GEMBALA SEJATI vs GEMBALA PALSU

GEMBALA SEJATI vs GEMBALA PALSU 

Bacaan Setahun: 
Kel. 32-33 
Mat. 14 

“Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: “Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?” (Yehezkiel 34:1-2)

Menurut Wikipedia, Gembala adalah orang yang merawat, memberi makan, atau menjaga kawanan domba. Gembala adalah seorang pemandu yang penuh perhatian dan kasih kepada domba-dombanya. Di dalam Alkitab, Allah mengatakan bahwa kita adalah domba-domba untuk padang rumput-Nya. Nubuat Yehezkiel ini difokuskan pada para raja Israel yang digambarkan sebagai gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab. Alih-alih mencintai domba-domba (rakyat Israel), mereka tidak acuh terhadap tugas penggembalaan, dan hanya bisa menikmati tanpa pernah memberi (ay.3).

Egoisme seperti ini menimbulkan kemarahan Allah. Raja-raja Israel tidak sadar bahwa mereka hanyalah gembala-gembala, dan bukan pemilik. Alahlah yang mempunyai domba-domba itu. Perikop ini berisikan pernyataan Tuhan yang mengecam para gembala Israel yang jahat. Sebutan gembala dalam konteks ini ditujukan bagi para pemimpin politik bangsa Israel. Tuhan mengecam mereka karena melalaikan tugas menggembalakan umat-Nya (ay.4). Ibarat gembala yang justru memeras susu, mencukur bulu-bulu, dan menyembelih domba-domba mereka untuk dinikmati sendiri, demikianlah para pemimpin Israel terhadap umat mereka (ay.2- 3). Akibatnya umat Tuhan menjadi mangsa bangsa asing bahkan menjadi orang buangan (ay.5-6). Karena itu Tuhan bangkit melawan mereka demi membela umat-Nya yang tercerai berai dan tertindas oleh ulah pemimpin yang tak bertanggung jawab (ay.10). Dialah Gembala yang baik, yang akan mencari yang hilang, membawa pulang yang tersesat, mengobati yang luka, dan memberi makan yang kelaparan karena Dialah pemilik umat-Nya (ay.11-16).
Apa yang membedakan pemimpin yang baik dari pemimpin yang jahat? Kedua-duanya memiliki otoritas dan kuasa untuk memimpin. Pemimpin yang baik menggunakan otoritas dan kuasa yang mereka miliki untuk kebaikan dan kesejahteraan bawahannya. Sebaliknya pemimpin yang jahat justru memanfaatkan kedudukan dan kuasanya untuk memanipulasi bawahannya demi kepentingan diri sendiri. Ironis memang dan memilukan bila kita melihat pemimpin yang menyalahgunakan kuasa demi kepentingan diri sendiri. Ibarat ‘pagar makan tanaman’. Sayangnya, pemimpin yang seperti itu banyak terdapat di sekeliling kita. Baik pemimpin di bidang pemerintahan, bahkan dalam bidang sosial dan keagamaan.

Kita bersyukur Tuhan Yesus, yang menjadi Pemimpin kita, adalah Gembala yang baik. Dia sudah mati demi keselamatan domba-dombaNya.Dia terus menggembalakan umat-Nya lewat kehadiran Roh Kudus dalam hati setiap orang percaya. Namun Dia mau memakai gereja dan para pemimpin rohani untuk menggembalakan umat-Nya. Dia juga mau memakai Anda dan saya untuk menjadi gembala-gembala bagi umat-Nya. Bersediakah Anda? (AU)

Questions:
1. Menurut Anda, bagaimana gembala yang sejati dan gembala yang palsu? 2. Bersediakan Anda menjadi penggembala domba-dombaNya? Diskusikan.

Values:
Tuhan mau memakai gereja dan para pemimpin rohani untuk menggembalakan umat-Nya di bumi ini.

Kingdom Quote:
Pemimpin sejati itu memberdayakan bukan memperdaya umat.