GENDER

Bacaan Setahun: 
Yer. 51 
Mzm. 137 

GENDER 

”Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:27).

Gerakan emansipasi wanita terjadi karena budaya dunia purba menomorduakan wanita. Bahkan ada yang menganggap wanita hanya “obyek”. Poligami yang diizinkan secara agama menunjukkan betapa wanita hanya obyek kesenangan. Pepatah Jawa bagi seorang istri adalah “swargo nunut, neroko katut.” Ini menggambarkan bahwa nasib wanita sampai akhirat pun tergantung suaminya. Di dalam budaya Hindu kuno, jika seorang suami wafat lebih dulu untuk menunjukkan kesetiaan, istrinya ikut dibakar hidup-hidup bersama mayat suami. Dalam budaya kuno Timur tengah seorang budak wanita dilegalkan untuk menjadi obyek seks. Akibatnya, banyak TKW kita mengalami pelecehan seksual di negara-negara Timur Tengah sampai saat ini. Budaya superioritas pria atas wanita ini telah membuat banyak wanita merasakan “neraka dunia.” Di dalam pernikahan Kristen, secara peran, istri memang di bawah sang suami yang mengasihinya. Sehingga dikatakan, pria sebagai kepala dan wanita sebagai penolong. Namun secara spritual, secara rohani wanita setara dengan pria.

“Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Galatia 3:27-28).

Walau peran wanita masih di bawah pria saat di rumah tangga (dan mungkin juga di gereja), namun kekristenan telah mengubah warna dunia dari dominasi pria kepada pemberdayaan wanita yang setara dengan pria. Beberapa kekuasaan tertinggi di beberapa negara telah dipegang oleh wanita. Bahkan di Indonesia Ibu Megawati pernah menjabat menjadi Presiden.

Sudah seharusnya di dalam budaya dunia yang modern saat ini kita meninggalkan stereotip bahwa wanita adalah warga kelas dua. Mempunyai anak wanita bukanlah aib. Negara dan juga gereja seharusnya memberi peran yang sama kepada pria dan wanita. Pria juga harus berani mengakui bahwa secara talenta bisa jadi ada wanita yang lebih hebat. Kesadaran bahwa dunia hanyalah milik pria haruslah dibuang jauh-jauh. Bagi pria, wanita adalah partner yang sepadan dan bukan hanya sekedar “pelengkap penderita.”(DD)

Questions:
1. Bagaimana pendapat Anda dengan gerakan emansipasi wanita?
2. Apakah Anda menghormati kesejajaran wanita dengan pria?

Values:
Dalam Kerajaan Surga, wmanusia jasmani tak berarti, termasuk gender, namun hanya manusia rohani yang berarti, sebab manusia rohani tak mengenal gender.

Kingdom Quote:
Keberadaban manusia dinilai ketika manusia punya kesadaran bahwa tak ada lagi diskriminasi karena gender.