Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Ayat di atas berkata ‘sabarlah kamu’. Sabar adalah karakter Tuhan. Sabar adalah ilmu tingkat tertinggi, ujiannya sering mendadak, dan sekolahnya berlangsung seumur hidup. Sabar artinya bisa mengelola emosi. Jika kita gagal mengelola emosi, maka bisa kena hipertensi, dilanjutkan dengan stroke atau serangan jantung. Orang yang mengasihi pasti mengampuni, dan sebaliknya orang yang mengampuni pasti mengasihi. Agar buah Roh Kudus mengalir keluar dari hidup kita, maka sebagai manusia baru, kita harus memiliki gaya hidup yang selalu mengampuni pelanggaran.
Gaya Hidup Orang yang Mengampuni Pelanggaran
- Membenahi Dirinya Lebih Dahulu
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. (Kolose 3:5-7)
Orang yang tersinggung umumnya disebabkan karena menuntut hak. Tersinggung melahirkan anak yang bernama kecewa, kecewa melahirkan anak yang bernama jengkel, jengkel melahirkan anak yang bernama marah, marah melahirkan anak yang bernama benci, yaitu pembunuh. Seseorang menjadi pembunuh seringkali akar penyebabnya adalah karena menuntut haknya.
Karena itu untuk memiliki gaya hidup mengampuni, kita harus membenahi diri sendiri terlebih dahulu. Kita tak pernah bisa mengubah orang lain. Hanya Tuhan dan orang itu sendiri yang bisa membuat dirinya berubah.
- Meninggalkan Cara-cara yang Tidak Berkenan
Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. (Kolose 3:8)
Ketika kita berbicara menjelek-jelekkan orang lain, maka hal ini sebenarnya menghalangi berkat Tuhan. Kita perlu di-nol-kan agar hanya Yesus yang muncul dan ditinggikan melalui hidup kita. Misalnya ketika menolong seseorang, dan ternyata orang tersebut tidak berterima kasih, bahkan tidak memperhatikan kita, maka kita harus tetap mengasihi. Kita tidak perlu membalas ataupun menjelek-jelekkan orang tersebut. Ingatlah bahwa kita hanyalah seperti sarung tangan bagi tangan Tuhan. Kita hanya melakukan yang baik, dan mengikuti ke mana Tuhan menggerakkan kita.
- Perubahan Hidup yang Nyata
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Kolose 3:9-11)
Umur ada di tangan Tuhan, tetapi kualitas hidup ditentukan oleh pilihan-pilihan kita. Hari demi hari kita harus terus diperbaharui dan meninggalkan cara hidup yang lama. Jika dulu kita terbiasa makan sembarangan, maka sekarang kita perlu menjaga makanan dan menjaga kesehatan dengan berolah raga. Semasa hidupnya, Yesus menjadi sehat karena dipenuhi aktivfitas berjalan kaki. Dengan memakan makanan yang sehat, maka berbagai tujuan-tujuan yang baik bisa dicapai, yaitu untuk memuliakan Tuhan, tetap sehat dan tetap bisa menikmati berbagai anugerah kehidupan.
- Menghasilkan Buah-buah Kehidupan
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (Kolose 3:12-14)
Kita perlu mengampuni orang yang menyakiti kita. Orang terdekat memiliki peluang terbesar untuk menyakiti kita. Seorang istri bisa sangat menyakiti suaminya. Agar lebih mudah mengampuni, maka suami perlu mengingat kebaikan-kebaikan istrinya. Dalam segala kekurangannya pasti ada kebaikan-kebaikan yang dimiliki istrinya. Seorang suami perlu mencatat setiap kebaikan Tuhan yang dilakukan-Nya melalui istrinya setiap hari. Demikian sebaliknya, seorang istri juga mencatat kebaikan-kebaikan suaminya di tengah segala kekurangannya.
- Menjadi Berkenan
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. (Kolose 3:15-17)
Di kitab Mazmur disebutkan bahwa umur manusia adalah 70 tahun dan kalau ‘kuat’ 80 tahun. Namun kita tidak pernah tahu siapa yang akan mati terlebih dahulu. Karena itu berusahalah menjadi ‘orang yang kuat’. Orang yang kuat adalah orang yang mudah memberikan pengampunan. Pengampunan menjadi sulit saat kita menganggap benda, sesuatu atau seseorang lebih berharga daripada Tuhan. Tetapi jika kita menganggap Tuhan jauh lebih berharga dari segala yang lain, maka kita akan mudah memberi pengampunan. Hiduplah dalam rumus 4 F: Forgive, Forget, Fruitful, Favor. Saat kita hidup dalam pengampunan yang penuh, maka kita akan menikmati perkenanan Tuhan. Amin. (VW)