“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?…. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.” (LUKAS 6:46-49)
Untuk mengetahui seperti apa fondasi kehidupan yang telah kita bangun, adalah dengan melihat apa yang terjadi ketika badai melanda hidup kita. Bagian terpenting dari fondasi kehidupan adalah iman. Bagaimana seseorang membangun kehidupannya adalah suatu prinsip dasar untuk pertumbuhan iman. Jadi ada dua macam pembangun dan ada dua macam dasar bangunan, yaitu:
PEMBANGUN bijaksana, memiliki DASAR batu karang.
PEMBANGUN bodoh, memiliki DASAR pasir atau di atas tanah tanpa dasar.
Setiap bangunan akan digoncangkan oleh banjir, angin dan hujan. Demikian pula kehidupan setiap orang percaya pasti akan mengalami berbagai masalah dan persoalan yang dapat menggoncangkan imannya.
Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut (IBRANI 12:27-28).
SIFAT BATU KARANG
Batu karang memiliki sifat teguh dan tidak berubah saat menghadapi angin, badai dan gelombang. Demikian juga orang yang berpegang teguh kepada batu karang sejati yaitu Yesus Kristus, akan tetap tenang dan teguh menghadapi berbagai persoalan kehidupannya.
Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus (1 KORINTUS 10:4).
Semua fondasi lain akan gagal, tetapi Kristus adalah batu karang yang teguh dan kokoh sebagai dasar untuk membangun hidup kita, karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus (1 KORINTUS 3:10-11).
SIFAT PASIR
Pasir mudah roboh, dan sangat mudah berubah saat mengalami angin, badai serta gelombang. Demikian pula orang yang tidak memiliki landasan yang kuat, akan mudah berubah saat menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Orang yang tampak rajin beribadah-pun belum tentu memiliki landasan iman yang kuat, karena orang yang mendengarkan firman belum tentu menghidupinya.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang….Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (2 Timotius 3:1-5)
CARA MEMBANGUN DI ATAS BATU KARANG
MENDENGAR DAN MELAKUKAN
Ketika kita membaca Firman Tuhan, maka kita mendapatkan kebenaran yaitu fondasi batu karang untuk membangun kehidupan kita. Namun kita harus mewaspadai beberapa hal yang menghalangi kita membangun di atas batu karang tersebut, yaitu:
Pikiran-pikiran manusia (kedagingan), misalnya ketidakpercayaan.
Mendengar Firman tanpa melakukan tindakan sebagai bentuk ketaatan.
Melakukan tindakan-tindakan tanpa mendengarkan Firman dengan bergerak sendiri tanpa pimpinan Tuhan.
MEMILIKI HUBUNGAN
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat (EFESUS 5:32).
Fondasi kehidupan orang Kristen adalah hubungan kasih dengan Tuhan. Sebagaimana hubungan suami istri, maka kehidupan kita sebagai jemaat haruslah menghormati Yesus Kristus Tuhan sebagai kepala gereja. Bentuk rasa hormat kita adalah membangun hubungan melalui firman-Nya, serta ketaatan dan konsistensi dalam melakukannya. Uang adalah fondasi yang tidak bisa dipercaya. Uang memang dibutuhkan dalam kehidupan kita, namun uang bukanlah hal yang terpenting. Jangan pernah menjadikan uang sebagai fondasi dalam hidup kita. Ada banyak contoh orang yang berlimpah secara keuangan namun kehidupannya hancur diterpa badai permasalahan.
BERKENAN DAN BERHARGA DI MATA TUHAN
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit
(MATIUS 10:31).
Perkenanan Tuhan merupakan fondasi yang kokoh. Memahami bahwa kita adalah umat milik-Nya adalah fondasi yang kokoh. Ini memberi kita identitas bahwa hidup kita berharga, dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan, apapun persoalan yang sedang kita hadapi. Satu-satunya dasar yang teguh untuk menghargai diri sendiri adalah dengan menyadari betapa berharganya hidup kita bagi Tuhan. Lihatlah diri sendiri sebagaimana Tuhan melihat hidup kita.
KEYAKINAN YANG TIDAK TERGOYAHKAN
Dasar dari kedewasaan rohani adalah keyakinan yang tidak tergoyahkan akan kebaikan Tuhan. Keyakinan kita berasal dari percaya akan janji Tuhan, bukan sekedar karena mengetahui janji itu.
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 KORINTUS 15:58).
Jika kita menerapkan keempat hal di atas, maka kita sedang membangun kehidupan di atas batu karang. Apapun badai persoalan yang sedang dan akan menerpa kehidupan kita, kita akan tetap kokoh berdiri, memiliki iman yang teguh, dan keluar sebagai pemenang. Amin. (VW).