FILLED WITH THE POWER | Pdm. Antonius Aribowo

Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. (Kisah Para Rasul 6:8)

Kita memasuki musim yang baru dan bulan yang baru di dalam hidup kita dengan tema Filled With The Power (Dipenuhi Dengan Sang Kuasa). Untuk  itu kita akan belajar 2 hal yaitu:

Apakah perlu di dalam hidup kita dipenuhi dengan Sang Kuasa?

Bagaimana cara mengalami dipenuhi dengan Sang Kuasa?

Sangat perlu sekali bahwa hidup kita dipenuhi dengan Sang Kuasa, sebab sebagai manusia hidup kita sangat lemah dan terbatas, tetapi jika kita dipenuhi dengan Sang Kuasa maka kita dimampukan melakukan segala perkara dengan kekuatan dan kemampuan yang dari Dia. Stefanus adalah teladan bagaimana hidupnya dipenuhi dengan Sang Kuasa sehingga ia dimampukan untuk mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak bahkan ia menjadi pengikut Kristus yang setia sampai mati. Stefanus adalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan, tetapi Stefanus menjadi pribadi yang luar biasa karena ada Sang Kuasa yang hidup didalamnya.

(58) Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. (59) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (60) Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:58-60)

Kita tahu bahwa Stefanus adalah salah seorang martir pertama yang mati dirajam batu karena mempertahankan imannya kepada Kristus. Di dalam aniaya yang mengancam nyawanya, Stefanus tidak mengeluh tetapi ia berdoa kepada Tuhan untuk jiwa orang-orang yang menganiaya dirinya. Stefanus menganggap bahwa aniaya dan kematian didalam Kristus bukanlah sebuah kekalahan melainkan sebuah kemenangan.

Agar hidup kita dipenuhi dengan Sang Kuasa seperti halnya Stefanus maka kita harus percaya kepada Tuhan dengan sepenuhnya. Hanya orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sajalah yang bisa dipenuhi dengan Sang Kuasa. Mungkin kita bertanya bagaimana dengan orang-orang yang baik dan saleh di luar Kristus? Kebaikan dan kesalehan kita di luar Kristus di mata Tuhan seperti kain yang kotor yang menjijikkan sebab manusia sudah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Melalui kasih karunia dan anugerah Yesus Kristus dalam pengorbananNya di kayu salib kita dilayakkan dan disucikan dari dosa-dosa kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Keselamatan yang kita terima adalah kasih karunia dan anugerah Tuhan di dalam hidup kita.  Oleh sebab itu kita berbuat baik dan hidup saleh bukan supaya kita selamat dan diberkati, melainkan semuanya itu adalah ungkapan syukur kita karena hidup kita sudah diselamatkan dan diberkati.

Orang yang memliki kehidipan yang berkenan kepada Allah dan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan adalah orang yang tidak lagi hidup di dalam kedagingan sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah dan tidak mungkin berkenan kepada Allah (Roma 8:7-8). Mari kita cek hidup kita apakah kita masih hidup di dalam kehidupan kita yang lama ataukan kita sudah mengalami perubahan hidup. Orang yang hidup didalam kedagingan jika diperhadapkan kepada pilihan maka ia akan memilih perbuatan-perbuatan yang mengenakkan kedagingannya daripada perbuatan-perbuatan yang menyenangkan Tuhan.

Apakah perbuatan daging itu?

(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (Galatia 5:19-21)

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk bertobat dari segala perbuatan daging dan kembali kepadaNya. Selalu ada harapan dan kasih karunia Tuhan yang selalu memampukan kita semakin hari semakin serupa dengan Kristus dan berkenan kepada Tuhan. Tanda bahwa kita mengenal Allah adalah kita menuruti perintah-perintah-Nya. Untuk memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan maka kita harus memiliki gaya hidup yang menyenangkan Tuhan dengan menuruti perintah-perintahNya dan melakukan FirmanNya sebagaimana Kristus hidup. (1Yohanes 2:3-6).

Sudahkah kita hidup menyenangkan Tuhan dan hidup mengasihi Tuhan (Matius 22:37-40)? 

Mengasihi berbicara tentang sikap hati. Mengasihi Tuhan berarti menghargai dan menghormati Tuhan serta memiliki kerinduan untuk selalu bersekutu dengan Tuhan dan menempatkan Tuhan sebagai prioritas pertama di dalam kehidupan kita. Orang yang mengasihi Tuhan lebih memilih melakukan FirmanNya dari pada menuruti keinginan dagingnya. Orang yang mengasihi Tuhan juga memiliki gaya hidup senantiasa mengucap syukur dengan segala keadaan yang dialami.

Orang yang hidup di dalam kasih itu sabar, murah hati,  tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1Korintus 13:4-7).

Ketika kita belajar untuk mengasihi Tuhan maka akan ada ujian dan pencobaan yang kita hadapi namun percayalah bahwa Pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepada kita jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13).

Hidup adalah pilihan, mari kita memilih hidup yang berkenan kepada Tuhan dan senantiasa menyenangkan hati Tuhan sehingga hidup kita mengalami kehidupan yang dipenuhi dengan Sang Kuasa. Amin. (RCH).