut sekadar rekayasa atau secara sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan. Orang samaria tersebut berani menanggung resiko demi kebaikan orang lain, tanpa pamrih dan tidak terhalang oleh apa pun, bahkan oleh ketidakpastian.

Extravagant Love Itu Menghabiskan Waktu

Orang Samaria tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga menyediakan waktu untuk memastikan orang yang terluka itu benar-benar sudah tertolong. Quality Time adalah hadiah terindah untuk bersama orang lain yang membutuhkan.

Extravagant Love Itu Mahal

Orang Samaria juga membiayai perawatan orang tersebut kepada pemilik penginapan selama masa pemulihannya dan juga memberikan dana tambahan apabila biaya tersebut belum mencukupi. Ia lebih menghargai orang lebih daripada barang dan uang.

Extravagant Love Itu Melampaui Status Sosial

Orang Samaria tersebut tentu akan dianggap sebagai penghianat terhadap perjuangan bangsa Samaria. Kemungkinan dia akan diejek oleh bangsanya sendiri dan status sosialnya ternodai. Perumpamaan orang Samaria yang Murah Hati menjelaskan secara tuntas akan hakikat Extravagant Love yang ditunjukkan oleh seseorang yang menjadi sesama bagi orang lain. Ia menghancurkan dinding pemisah dan melihat setiap orang dengan nilai yang sama di mata Tuhan. Ia melampaui status sosial dan norma-norma masyarakat.

Extravagant LOVE  is one of the clearest ways the lost world will see Jesus Christ (KASIH yang Luar Biasa adalah salah satu cara paling jelas bagi dunia yang terhilang untuk melihat Yesus Kristus). Pergilah, dan perbuatlah demikian! (Lukas 10:37)