Pada saat terjadi tsunami tanggal 26 Desember 2004 yang memakan ratusan ribu korban jiwa, ada sebuah pantai di Thailand terkena tsunami namun tidak seorangpun menjadi korban. Pantai bernama Mai Khao Beach tersebut selamat karena seorang gadis cilik bernama Tilly Smith memberikan peringatan kepada ayahnya tentang ciri tsunami yaitu surutnya air laut secara mendadak. Ayahnya semula tidak menanggapi, tetapi akhirnya memberitahukan ke penyelamat pantai, dengan alasan ‘Penyesalan lebih buruk dari sekedar rasa malu’ (‘Regret is worse than embarrassment!’) Jika benar-benar terjadi tsunami dan ia tidak memperingatkan orang banyak, maka ia akan sangat menyesal, tapi jika tidak terjadi tsunami maka ia hanya sekedar akan merasa malu. Prinsip ini juga berlaku pada saat kita dipanggil menjadi terang Tuhan untuk memberitakan kabar baik. Jangan sampai hanya karena rasa malu, satu saat nanti kita menyesal tidak memberitakan kabar baik. Mengapa kita tidak mengizinkan terang kita bersinar di tempat kerja? Seringkali karena rasa malu.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:14-16)
Yesus berkata: “Kamulah terang dunia”. Konteks kotbah di bukit adalah dunia kerja (work place). Ada empat jenis terang yang bisa kita hadirkan di tempat kerja:
PELITA (LAMPLIGHT) BERBICARA TENTANG INTEGRITAS
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang
(Matius 5:15a).
Pelita bersinar dan menerangi tempat yang kecil. Apakah integritas itu? Integritas dimulai dari hati kita (Amsal 4:23). Integritas adalah siapa diri kita sebenarnya di saat kita sendirian, dan di saat kita berada di hadapan Tuhan. Orang di tempat kerja akan menghormati kita saat kita memiliki integritas, yaitu ketika mereka melihat bahwa kita secara konsisten takut akan Tuhan dan bukan takut akan manusia. Contohnya mereka tahu bahwa kita jujur, tidak mau korupsi, tidak suka bergosip.
KAKI DIAN (LAMPSTAND LIGHT) BERBICARA TENTANG EXCELLENCE
Melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu (Matius 5:15b).
Kaki dian menerangi setiap orang dalam ruangan, dengan cara melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Orang yang excellence dalam melakukan pekerjaannya akan berdiri di hadapan raja-raja (Amsal 22: 29). Excellence memiliki dua unsur, yaitu berkompetensi tinggi dan dapat diandalkan. Kita harus bekerja dengan excellence, karena aktivitas di tempat kerja kita adalah ibadah kita kepada Tuhan. Kata ibadah berasal dari kata ‘avodah’ yang memiliki dua arti; yaitu bekerja dan juga beribadah (Keluaran 20:9 dan Keluaran 7:16). Bagaimana cara memperoleh kompetensi yang tinggi? Dengan sengaja berlatih untuk memperbaiki kemampuan (improve) dan melatih kegigihan (persevere). Tidak perlu mengucapkan banyak janji, sebaliknya memberi sedikit janji, tetapi memberikan pelayanan lebih daripada yang diharapkan.
LAMPU SOROT (FLOODLIGHT) BERBICARA TENTANG PERBUATAN BAIK
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16)
Ada dua tipe perbuatan baik:
Perbuatan penuh kasih, murah hati, dan adil. Kita tidak perlu berusaha membuat semua orang senang, tapi harus mengasihi semua orang. Misalnya kita harus mengampuni dan memberi kesempatan kedua bagi orang yang bersalah kepada kita, karena Tuhan Yesus telah mengampuni dan memberikan kesempatan kedua bagi kita (1 Timotius 6:18).
Pernyataan kuasa dan mujizat Tuhan melalui hidup kita (Kisah Para Rasul 10:38). Sebanyak 97% dari mujizat di dalam kitab Kisah Para Rasul terjadi di luar Sinagog atau Bait Allah.
TERANG KOTA (CITYLIGHT) BERBICARA TENTANG KEMULIAAN TUHAN
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Matius 5:14)
Kota manakah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai yang terletak di atas gunung saat itu? Kota tersebut adalah Tiberias yang dibangun tahun 20 Masehi. Ada banyak kota di dunia yang dibangun di atas gunung atau di atas bukit, seperti Yerusalem, Roma, Istanbul, Amman, Lisbon, Moskow, Prague. Cahaya lampu dari sebuah kota di atas bukit tidak mungkin terabaikan, karena pasti akan menarik perhatian semua orang. Ini berbicara tentang pengaruh luar biasa yang mampu mentransformasi sebuah kota.
Di level pelita kita mulai berpendar (glow). Di level kaki dian kita bercahaya lebih terang (brighten). Di level lampu sorot kita bersinar (shine). Di level lampu-lampu kota, kemuliaan Tuhan memenuhi kota tersebut. Amin. (VW)