FROM CROSS TO CROWN | Pdt.Timotius Arifin Tedjasukmana

Hari ini kita sedang merayakan hari raya kebangkitan Tuhan Yesus, Happy Ressurection bukan Happy Easter. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah hal yang terpenting di dalam iman Kristen, oleh sebab itu seringkali makna kebangkitan di belokkan dengan istilah-istilah yang kurang tepat untuk mengaburkan pemberitaan tentang kebangkitan Tuhan Yesus.

Proses perjalanan Yesus dari salib kepada mahkota dimulai dari Getsemani. Getsemani adalah tempat pemerasan buah zaitun. Orang percaya digambarkan sebagai Pohon Zaitun di pelataran Rumah Tuhan. Pohon zaitun adalah gambaran berkat, perdamaian dan kesehatan. Dari Getsemani menuju ke Golgota yang artinya tengkorak. Di Golgota kita melihat bagaimana Yesus harus mati dengan cara yang kejam, hina dan terkutuk (Galatia 3:13) supaya berkat Abraham sampai kepada kita. 

Dari Golgota Yesus masuk ke dalam dunia orang mati (Grave) untuk mengalahkan maut dan memberikan kita hidup yang kekal. KebangkitanNya dari dunia orang mati adalah bukti keilahianNya. KebangkitanNya mengubah dunia karena itu setiap hari minggu kita merayakan kebangkitanNya. Banyak orang yang mempermasalahkan penamaan hari Minggu yang diambil dari bahasa Portugis dominggo artinya hari Tuhan kita.  Jika Yesus tidak dibangkitkan, apalah gunanya seorang juruselamat yang mati. Hanya Yesus yang sanggup mengalahkan kematian, sebab Dialah kebangkitan dan hidup.

Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu beberapa orang di antara wanita  pergi ke kubur Yesus membawa rempah-rempah yang telah disediakan untuk meminyaki tubuh Yesus, tetapi batu penutup kubur telah terguling dan ada Malaikat yang berkata: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Jadi sekali lagi perlu kita tekankan bahwa kita warga Kerajaan Allah bukan merayakan Easter, tetapi Resurection karena Easter berasal dari penyembahan kepada Dewi Eastar.

Paulus mengatakan bahwa tanpa kebangkitan Kristus, iman kita sia-sia (1 Korintus 15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.).

Timeline kejadian dimana Yesus mulai menjalani karya penebusan sebagai anak Domba Allah dimulai  pada hari Rabu malam, bertepatan dengan orang Yahudi merayakan Paskah, mereka mempersiapkan perayaan Paskah dengan Perjamuan Makan bersama untuk mengingat bagaimana campur tangan Tuhan ketika mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Kemudian pada hari Kamis malam, Yesus bergumul di taman Getsemani yang dilanjutkan dengan penangkapan, diadili dengan tidak benar dan mengalami penderitaan. Setelah menjalani proses penyiksaan dan peradilan Yesus disalibkan. Di atas kayu salib ia menyerahkan nyawaNya. Ia menderita sebagai manusia supaya melalui penderitaanNya kita menerima penebusan. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16).

Hari Jumat sebelum jam 6 petang Yesus dikuburkan dan masuk ke dunia orang mati. Perlu kita pahami bahwa pergantian hari menurut penanggalan Yahudi dimulai dari jam 6 petang, jadi sebelum jam 6 petang orang-orang Yahudi mulai mempersiapkan perayaan hari Sabat. Itulah sebabnya ketika Yesus dikuburkan, para wanita dan murid-murid tidak sempat merempah-rempahi tubuh Yesus. Tepatlah seperti yang dikatakan kitab suci bahwa setelah 3 hari Yesus bangkit dari antara orang mati dan maut telah dikalahkan.

Kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa yang kita percayai adalah benar. Banyak tanda-tanda dan mujizat yang Yesus kerjakan selama 40 hari setelah kebangkitanNya.

Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yohanes 20:30-31)

Setelah kebangkitanNya, Yesus kembali ke Galilea. Mengapa Galilea? Kita dapat belajar dari kisah dalam Yohanes 21 dimana Yesus Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-muridNya. Murid-murid Yesus banyak berasal dari daerah Galilea. Pada zaman itu orang-orang dari Galilea dianggap rendah. Kita bersyukur memiliki Tuhan yang menyatakan diriNya. Diluar sana banyak orang-orang yang mengaku menyembah tuhan, tetapi mereka tidak mengenal siapa yang mereka sembah. 

