FROM SURVIVAL TO REVIVAL | Pdt. Timotius ArifinTedjasukmana

Untuk bisa melangkah maju dari sekedar bertahan hidup dan lolos dari ujian yang berat, lalu bangkit menuju kepada kebangunan rohani, mari kita belajar dari raja Daud (Mazmur 101) yang rahasia kekuatannya adalah pada nazarnya..

Right Response (Respon yang Benar)

Mazmur Daud. Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya TUHAN. (Mazmur 101:1)

Kunci pertama untuk bisa melewati ujian yang berat adalah dengan berespon benar. Burung rajawali bisa memperoleh tambahan ‘usia kedua’ selama 30 tahun, dengan mengalami ujian berat di tahun ke-40, dan ia harus berespon benar. Jika berespon salah, maka ia akan mati. Namun jika responnya benar, ia akan mencapai umur 70 tahun. Ketika mengalami ujian berat dalam kehidupan, kita jangan mempertanyakan “Mengapa ini terjadi?” karena ini menunjukkan kita tidak beriman dan tidak mengenal siapa Tuhan. Sebaliknya, seperti Daud, maka kita harus menyanyikan kebaikan Tuhan, mengingat kebaikan-kebaikan-Nya yang pernah Ia lakukan bagi kita, dan bermazmur bagi Tuhan.

Right Goal (Sasaran yang Benar)

Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku?  (Mazmur 101:2a)

Kunci ke dua adalah dengan menetapkan sasaran yang benar dalam hidup kita. Sasaran yang benar adalah hidup yang selalu ada dalam hadirat Tuhan. Sebagaimana raja Daud bertanya, kapan Tuhan datang kepadanya? Ia rindu untuk selalu dipenuhi Roh Kudus dan senantiasa tinggal di dalam hadirat-Nya.

Right Priority (Prioritas yang Benar)

Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. (Mazmur 101:2b)

Prioritas yang benar didapatkan dengan memiliki hati yang benar. Dan saat prioritas kita benar, maka kita berjalan dalam tujuan yang benar. Dan hanya orang yang memiliki prioritas yang benar, akan dimampukan untuk melewati badai kehidupan dan memiliki pengalaman kebangunan rohani bersama Tuhan. 

Guard Your Thought Life (Jaga Pikiranmu)

Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu. Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka. (Mazmur 101:3-5)

Iblis seringkali menyerang kita dengan memunculkan hal-hal negatif dalam pikiran kita. Pikiran kita adalah medan pertempuran yang sesungguhnya, karena itu kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran kita. Jika iblis menaruh pikiran-pikiran buruk yang menimbulkan ketakutan, kecemasan, tawar hati, maka kita bisa tolak dalam nama Tuhan Yesus, maka pikiran-pikiran jahat tersebut akan hilang. Jangan kalah oleh Iblis. Beri nama pada masalah kita. Ruang isolasi menjadi ruang kudus-Nya Tuhan.

Guard Your Community (Jaga Komunitasmu)

Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku. Setiap pagi akan kubinasakan semua orang fasik di negeri; akan kulenyapkan dari kota TUHAN, semua orang yang melakukan kejahatan. (Mazmur 101:6-8)

Kita harus menjaga pergaulan dan komunitas kita. Sebagaimana Daud menolak bergaul dengan orang yang suka memfitnah dan bergosip, dan hanya bergaul dengan orang-orang yang setia dan takut akan Tuhan, maka kitapun harus berhati-hati dengan siapa kita membangun hubungan. Buah dari iman (faith) adalah kesetiaan (faithfulness), karena itu kita harus pastikan bahwa kita tidak sekedar bergaul dengan orang-orang yang baik atau pandai, tapi dengan orang-orang yang setia.

Ketika kita mau bersikap benar sebagaimana raja Daud, tidak mengikuti pikiran sendiri dan hanya menantikan pertolongan Tuhan, maka Ia akan memberikan kekuatan baru kepada kita, sehingga kita tidak sekedar lolos dalam ujian, tapi terbang lebih tinggi kepada kebangunan rohani. Amin (VW).