FRUITFUL LIVING

FRUITFUL LIVING 

Bacaan Setahun: 
Yes. 20-22,  Luk. 5 

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberian-Nya kepadamu.” (Yohanes 15 : 16)

Kehidupan seperti apakah yang dikehendaki Allah bagi kita? Kehidupan yang berbuah. Kata berbuah di sini merupakan kata kerja aktif, ada bagian Allah, ada bagian kita juga untuk mengusahakannya. Allah sudah memilih dan menetapkan kita. Artinya, Anda dan saya memiliki tanggung jawab untuk mengusahakan agar hidup kita menghasilkan buah.

Bagaimana supaya hidup kita berbuah? Terlebih dulu bacalah ayat-ayat sebelumnya di dalam Yohanes 15.

Yang pertama dikatakan bahwa, “Setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah” {Yoh 15:2b). Hidup kita tidak luput dari melakukan hal-hal yang salah di mata Tuhan, oleh sebab itu setiap hari hidup kita harus dibersihkan dan dikuduskan oleh Roh dan Firman Tuhan. Roh Kudus akan menolong kita, menuntun kita, bahkan menginsyafkan kita bila kita ‘terpeleset’, dan membawa kita kembali kepada rencana Tuhan. Firman Tuhan adalah panduan hidup kita untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan, sehingga kita tetap ada di dalam jalurNya. Apa saja yang mengganggu atau menghambat pertumbuhan rohani kita sehingga tidak bisa berbuah, pasti dibersihkan oleh Roh dan Firman Tuhan.

Kedua, “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak” (Yoh 15 : 5b). Ketergantungan dengan Tuhan adalah tanda bahwa kita tidak dapat berbuat apaapa tanpa Tuhan. Sebab tidak ada seorang pun yang dapat berbuat benar jika bukan Tuhan yang mengerjakan di dalam dirinya. Semakin hidup kita bergantung pada Tuhan, semakin hidup kita berdampak membawa perubahan bagi diri kita dan juga bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

Ketiga, “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih—Ku” (Yoh 15 :10a). Kehidupan yang berbuah senantiasa menuruti apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidupnya, bukan apa yang aku atau saya kehendaki. Kehendak Tuhan adalah hidup kita memancarkan bahkan membagikan kasih Tuhan. Jika kita mengaku mengasihi Tuhan, maka buahnya adalah kita mengasihi sesama, termasuk mengasihi orang yang bersalah kepada kita.

Demikian tiga hal yang bisa kita terapkan di dalam kehidupan untuk bisa menghasilkan buah. Jika kita lakukan secara konsisten, maka buah itu akan tetap dan bisa dirasakan manfaatnya bukan hanya untuk diri kita, tetapi orang lain juga. (LA)

Questions:
1. Kehidupan seperti apakah yang dikehendaki Allah bagi kita?
2. Bagaimana supaya hidup kita berbuah?

Values:
Kehidupan Warga Kerajaan yang mengalami metamorfosa senantiasa memanifestasikan buah roh yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Kingdom’s Quotes:
Hidup yang berbuah tidak dapat dipisahkan dari sumber atau pokok, oleh sebab itu melekatlah pada sumber atau pokoknya.