FROM CROSS TO CROWN | Pdt. Ronny Daud Simeon

(13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. (Galatia 3:13-14)

Hari-hari ini kita sedang merayakan seorang pribadi yang menjadi kontroversi di seluruh dunia yaitu Tuhan Yesus Kristus. Kita patut bersyukur dimana negara kita juga merayakan hari kematian Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menegakkan kembali Kerajaan Allah di bumi karena kejatuhan manusia ke dalam dosa. Selama Dia hidup di duniapun banyak hal-hal baik yang dikerjakanNya, bahkan mujizat-mujizat yang mustahil manusia kerjakan dapat  dikerjakanNya. Justru kenyataan yang harus dihadapi adalah hukuman dan kematian yang paling sadis yaitu kematian di atas kayu salib. Yesus memposisikan diriNya menggantikan kita menjadi terkutuk dan menerima hukuman.

Di dalam karya salib terjadi pertukaran dan pendamaian antara Allah dan manusia. Bagi orang yang tidak percaya berita tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah (1 Korintus 1:18). Ide besar tentang karya salib sudah ada sejak sebelum dunia dijadikan. Dalam dimensi kekekalan, karya keselamatan sudah Tuhan persiapkan bagi umat manusia (Wahyu 13:8).

Sebelum manusia jatuh di dalam dosa, manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah memiliki hikmat dan pola pikir seperti Allah. Namun sejak manusia jatuh di dalam dosa,  manusia yang seharusnya hidup di dalam pemerintahan Kerajaan Allah secaraa langsung lebih memilih dan memberontak kepada Allah dan berpindah dari kerajaan Allah kepada kerajaan kegelapan. Jangan pandang rendah dosa, sebab dosa selalu mendatangkan konsekuensi. Dosa bisa diampuni, tetapi konsekuensi atas dosa tetap harus kita tanggung. Ketika Adam jatuh kedalam dosa dan memilih berada di bawah pemerintahan kegelapan maka generasi demi generasi  tidak ada yang bisa lepas dari pemerintahannya. Karena kemurahan Tuhan maka Tuhan sendiri yang memberikan solusi kepada manusia agar manusia bisa terlepas dari kerajaan kegelapan.

Konsekuensi atas dosa manusia mengalami kematian. Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, sebab pada hari Adam memakannya, pastilah engkau mati. Namun saat di mana manusia memakan buah tersebut mereka tidak langsung mati secara fisik. Kematian ada di bawah kendali Tuhan. Kematian menjadi ketakutan terbesar bagi umat manusia. Bagi kita yang sudah hidup di dalam Tuhan kematian bukahlah sesuatu yang menakutkan lagi sebab Yesus sendiri yang berkata bahwa: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, (Yohanes 11:25). Secara fisik tubuh kita akan mati, tetapi Yesus yang adalah kebangkitan dan telah bangkit dari kematian untuk mengalahkan maut akan membangkitkan kita sehingga ketika kita mengalami kematian fisik dibumi kita akan buka mata di Sorga. Oleh sebab itu jangan bermain-main dengan dosa dan bertobatlah sungguh-sungguh. Bahasa asli dosa adalah hamartia yang artinya meleset dari sasaran. Kelihatannya beribadah dan melayani, tetapi jika tetap tinggal dalam dosa maka kita telah meleset dari sasaran.  

Hal pertama dan utama yang Yesus sampaikan untuk memulai pelayanannya adalah “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”. Kata bertobat adalah metanoia yang artinya perubahan pola pikir. Dalam bahasa Inggris digunakan kata repent, artinya dikembalikan ke puncak, yaitu Tuhan mau kita kembali dari posisi yang terendah akibat dosa dan dibawa kembali ke tempat yang tertinggi yang seharusnya Tuhan rencanakan terjadi dalam hidup kita.

Sekalipun hukum taurat diberikan kepada manusia, hukum taurat tidak sanggup menyelesaikan masalah dosa. Hukum taurat diberikan karena pelanggaran demi pelanggaran sudah dilakukan oleh manusia. Dengan diturunkannya hukum taurat, Tuhan ingin agar manusia bisa mentaatinya, tetapi tidak ada satu orang manusia pun yang sanggup melakukan dan menggenapi hukum taurat dengan setia. “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” (Galatia 3:10).

Oleh sebab itu Yesus Kristus yang seratus persen adalah Allah harus datang ke dunia menjadi seratus persen manusia. Hanya Kristuslah yang sanggup melakukan hukum taurat dan tidak didapati berbuat dosa sama sekali. Sehingga apa yang tidak dapat ditanggung oleh manusia, diselesaikanNya di atas kayu salib menjadi tebusan bagi dunia. Melalui korban darah Yesus, korban darah domba tidak perlu lagi dikorbankan untuk penebusan dosa. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar (Roma 5:12, 19). Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (1 Korintus 5:21)

Walaupun Yesus tidak pernah berbuat dosa, semua dosa umat manusia ditimpakan kepadaNya. Sejak saat itu tidak ada lagi korban yang harus dipersembahkan karena Yesus sendirilah yang menjadi korban anak domba Allah yang menghapuskan dosa dunia. DarahNya dicurahkan sekali untuk selama-lamanya bagi kita semua yang percaya kepadaNya. Hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman (Galatia 3:24). Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. (Galatia3:29). Semuanya bisa terjadi karena salib Kristus, dari salib kepada mahkota (From Cross to Crown).

Proses perjalanan Yesus dari salib kepada mahkota dimulai dari Getsemani,di mana Ia bergumul berat sampai peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Ia berdoa “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42). Dari Getsemani, Yesus harus menjalani hukuman salib di Golgota dan menyeselesaikanya sampai tuntas urusan dosa, sakit penyakit dan apapun yang seharusnya kita tanggung. Yesus mati dan turun ke dunia orang mati. Iblis berfikir ketika Yesus masuk ke dalam kubur segalanya berakhir, tetapi ia tertipu, justru melalui kematianNya, Yesus bangkit dari antara orang mati.

Setelah kebangkitanNya Yesus kembali ke Galilea untuk menguatkan Petrus dan murid-murid yang lain serta berkeliling selama empat puluh hari untuk memberitakan Kerajaan Allah. Setelahempat puluh hari Ia naik ke Sorga dan menerima kemuliaan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Bagian kita adalah menuruti teladanNya yaitu senantiasa hidup memuliakan Tuhan. Selaraskan kehendak kita tunduk dibawah kehendak Tuhan, sehingga kehendak Bapa dinyatakan dalam hidup kita. Jangan simpan kepahitan, sakit hati dan lepaskan pengampunan, karena Yesus sudah mengorbankan nyawaNya untuk mengampuni segala dosa-dosa kita. Serahkan hidup kita menjadi pelaksana-pelaksana kehendak Tuhan dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin. (RCH).