Yesus kembali ke Galilea juga untuk mengingatkan murid-muridNya dan juga kepada Petrus akan janji-janjiNya. Rasul Petrus dalam keadaan terpuruk karena ia telah menyangkal Yesus. Petrus merasa bahwa dirinya telah gagal. Namun Yesus dengan penuh kasih menjumpainya secara pribadi untuk mengingatkan bagaimana awal perjumpaan dengan Yesus dan memulihkan keadaannya. Mungkin saat ini keadaan kita sedang terpuruk dan mengalami titik terendah dalam hidup kita, tetapi Yesus datang untuk mengingatkan kembali kebaikan Tuhan dan memulihkan kembali hidup kita. Tuhan mau hidup kita mengalami kesuksesan yang sejati yaitu menjadi pribadi sebagaimana yang Tuhan mau dalam hidup kita dan mengerjakan pekerjaan yang Tuhan ingin kita kerjakan sehingga ketika Yesus datang kembali Ia berkenan atas apa yang sudah kita kerjakan.

Murid-murid kembali menangkap ikan, namun semalam-malaman mereka tidak mendapat satu ekor ikan pun, tetapi ketika Yesus berkata “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Pengalaman inilah yang mengingatkan Petrus akan awal perjumpaan dengan Yesus. Untuk memulihkan keadaan Petrus, Yesus menyebut Petrus dengan nama Simon anak Yunus, Simon yang artinya dengar-dengaran dan Yunus artinya merpati. Yesus ingin mengingatkan Petrus (yang artinya batu karang) untuk tidak sombong. Demikian dengan hidup kita, apakah kita sudah hidup sesuai dengan apa yang Tuhan dan orang lain kenal tentang kita sehingga hidup kita memancarkan kemuliaan Kristus.

Yesus memulihkan Petrus yang telah menyangkalnya tiga kali. Tiga kali pula Yesus bertanya apakah ia benar-benar mengasihiNya. Yesus tidak memecat dan mengeliminasi Petrus, tetapi Yesus benar-benar memulihkan Petrus bahkan ia menjadi pribadi yang diperbaharui. Petrus benar-benar menjadi pribadi yang sangat mengasihi Yesus, sehingga ketika ia mati sebagai martir ia merasa tidak layak disalib seperti Yesus. Sejarah mencatat Petrus mati sebagai martir dengan disalib terbalik. Apapun keadaan kita saat ini, Tuhan juga ingin memulihkan keadaan kita. Melalui kematianNya di kayu salib kita ditebus dari kuasa dosa dan dan dilayakkan hidup benar dihadapanNya.

Tuhan benar-benar memulihkan kehidupan Petrus bahkan ia memberikan tugas baru kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombaNya. Tugas yang sama diberikan kepada kita untuk benar-benar menggembalakan setiap orang yang dipercayakan dalam hidup kita. Dari kisah ini kita dapat belajar bagaimana Tuhan Yesus memanggil murid-muridNya, terutama kepada Petrus dan juga ajakan kepada kita semua yaitu:

 

COME & DINE! (DATANG DAN MAKANLAH) – Yohanes 21:12

Ketika murid-murid menangkap sejumlah ikan yang sangat banyak, Yesus sudah menunggu di tepi danau dengan menyediakan api arang dan di atasnya ikan dan roti. Ia berkata kepada mereka: kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Banyak orang bersukacita dengan berkat-berkat, tetapi Tuhan juga bertanya apakah kita benar-benar mengasihNya?

COME & SERVE! (DATANG DAN LAYANILAH) – Yohanes 21:15-17

Jika kita mengasihiNya, kita akan mengemban perintah untuk menggembalakan domba-dombaNya dan melakukan setiap perintahNya. Sebagaimana Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Dan Yesus memberikan perintah untuk menggembalakan domba-dombaNya.

COME & DIE! – (DATANG DAN MATI) – Yohanes 21:19-23

Pada bagian ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan resiko ketika kita mengikut Tuhan dan bagaimana pada akhirnya Petrus akan mati. Kita tidak saja dipanggil untuk hidup berkelimpahan, tetapi kita juga dipanggil untuk seperti Yesus, mati atas dosa-dosa kita dan memiliki pengalaman hidup berjalan bersama Tuhan.

Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya saja untuk memulihkan kehidupan Petrus tetapi Ia juga memberikan tugas baru kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombaNya. Tugas yang sama diberikan kepada kita untuk benar-benar mnggembalakan setiap orang yang dipercayakan dalam hidup kita sampai kita didapatiNya setia dan mahkhota kehidupan menanti di depan kita. Amin. (RCH).