GAYA HIDUP SEDERHANA

GAYA HIDUP SEDERHANA 

Bacaan Setahun:
Matius. 8:1-13, Keluaran. 39:1-40:38, Amsal 18

“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Filipi 4:11)

Ayat yang ditulis Rasul Paulus ini mengajarkan kepada kita untuk ´mencukupkan diri di dalam segala keadaan´, ini artinya bukan hanya keadaan kekurangan kita hidup sederhana atau mencukupkan diri tetapi di dalam keadaan kelimpahan sekalipun kita harus tetap hidup sederhana atau mencukupkan diri.

Mengembangkan gaya hidup bersahaja atau sederhana memang tidak mudah terutama bagi seseorang yang saat lahir orang tuanya telah kaya raya. Namun kalau kita menyimak anjuran Rasul Paulus untuk jemaat di Filipi, ia berkata: “sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” Ini artinya gaya hidup mencukupkan diri adalah gaya hidup yang Rasul Paulus praktekkan dan bukan hanya sekedar anjuran.

Menurut pengamatan saya, sangat jarang gereja di kota besar yang menganjurkan gaya hidup sederhana atau gaya hidup mencukupkan diri, mengapa? Karena gaya hidup sederhana bukanlah harapan kita semua. Bahkan di dalam keadaan resesi sekalipun tidak banyak gereja mengkotbahkan gaya hidup sederhana. Ada pepatah konyol yang sangat kita sukai berbunyi “lahir bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk sorga.” Inilah harapan dan impian hampir kita semua. Padahal kalau kita pelajari Alkitab, Tuhan Yesuspun berkata: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Matius 8:20), yang artinya di dalam hidup-Nya, Yesus pun rela hidup sederhana sehingga tidak punya ‘rumah atau tempat tinggal tetap’.

Kotbah yang menganjurkan gaya hidup sederhana pasti tidak populer dan sangat tidak disukai. Karena hampir semua hamba Tuhan juga tak menyukai gaya hidup sederhana atau gaya hidup mencukupkan diri dalam segala keadaan. Bahkan, ada cerita nyata dari seorang teman hamba Tuhan yang bersepeda motor saat bertugas menyampaikan Firman Tuhan, ia ditegur oleh pemimpin ‘gereja besar’ yang mengundangnya berkotbah di tempatnya dan memintanya lain kali untuk naik mobil jika diundang berkotbah di gerejanya. Apa ini artinya?

Saya menduga kesederhanaan telah disamakan dengan kurang diberkati, atau kesederhanaan identik dengan kurang rohani atau kurang imannya seseorang. Benarkah demikian? Marilah kita belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, karena hanya orang yang telah belajar mencukupkan diri, yang rela menolong dan berbagi dengan orang lain. Dan kerelaan berbagi dan menolong membuktikan Anda adalah seorang beriman. (DD)

Questions:
1. Benarkah hidup sederhana identik dengan hidup kurang diberkati?
2. Apakah akibat dari orang yang terbiasa hidup mencukupkan diri?
Values:
Warga Kerajaan selalu berkecukupan karena terbiasa hidup sederhana.

Kingdom’s Quotes:
Hanya orang yang terbiasa berkata cukup yang bisa membantu orang lain.