Faithful to The King
Bacaan Setahun:
1 Sam. 6-8
Ams. 5
“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2:10).
Ada banyak peristiwa yang terjadi secara tak terduga dalam kehidupan kita. Iblis selalu berusaha mencobai kita, namun Tuhan mengizinkan hal itu terjadi sebagai salah satu sarana untuk menguji kesetiaan kita. Tema renungan di bulan Juni 2022 ini adalah Faithful to The King.
Kata faithful yang merupakan kata sifat dalam Merriam Webster Dictionary memiliki arti firm in adherence to promises or observance of duty (teguh dalam memenuhi janji-jani atau ketaatan pada kewajiban). Dalam arti sederhana kata faithful memiliki arti setia. Jadi Faithful to The King adalah Setia kepada Sang Raja.
Apa yang kita pelajari dari kesetiaan? Mengapa kita harus setia? Bagaimana kita dapat setia? Apa hubungan setia dan iman?
Yang pertama, belajar tentang kesetiaan. Kesetiaan adalah karakter Yesus Kristus yang sangat luar biasa. Memang kesetiaan menjadi karakter yang langka di zaman now. Orang yang tidak hidup dalam kebenaran sering melecehkan anak-anak Tuhan dalam hal kesetiaan. Kesetiaan menjadi hal yang aneh bagi mereka. Mereka memilih hidup semau gue (seenaknya sendiri). Namun anak-anak Tuhan tetap belajar setia dan menjaga kesetiaan dalam segala keadaan. Setia dan kesetiaan memang tidak mudah dilakukan. Setia dan kesetiaan adalah karakter Yesus Kristus yang dibutuhkan untuk menggarami dan menerangi dunia saat ini.
Ingatlah bahwa iblis selalu akan mencobai kita untuk jatuh ke dalam pencobaan. Ia mau kita meninggalkan kesetiaan kita kepada Sang Raja. Ingatlah mahkota kehidupan sudah menanti orang yang setia sampai mati. Sudahkah kita setia kepada Sang Raja?
Yang kedua, keteladanan Tuhan Yesus – Flp 2:8. Yesus Kristus menjadi teladan sempurna dalam hal kesetiaan. Sekalipun Ia adalah Tuhan, namun Ia merendahkan dirinya dalam rupa hamba dan sebagai manusia Ia taat sampai mati. Inilah keteladanan kesetiaan dan ketaatan dari Yesus Kristus yang sangat luar biasa.
Kita tidak dapat menjadi pribadi yang setia tanpa keteladanan Yesus Kristus. Kita juga tidak dapat menjadi pribadi yang setia dengan kekuatan kita sendiri. Iblis tahu kekurangan dan kelemahan kita, karena ia dulu adalah tuan kita. Namun kita sudah dibeli dan ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Yesus Kristus dan kita sekarang menjadi anak-anak Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita belajar kesetiaan dari keteladanan Yesus Kristus.
Yang ketiga, hubungan setia dan iman. Kata setia dalam Why 2:10 adalah pistos. Kata setia dan iman dalam Bahasa Indonesia sepertinya tak terkait, namun dalam Bahasa Yunani dan Inggris kata setia dan iman sangat dekat hubungannya. Kata setia diambil dari kata pistos (Yunani) dan faithful (Inggris). Sedangkan kata iman diambil dari kata pistin (Yunani) dan faith (Inggris).
Orang yang beriman hendaknya ia setia dengan imannya. Sedangkan orang yang setia akan selalu ingat dengan imannya. Orang yang faithful memiliki full of faith. Marilah kita selalu setia kepada Sang Raja. (DW)
Questions:
1. Apa yang kita pelajari dari hal kesetiaan?
2. Mengapa kita harus setia kepada Sang Raja?
Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau berkomitmen mempertahankan karakter kesetiaan seumur hidupnya.
Kingdom Quote:
Ujian kesetiaan berlangsung setiap saat dan seumur hidup.