GENERASI REBAHAN

GENERASI REBAHAN 

Bacaan Setahun: 
Yer. 36-37, Ibr. 11 

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (2 Timotius 4:2-3)

Sebagai orang Kristen kita dihimbau untuk hidup yang berdampak dan bermanfaat bagi orang lain namun pada kenyataannya banyak orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk kesenangan dirinya. Artinya tujuan hidupnya hanya semata-mata untuk kenyamanan. Dan kalau kita pelajari saat ini, kecenderungan manusia yang memuja kenyamanan semakin marak. Banyak pasangan muda hidup bersama namun tak ingin terikat dengan pernikahan, bahkan kalau toh harus menikah, mereka tak ingin mempunyai anak. Hidup bebas dan nyaman tanpa tekanan dan tanpa tanggung jawab adalah gaya hidup hari ini. Kata populer yang disematkan bagi generasi saat ini yang suka gaya hidup kenyamanan adalah ‘generasi rebahan’.

Generasi ini mempunyai ciri-ciri mirip seperti yang dikisahkan Rasul Paulus pada muridnya Timotius yaitu akan datang waktunya sebuah keadaan di mana orang tidak lagi bisa menerima ajaran sehat. Ajaran yang menganjurkan hidup yang bersedia melewati proses dan hidup yang tanggung jawab, bahkan hidup yang menjadi berkat bagi orang lain. Keadaan dunia hari ini dengan segala modernisasinya telah mendorong manusia pada sikap yang sangat egois. Hal ini berakibat apa yang mereka mau dengar hanyalah pengajaran yang hanya memuaskan telinganya saja, yang hanya menguntungkan saja.

Lalu bagaimana sikap kita, haruskah kita membiarkan? Atau kita juga setuju dengan sikap generasi ‘rebahan’, karena memang sudah jamannya? Bagaimana sikap kita sebagai gereja Tuhan? Apakah ini bukan tanggung jawab gereja untuk menyadarkan? Jangan-jangan gereja juga ikut arus, yaitu menganggap jemaat adalah ‘customer’ yang harus dipuaskan, bukan jemaat yang diajar untuk dimuridkan dan didisiplin?

Gereja hari ini juga mengalami ujian yang berat, karena jika mendisplin jemaat dengan mengajarkan pengajaran yang sehat yaitu mengarahkan dan menegur jemaat untuk berkarakter kuat, kuatir akan ditinggalkan jemaat. Sehinga hari ini gereja cenderung hanya memberitakan motivasi dan anjuran yang hanya ‘memuaskan telinga’. Tentu sikap seperti ini adalah sikap yang salah. Jika sikap gereja hanya ‘meninabobokan’ jemaat seperti bayi, yang kemudian hanya diberikan susu dan bukan makanan keras, maka yang terjadi memang jemaat secara jumlah akan makin banyak, dan gereja semakin populer, tapi jangan-jangan sebenarnya gereja sendirilah yang sedang ‘melemahkan mental’ jemaat dan pada akhirnya menggiring jemaat kepada kematian rohani.

Renungan bagi kita semua: Waspadalah! Sukai hal-hal yang tidak mengenakkan daging kita, sukailah hal-hal yang memproses hidup kita. Jangan menjadi generasi rebahan, hidup nyaman tanpa perjuangan. (DD)

Questions:
1. Mengapa generasi hari ini disebut generasi rebahan?
2. Benarkah manusia cenderung hanya mencari kenyamanan?

Values:
Warga Kerajaan sejati sadar hidupnya bukan miliknya sendiri tetapi milik Sang Raja yang menjadi tuan di dalam hidupnya.

Kingdom’s Quotes:
Jika kita lemah terhadap diri kita, maka dunia akan keras terhadap kita. Jika kita keras terhadap diri kita maka dunia akan ramah terhadap kita.